Materi 14

2

menyusun program perencanan berikutnya. Soetopo dan Soemanto (1984: 84-85) mengemukakan evaluasi berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan supervisi dirumuskan sesuai dengan corak dan tujuan sekolah.

Prosedur pelaksanaan supervisi menempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan pendahuluan, observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan (Burhanuddin dkk, 2007:36).

  1. 1.    Tindak Lanjut

Adapun bentuk tindak lanjut supervisi akademik dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

  1. Pembinaan

Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.

1)   Pembinaan Langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang
perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi. Menurut Sahertian (2000) pembinaan dengan pendekatan langsung berarti supervisor memberikan arahan langsung. Dengan demikian pengaruh supervisor lebih dominan.

Kegiatan pembinaan langsung yang dilakukan
 setelah kepala sekolah selesai melakukan observasi pembelajaran adalah pertemuan pasca observasi. Pada pertemuan ini kepala sekolah memberi balikan
untuk membantu mengembangkan perilaku guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, tidak menonjolkan otoritas, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan dan kinerjanya.

Pada kegiatan ini kepala sekolah dapat melakukan lima langkah pembinaan kemampuan guru yaitu:

a)    Menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis,

b)   Analisis kebutuhan,

c)    Mengembangkan strategi dan media,

d)   Menilai, dan

e)    Revisi

2)   Pembinaan Tidak Langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang
perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis
 supervisi. Sahertian