Penerapan gelombang bunyi dan cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan beragama
Penerapan gelombang bunyi dan cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan beragama
Contoh penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Telepon atau smartphone: Ketika seseorang menelepon kita, suara mereka dikonversi menjadi gelombang bunyi yang kemudian dikirim melalui kabel atau sinyal nirkabel ke telepon atau smartphone kita. Kita dapat mendengar suara mereka karena gelombang bunyi tersebut diterjemahkan kembali menjadi suara oleh speaker telepon.
2. Pengeras suara: Ketika kita mendengarkan musik atau pidato melalui pengeras suara, sinyal audio diubah menjadi gelombang bunyi oleh pengeras suara. Gelombang bunyi ini kemudian menyebar melalui udara dan mencapai telinga kita, sehingga kita dapat mendengarnya.
3. Bel sekolah: Bel sekolah menghasilkan gelombang bunyi yang ditransmisikan melalui udara untuk memberi tahu siswa bahwa waktu pelajaran telah berakhir atau dimulai. Gelombang bunyi ini terdengar oleh semua orang di sekitar sekolah.
Contoh penerapan gelombang cahaya dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Lampu: Lampu penerangan seperti lampu pijar atau lampu LED menghasilkan cahaya dengan menggunakan energi listrik. Cahaya ini kemudian tersebar di sekitar ruangan dan memungkinkan kita untuk melihat dengan jelas.
2. Televisi: Ketika kita menonton televisi, gambar dan warna ditampilkan melalui gelombang cahaya yang dihasilkan oleh layar televisi. Cahaya ini kemudian mencapai mata kita dan kita dapat melihat gambar yang ditampilkan.
3. Kamera: Kamera menggunakan lensa untuk mengumpulkan cahaya dari objek yang difoto. Cahaya ini kemudian melewati lensa dan menciptakan gambar pada sensor atau film kamera.
Perspektif kajian ilmu agama mengenai bunyi,
meurut Firman Allah SWT yang artinya:
“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan (bunyi) saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.” (Q.S. Yasin 36 : 49). Ayat tersebut mengandung arti kata yang menginterpretasikan makna bunyi, yaitu pada kata ( shoihah / teriakan) . Artinya, menurut banyak ulama menginterpretasikan peniupan sangkakala kedua, dimana mengisyaratkan bahwa yang hidup ketika itu akan langsung binasa bergelimpangan. Makna bunyi dalam sains memang telah dipelajari dalam ilmu Fisika
sejak dahulu, dan juga telah dibuktikan benar adanya oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang membahasnya (Ulinuha,
2018). Menggali pengetahuan dan mengkaji makna sains dalam Al-Qur’an perlu kita dorong untuk lebih memahami terkhusus tentang ilmu pengetahuan yang ada disekitar.