Materi 14

7

demikian, kemudian kelemahan lainnya adalah sulit untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

1)   Observasi Kelas (Class-room Observation)

Observasi kelas biasanya dilakukan melalui dua cara yaitu dengan cara observasi langsung (directed observation) yakni supervisor mengobservasi langsung guru yang mengajar di kelas. Ini berarti supervisor harus berada sama-sama dengan guru dalam kelas: Observasi dapat pula dilakukan dengan cara tak langsung (indirect observation) yakni supervisor dibatasi oleh ruang kaca dimana guru dan  murid-muridnya tidak mengetahuinya, atau dengan alat seperti kamera yang dapat dipantau dari dari jarak jauh. Tujuan observasi ini adalah untuk mendapatkan data semaksimal mungkin sehingga dengan data tersebut dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam proses belajar mengajarnya sehingga dapat dicarikan solusi yang paling tepat. Bagi guru-guru, hasil analisis ini akan dapat membantu untuk merubah cara-cara mengajarnya ke arah yang lebih baik, sedangkan bagi murid-murid sudah tentu dapat menjamin timbulnya pengaruh positif terhadap kemajuan belajarnya.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka supervisor harus mengetahui dengan jelas apa yang harus diobservasi. Dalam hal ini, yang perlu diobservasi antara lain: usaha serta kegiatan guru dan murid dalam hubungan dengan penggunaan bahan dan alat pelajaran, usaha memperoleh pengalaman belajar, faktor lingkungan sosial, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas serta faktor-faktor penunjang lainnya.

Instrumen yang paling sering digunkan dalam kegiatan observasi kelas pada umumnya digunakan “check-list”, yaitu merupakan suatu daftar pertanyaan yang berisi item-item yang memuat aspek-aspek tertentu untuk merekam data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih objektif terhadap situasi belajar mengajar di dalam kelas.

2)   Percakapan pribadi (Individual Conference)

Dijelaskan oleh Adam dan Dickey bahwa salah satu alat yang penting dalam supervisi adalah individual conference, yaitu supervisor dan guru dapat bekerja secara individual memecahkan problem-problem pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and professional problems), misalnya: Pemilihan dan perbaikan alat-alat pelajaran, penentuan dan penggunaan metode mengajar, dan sebagainya.