Pengembangan Media Pembelajaran

3. Model-Model Pengembangan Media Pembelajaran

Terdapat beberapa model pengembangan media pembelajaran yang telah dikembangkan untuk membantu para pengembang media dalam merancang dan mengembangkan alat pembelajaran yang efektif. Berikut ini adalah beberapa model pengembangan media pembelajaran yang populer:

A. Model ADDIE:

  1. Analysis (Analisis): Tahap pertama melibatkan analisis kebutuhan pembelajaran dan pemahaman mendalam tentang audiens sasaran dan tujuan pembelajaran.
  2. Design (Perancangan): Pada tahap ini, perancang media membuat desain instruksional dan merencanakan bagaimana media akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  3. Development (Pengembangan): Tahap ini melibatkan produksi dan pengembangan sebenarnya dari media pembelajaran.
  4. Implementation (Implementasi): Media pembelajaran diterapkan dalam lingkungan pembelajaran.
  5. Evaluation (Evaluasi): Hasil belajar dievaluasi untuk menentukan efektivitas media pembelajaran, dan hasilnya digunakan untuk memperbaiki media jika perlu.

 

B.  Model ASSURE:

  1. Analyze Learners (Menganalisis Siswa): Memahami karakteristik dan kebutuhan siswa.
  2. State Objectives (Menyusun Tujuan): Merumuskan tujuan pembelajaran yang spesifik.
  3. Select Media, Materials, and Methods (Memilih Media, Materi, dan Metode): Memilih media pembelajaran, materi, dan metode yang sesuai untuk mencapai tujuan.
  4. Utilize Media and Materials (Memanfaatkan Media dan Materi): Mengembangkan materi pembelajaran dengan menggunakan media yang telah dipilih.
  5. Require Learner Participation (Mengharuskan Partisipasi Siswa): Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
  6. Evaluate and Revise (Evaluasi dan Revisi): Melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran dan revisi jika diperlukan.

 

C. Model Dick and Carey:

  1. Identify Instructional Goals (Mengidentifikasi Tujuan Instruksional): Menentukan tujuan pembelajaran.
  2. Conduct Instructional Analysis (Melakukan Analisis Instruksional): Menganalisis materi pembelajaran dan kebutuhan siswa.
  3. Specify Objectives (Menentukan Tujuan): Merinci tujuan instruksional yang spesifik.
  4. Develop Assessment Instruments (Mengembangkan Instrumen Penilaian): Membuat alat penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan.
  5. Design and Develop Instruction (Merancang dan Mengembangkan Instruksi): Merancang materi pembelajaran dan mengembangkan media.
  6. Implement Instruction (Mengimplementasikan Instruksi): Menyampaikan instruksi kepada siswa.
  7. Evaluate Instruction (Mengevaluasi Instruksi): Melakukan evaluasi instruksi dan revisi jika diperlukan.

 

D. Model Kemp: Model ini mirip dengan model ADDIE, tetapi menekankan pada peran desain instruksional yang kuat dalam pengembangan media pembelajaran.

E. Model SAM (Successive Approximation Model): Model ini menekankan iterasi dan revisi berulang dalam pengembangan media pembelajaran. Proses pengembangan tidak linier, dan revisi dilakukan sepanjang proses.

F. Model Morrison, Ross, dan Kemp (MRK): Model ini mencakup tiga tingkat perencanaan (mikro, meso, dan makro) yang memungkinkan perencang untuk memahami konteks lebih baik.

G. Model Rapid Prototyping: Model ini mengusulkan pendekatan yang lebih cepat untuk pengembangan media pembelajaran dengan fokus pada iterasi dan umpan balik siswa sejak awal.

Pemilihan model pengembangan media pembelajaran harus disesuaikan dengan konteks, sumber daya, dan kebutuhan spesifik dari proyek pengembangan media. Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pengembang media harus memilih model yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi mereka.

 

Sahabat Mahasiswa, Penjelasan selanjutnya tentang beberapa model pengembangan dapat dibaca pada book chapter kami yang berjudul NEW TECHNOLOGIES IN TEACHING AND LEARNING pada Bab 9. Perangkat Web dalam pembelajaran (Model Pengembangan Web dalam Pembelajaran) dari halaman 201-214.