Ringkasan topik

  • Umum

    • Agreements Glosarium
      Terbatas Tidak tersedia kecuali: Aktivitas (Aktivitas tidak ada) ditandai selesai
  • 2. Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus aureus

    Assalamualaikum Wr. Wb.. Semangat pagi selalu. kita memasuki topik praktikum bakteriologi 2 yang pertama. kita akan meng-isolasi dan meng-identifikasi Staphylococcus aureus. Berikut merupakan penjelasan singkat terkait bakteri S. aureus.

    Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbetuk kokus, diameter sel berukuran sekitar 1 um, bersifat Gram positif, jika dilihat secara mikroskopis berbentuk seperti kelompok anggur.  Stafilokoki tidak aktif bergerak (non motil), tidak membentuk spora, dan bersifat katalase positif. Bakteri ini tahan padas hingga suhu 500 , kadar garam yang tinggi dan tahan kekeringan. Koloni bakteri ini berukuran besar dengan diameter 6-8 mm dan berwana jernih-putih. Banyak strain koloni dari bakteri ini membentuk pigmen yang berwarna kuning gading atau jingga. Staphylococcus aureus tersebar luas di alam dan ada yang hidup sebagai flora normal pada manusia yang terdapat di aksila, daerah inguinal dan perineal, serta lubang hidung (nares) bagian anterior. Sekitar 25-30% manusia membawa Staphylococcus aureus di dalam rongga hidung dan kulitnya.


  • 3. Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli

    Escherichia coli merupakan flora normal yang terdapat dalam usus. Bakteri ini disebut juga bakteri opportunistik karena sering dijumpai dan dapat hidup pada jaringan tubuh makhluk hidup, bahkan dapat dijumpai dalam tanah, sampah, serta air.


    Escherichia coli merupakan salah satu flora normal usus yang mampu menghasilkan vitamin K dalam usus dan merupakan bakteri dalam famili Enterobacteriaceae yang paling sering dijumpai. Bakteri ini mempunyai kemampuan menyebabkan infeksi pada jaringan tubuh lain. 


    Escherichia coli  tumbuh pada media sederhana dengan pH 7.2. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 100 - 400 C dengan suhu optimal 37,5C.  Bakteri ini meragi glukosa menjadi asam dan gas, memfermentasi laktosa dan manitol, indol positif, membentuk koloni yang khas pada EMB, beberapa jenis dapat menghemolisa dan tumbuh pada suasana aerob dan anaerob.

        


  • 4. Uji Potensi Antibiotik metode Difusi Cakram/disk

    Aktivitas antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja (spectrum kerja luas, spectrum kerja sempit), cara kerja (bakterisid atau bakteriostatik) dan ditentukan pula oleh konsentrasi minimum untuk inhibisi (KMI) atau Miminum Inhibitory Consentration (MIC) serta potensi pada KMI.


    Suatu antibakteri dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi bila KMI terjadi pada kadar antibiotik yang rendah tetapi mempunyai daya bunuh atau daya hambat yang besar.  


    Pada percobaan in vitro dengan metode lempeng agar, hal ini dapat dilihat pada besar diameter hambatan pertumbuhan mikroba di sekeliling antibiotik. Bila antibiotik pada kadar yang rendah dapat memberikan diameter hambatan yang luas dan bening di sekeliling antibiotik, berarti antibiotik tersebut berpotensi tinggi terhadap mikroba uji yang digunakan


  • 5. Uji Resistensi Antibiotik metode Difusi Sumuran

    Suatu antibakteri dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi bila KMI terjadi pada kadar antibiotik yang rendah tetapi mempunyai daya bunuh atau daya hambat yang besar.  


    Pada percobaan in vitro dengan metode lempeng agar, hal ini dapat dilihat pada besar diameter hambatan pertumbuhan mikroba di sekeliling antibiotik. Bila antibiotik pada kadar yang rendah dapat memberikan diameter hambatan yang luas dan bening di sekeliling antibiotik, berarti antibiotik tersebut berpotensi tinggi terhadap mikroba uji yang digunakan


  • 6. Uji Resistensi Antibiotik metode Dilusi

    Aktivitas daya hambatantibiotik terhadap kuman dianalisis menggunakan cara dilusi tabung untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimun (KBM).


    Pembuatan suspensi bakteri diawali dengan pembuatan larutan Mc.Farland. 0,5. Sebanyak 99,5 mL larutan H2SO4 1% ditambah 0,5 mL larutan BaCl2 1.175% dalam erlenmeyer dan dikocok sampai terbentuk kekeruhan pada larutan, yang selanjutnya dipakai sebagai standar kekeruhan suspesi bakteri uji.


    Metode dilusi cair merupakan metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas anti bakteri.


  • 7. Review

    Review dilakukan secara daring melalui zoom meeting


      • 9. Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp.

        Salmonella merupakan bakteri penyebab berbagai macam infeksi, mulai dari gastroenteritis yang ringan, hingga demem tifoid yang berat disertai bakterimia. Oleh Ewing, Salmonella diklasifikasikan kedalam 3 spesies, yaitu Ssalmonella choleraesuis, Salmonella typhi, dan Salmonella enteritidis. Bakteri dengan tipe antigenik yang lain dimasukkan kedalam serotipe Salmonella paratyphi enteritidis, bukan sebagai spesies lainnya. Misalnya: Salmonella paratyphi A, sekarang diklasifikasikan sebagai Salmonella enteritidis bioserotipe paratyphi A. 


        Kuman Salmonella tumbuh pada suasana aerob dan anaerob fakultatif, pada suhu 15 – 410 C (suhu pertumbuhan optimum 37,5C), dan pH pertumbuhan 6 - 8 . Umumnya isolat bakteri Salmonella dikenal berdasarkan sifatnya, yaitu motil, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif, serta memberikan hasil negatif pada indol, DNA-se, fenilalanin deaminase, urease, VP; reaksi fermentasi terhadap sukrosa, laktosa, adonitol serta tidak tumbuh pada larutan KCN. Ketoga spesies salmonella dapat dibedakan berdasarkan hasil reaksi biokimia.


      • 10. Isolasi dan Identifikasi Shigella sp.

        Secara morfologis, Shigella tidak dapat dibedakan dari Salmonella, tetapi keduanya dapat dibedakan berdasarkan reaksi fermentasi dan uji serologis. Tidak seperti SalmonellaShigella memfermentasi berbagai jenis karbohidrat, kecuali laktosa. Shigella  memfermentasi glukosa melalui fermentasi asam campuran tetapi tidak menghasilkan gas. Shigella tidak menghasilkan H2S, fenilalanin deaminase, urease dan tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal. Shigella menghasilkan toksin shiga yang digunakan untuk menginfeksi sel inang. 
      • 11. Isolasi dan Identifikasi Proteus sp.

        Spesies Proteus memiliki membran luar ekstrasitoplasmatik. Membran  luar  berisi lipid dengan 2 lapisan, lipoprotein, polisakarida dan lipopolisakarida. tidak berspora dan tidak berkapsul. Pertumbuhan bakteri ini tidak terbatas pada kisaran suhu tertentu, tetapi paling baik terjadi pada kisaran 20 – 30C  dan  paling rendah pada suhu 370C.


        Proteus memiliki fitur yang menarik. Sel-selnya sangat motil dan bergerak dalam kelompok besar diseluruh permukaan lempeng agar, sehingga membentuk lapisan bakteri yang sangat tipis. Ketika sel - sel berhenti bergerak dan menjalani siklus pertumbuhan dan pembelahan. Proteus menghasilkan urease dan menguraikan urea menjadi amonia.


        Sebenarnya Proteus merupakan flora normal dalam saluran cerna manusia. Bakteri ini juga dapat ditemukan bebas di air atau tanah. Jika memasuki saluran kemih, luka terbuka, paru-paru, bakteri ini akan menjadi patogen. Perempuan muda lebih beresiko terinfeksi daripada laki-laki muda. Akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena infeksi daripada wanita dewasa karena terkait dengan penyakit prostat. Proteus sering dijumpai pada daging busuk dan sampeh serta feses manusia dan juga hewan. Juga dapat ditemukan di tanah kebun dan tanaman.


      • 12. Isolasi dan Identifikasi Klebsiella pneumoniae

        Klebsiella pneuminae adalah bakteri batang Gram negatif, non motil, dan tergolong bakteri fakultatif anaerob. bakteri ini dapat memfermentasi laktosa, mereduksi nitrat dan menunjukkan hasil negatif pada tes indol. Klebsiella pneumoniae banyak ditemukan di mulut, kulit dan saluran usus, tetapi habitat alaminya adalah di tanah. 


        Sesuai dengan namanya, Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan penyakit pneumoniae. Penumonia merupakan suatu proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Jenis pneumonia yang disebabkan oleh Klebsiella pneumoniae adalah pneumina komuniti (community acquired pneuminiae). Strain baru Klebseilla pneuminiae dapat menyebabkan pneumonia nosokomial (hospitality acquired pneumoniae) yang menunjukkan bahwa penyakit pneumonia tersebut didapatkan saat pasien berada di RS atau tempat pelayanan kesehatan. Bakteri ini umumnya menyerang individu dengan gangguan imunitas, seperti pecandu alkohol, penyandang diabetes, penderita penyakit paru kronik.


      • 13. Isolasi dan Identifikasi Pseudomonas aeruginosa

        Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam famili Pseudomonadaceae. Pseudomonas aeruginosa  merupakan patogen opportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat menyebabkan ISK, infeksi saluran nafas, dermatitis, infeksi jaringan lunak, bekatrimia, infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran cerna dan bermacam-macam infeksi sistemik, terutama pada penderita luka bakar berat, kanker, dan penderita AIDS yang mengalami penurunan sistem imun. 


        P. aeruginosa merupakan bakteri aerob obligat, tumbuuh baik pada suhu 37 – 420 C. Pertumbuhan pada suhu 42C membantu membedakannya dari spesies Pseudomonas lainnya dalam kelopok flourescens. Bakteri ini tergolong oksidatif positif, non-fermenter, tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa. P. aeruginosa menghasilkan 1 atau lebih pigmen yang dihasilkan dari  asam amino aromatik, seperti tirosin dan fenilalanin. Beberapa pigmen tersebut antara lain:

        1. Piosianin : pigmen berwarna biru, dihasilkan oleh strain piosianogenik

        2. Pioverdin : pigmen berwarna kuning

        3. Piorubin : pigmen berwarna merah

        4. Piomelanin : pigmen berwarna coklat

        Piosianin, piorubin dan piomelanin tidak berflourescensi sert larut dalam air. Strain yang tidak menghasilkan piosianin disebut apiosianogenik. Kebanyakan strain membentuk koloni halus bulat dengan warna flourescensi kehijauan, yang merupakan kombinasi pigmen pioverdin dan piosianin.


      • 14. Isolasi dan Identifikasi Enterobacter aerogenes

        Enterobacter aerogenes merupakan bakteri berbentuk batang, Gram negatif, dapat tumbuh pada media MC, menghasilkan fibrin pada uji KOH 3%, motil, dapat memfermentasi glukosa, laktosa, maltosa dan manosa.

        Enterobacter aerogenes merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi oportunistik pada kulit 5%, saluran pencernaan 10%, saluran kemih 4%, saluran pernafasan 6% dan infeksi post operasi 10% yang mengakibatkan peritonitis. Enterobacter aerogenes MFN  pada saluran pencernaan manusia dan heman ruminensia.


      • 15. Review

        Review dilakukan secara daring melalui zoom meeting
        • 16. Ujian Perbaikan Prak. BTR 2

        • 17. Lain-lain