Meskipun data visual dapat memberikan pandangan yang lebih obyektif, institusi pendidikan tinggi tetap harus aktif dalam memasukkan pertimbangan subjektif, seperti keberagaman dan inklusivitas, dalam pengambilan keputusan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memastikan hal ini adalah:
Pemantauan dan Analisis yang Holistik: Menggunakan data visual sebagai dasar, namun melengkapi dengan analisis yang melibatkan pertimbangan subjektif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dan holistik tentang situasi.
Pengumpulan Data yang Terfokus: Mengumpulkan data khusus yang berhubungan dengan keberagaman, inklusivitas, dan pengalaman subjektif dari berbagai kelompok di dalam institusi pendidikan.
Penggunaan Kriteria Penilaian yang Beragam: Mengembangkan kriteria penilaian yang beragam, termasuk aspek subjektif seperti keberagaman budaya, latar belakang, serta pengalaman pribadi untuk memperkaya pengambilan keputusan.
Partisipasi dan Pendengaran yang Aktif: Melibatkan berbagai kelompok dan komunitas di institusi untuk memberikan masukan, memastikan bahwa beragam perspektif dipertimbangkan dalam keputusan.
Pelatihan dan Kesadaran: Memberikan pelatihan kepada pengambil keputusan agar memiliki kesadaran yang lebih besar akan pentingnya inklusi dan keberagaman dalam konteks pendidikan tinggi.
Evaluasi Reguler: Melakukan evaluasi teratur terhadap kebijakan dan keputusan yang diambil, serta memastikan bahwa mereka tidak hanya didasarkan pada data visual semata, tetapi juga mempertimbangkan aspek subjektif untuk mencapai tujuan inklusivitas.
Penting bagi institusi pendidikan tinggi untuk memahami bahwa sementara data visual memberikan pandangan yang obyektif, mengintegrasikan pertimbangan subjektif dalam pengambilan keputusan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan beragam bagi semua pihak yang terlibat.