Diskusi Sesi Ke-5

Menjawab Pertanyaan Diskusi Sesi Ke- 5

Menjawab Pertanyaan Diskusi Sesi Ke- 5

oleh RENY WIDYA ASTUTI -
Jumlah balasan: 3

penerapan teknik dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat SD/MI adalah : 

  1. Bercerita: Siswa mendengarkan dan menceritakan ulang cerita, melatih keterampilan berbicara serta menanamkan nilai moral seperti kejujuran dan keberanian.

  2. Bermain Peran: Siswa memerankan tokoh cerita, melatih ekspresi dan kreativitas, serta mengajarkan empati dan kerja sama.

  3. Diskusi Kelompok: Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, serta nilai toleransi dan saling menghargai.

  4. Menulis Jurnal: Siswa menulis refleksi tentang cerita, melatih keterampilan menulis, sekaligus mengembangkan kejujuran dan tanggung jawab.

  5. Tanya Jawab: Guru mengadakan sesi tanya jawab untuk mendalami pemahaman cerita, melatih berpikir kritis dan rasa ingin tahu.

Sebagai balasan RENY WIDYA ASTUTI

Re: Menjawab Pertanyaan Diskusi Sesi Ke- 5

oleh AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Hallo kak, jawabannya sangat membantu
Izin bertanya yaa di point bermain peran
Bagaimana aktivitas bermain peran dapat digunakan untuk menanamkan empati di kalangan siswa, terutama ketika mereka harus memerankan tokoh yang memiliki pandangan, nilai, atau situasi hidup yang sangat berbeda dengan pengalaman mereka sendiri? Berikan contoh konkret.
Sebagai balasan AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: Menjawab Pertanyaan Diskusi Sesi Ke- 5

oleh NUR HALIZSAH ANDINI -
haloo izin ya untuk menjawab pertanyaannya

Aktivitas bermain peran dapat digunakan untuk menanamkan empati dengan meminta siswa memerankan tokoh-tokoh yang memiliki pandangan, nilai, atau situasi hidup yang berbeda dari pengalaman mereka sendiri. Ketika siswa menempatkan diri dalam posisi tokoh tersebut, mereka belajar memahami dan merasakan apa yang mungkin dirasakan oleh orang lain.
Contoh Konkret:

Misalnya, dalam pembelajaran bahasa dan sastra, guru dapat mengadakan sesi bermain peran di mana siswa memerankan karakter dari sebuah cerita yang mengalami kesulitan ekonomi atau diskriminasi. Siswa yang biasanya memiliki kehidupan yang nyaman mungkin diminta memerankan seorang anak yang harus bekerja keras membantu keluarganya atau seorang siswa yang merasa terisolasi karena perbedaan budaya.

-Langkah 1: Siswa membaca dan mendalami latar belakang karakter tersebut, memahami emosinya, tantangan yang dihadapinya, dan bagaimana dia merespons situasi tersebut.
-Langkah 2: Siswa memainkan peran dalam situasi yang relevan, misalnya, berdialog dengan tokoh lain tentang tantangan yang mereka hadapi atau mengambil keputusan penting yang mencerminkan dilema moral.
-Langkah 3: Setelah bermain peran, guru mengadakan diskusi reflektif di mana siswa dapat berbagi perasaan mereka saat memerankan karakter tersebut. Diskusi ini membantu siswa mengeksplorasi perasaan empati mereka, membandingkan kehidupan tokoh dengan kehidupan mereka sendiri, dan merenungkan pentingnya memahami perspektif orang lain.

Melalui aktivitas ini, siswa tidak hanya belajar mengenai karakter, tetapi juga mengembangkan kemampuan untuk merasakan dan memahami pengalaman orang lain, yang merupakan inti dari empati.
 
Terima kasih. Semoga membantu
Sebagai balasan AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: Menjawab Pertanyaan Diskusi Sesi Ke- 5

oleh JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak izin mencoba menjawab pertanyaannya versi saya ya.
Permainan peran adalah sebuah simulasi di mana siswa berperan sebagai karakter yang berbeda dari diri mereka. Melalui aktivitas ini, mereka dapat:
• Memahami Perspektif Lain: Dengan “menjadi” orang lain, siswa belajar untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Mereka dapat merasakan emosi, pikiran, dan tantangan yang dihadapi oleh karakter yang mereka perankan.
• Mengembangkan Keterampilan Sosial: Berinteraksi dengan teman sebaya dalam konteks permainan peran membantu siswa belajar berkomunikasi secara efektif, berkolaborasi, dan memecahkan masalah bersama.
• Menguji Nilai-Nilai: Permainan peran dapat memicu diskusi tentang nilai-nilai moral dan sosial. Siswa dapat mengevaluasi tindakan karakter yang mereka perankan dan membandingkannya dengan nilai-nilai yang mereka yakini.
Contoh Konkret: Permainan Peran “Sehari Menjadi Tunanetra”
1. Tujuan: Membantu siswa memahami tantangan yang dihadapi oleh tunanetra dan mengembangkan empati terhadap mereka.
2. Pelaksanaan:
• Persiapan: Guru menyiapkan alat bantu seperti tongkat putih, benda-benda dengan tekstur berbeda, dan ruangan yang disusun dengan berbagai rintangan kecil.
• Kegiatan: Siswa dibagi menjadi kelompok kecil. Setiap kelompok mendapat tugas untuk “menjadi” tunanetra selama beberapa menit. Mereka harus menggunakan tongkat putih untuk menavigasi ruangan, mengenali benda-benda dengan sentuhan, dan berinteraksi dengan teman-teman mereka yang berperan sebagai pemandu.
• Diskusi: Setelah kegiatan, siswa diajak untuk mendiskusikan pengalaman mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti “Bagaimana rasanya tidak bisa melihat?”, “Apa kesulitan yang kalian hadapi?”, dan “Apa yang bisa kalian lakukan untuk membantu teman yang tunanetra?” dapat memicu refleksi dan pemahaman yang lebih dalam.
Permainan peran adalah alat yang sangat berharga untuk menanamkan empati pada siswa SD. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk “melangkah ke dalam sepatu orang lain”, kita dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman manusia dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.
Terimakasih🙏