Beberapa aspek yang dinilai oleh auditor untuk menilai going concern suatu perusahaan meliputi:
1. Informasi Keuangan: Auditor meninjau laporan keuangan saat ini dan sebelumnya untuk mengidentifikasi tanda-tanda masalah keuangan, seperti penurunan pendapatan, kerugian yang berkelanjutan, atau penurunan kas dan likuiditas yang signifikan.
2. Proyeksi Keuangan: Auditor bisa mempertimbangkan proyeksi keuangan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Ini membantu dalam menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan dan operasionalnya.
3. Rencana Bisnis: Auditor meninjau rencana bisnis perusahaan, strategi pertumbuhan, dan langkah-langkah yang diambil manajemen untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi.
4. Utang dan Kewajiban: Penilaian dilakukan terhadap kewajiban jangka pendek dan panjang, termasuk pembiayaan, pinjaman, dan restrukturisasi utang yang mungkin dibutuhkan.
5. Ketersediaan Modal: Auditor mengevaluasi sumber daya keuangan perusahaan, termasuk cadangan kas, investasi yang dapat dicairkan, dan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan jika diperlukan.
6. Kondisi Pasar: Faktor eksternal, seperti kondisi pasar, persaingan industri, dan perkembangan ekonomi juga dievaluasi karena dapat berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan.
7. Pola Pembayaran: Cara perusahaan membayar kewajiban kepada pemasok dan karyawan juga menjadi perhatian auditor karena dapat menunjukkan masalah likuiditas yang mungkin terjadi.
Evaluasi going concern merupakan bagian penting dari tugas seorang auditor. Jika terdapat keraguan atas kemampuan suatu perusahaan untuk berkelanjutan, auditor memiliki kewajiban untuk memberikan catatan atau peringatan khusus dalam laporan audit yang diberikan kepada pemakai laporan keuangan. Hal ini memungkinkan pemakai laporan keuangan untuk memahami risiko yang terkait dengan kelangsungan bisnis perusahaan yang diaudit.