Diskusi Sesi Ke-7

sesi 7

sesi 7

by SASKIA SYALSA ZABILLAH JR. -
Number of replies: 2

Penggunaan media pembelajaran yang berbeda dalam mendukung pembelajaran bahasa dan sastra berbasis karakter di SD/MI memiliki beberapa manfaat utama, yaitu:

 

1. Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar: Media pembelajaran yang menarik seperti cerita bergambar, poster, atau flashcard mampu memicu rasa ingin tahu dan keterlibatan siswa. Ini membantu meningkatkan motivasi mereka untuk belajar bahasa dan sastra dengan lebih mendalam.

 

 

2. Mendorong Pemahaman yang Lebih Mendalam: Media visual seperti poster atau flashcard dapat membantu siswa mengasosiasikan konsep abstrak dengan gambar nyata. Hal ini memudahkan pemahaman terutama pada nilai-nilai karakter yang terkandung dalam cerita sastra.

 

 

3. Memfasilitasi Beragam Gaya Belajar: Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda (visual, auditori, kinestetik). Dengan menggunakan berbagai media (misalnya, buku cerita bergambar untuk gaya visual, audio story untuk gaya auditori), guru dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, memastikan mereka lebih mudah menyerap materi.

 

 

4. Memperkaya Pengalaman Belajar: Dengan berbagai jenis media, siswa dapat belajar bahasa dan sastra melalui pengalaman yang lebih variatif dan kontekstual, yang pada akhirnya dapat memperkuat nilai-nilai karakter. Misalnya, cerita rakyat yang disampaikan melalui media bergambar dapat lebih efektif menyampaikan pesan moral.

 

 

5. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif: Media seperti teka-teki bergambar atau kartu cerita mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah, menganalisis karakter, serta memahami konflik dan resolusi dalam cerita.

 

 

 

Agar media pembelajaran tersebut berinteraksi secara efektif dalam proses belajar mengajar:

 

1. Integrasi dengan Tujuan Pembelajaran: Media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, misalnya memperkuat nilai karakter tertentu dalam cerita sastra. Guru perlu memilih media yang relevan dengan pesan moral yang diajarkan.

 

 

2. Penyusunan Skenario Pembelajaran: Media yang digunakan harus diintegrasikan dengan langkah-langkah pembelajaran. Guru perlu merancang aktivitas pembelajaran yang menggabungkan penggunaan media dengan diskusi, latihan, atau refleksi tentang karakter.

 

 

3. Penggunaan Berulang dan Konsisten: Penggunaan media tidak hanya sekali pakai, tetapi bisa digunakan berulang untuk memperkuat pemahaman dan penanaman karakter. Misalnya, sebuah cerita bergambar bisa dipakai untuk berbagai kegiatan, seperti diskusi kelompok, tugas individu, dan kegiatan pengayaan.

 

 

4. Keterlibatan Siswa Secara Aktif: Media yang interaktif, seperti flashcards atau aplikasi pembelajaran digital, memungkinkan siswa untuk lebih terlibat secara langsung dalam pembelajaran, seperti membuat alur cerita sendiri atau menyusun dialog berdasarkan karakter dalam cerita.

 

 

 

Dengan demikian, media pembelajaran yang beragam dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan, mendalam, dan bermakna bagi siswa, terutama dalam konteks pendidikan karakter berbasis bahasa dan sastra.

 

 

In reply to SASKIA SYALSA ZABILLAH JR.

Re: sesi 7

by AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Hallo kak, jawabannya sangat membantu izin bertanya di mendorong pemahaman yang mendalam

Bagaimana poster atau flashcard bisa digunakan untuk memperjelas nilai-nilai karakter yang tersirat dalam karya sastra? Bagaimana guru bisa mengevaluasi sejauh mana media ini membantu siswa memahami makna di balik tindakan tokoh dalam cerita?
In reply to AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: sesi 7

by NUR HALIZSAH ANDINI -
Halo, izin ya untuk menjawab pertanyaannya

Poster dan flashcard adalah media visual yang efektif untuk memperjelas nilai-nilai karakter dalam karya sastra, terutama bagi siswa SD/MI yang masih dalam tahap perkembangan kognitif dan membutuhkan dukungan visual untuk memahami konsep abstrak.

Penggunaan Poster dan Flashcard untuk Memperjelas Nilai-Nilai Karakter
1. Poster Visualisasi Nilai Karakter
Poster dapat menampilkan ilustrasi tindakan tokoh utama dalam cerita yang mewakili nilai-nilai karakter, seperti kejujuran, kerja sama, atau tanggung jawab. Contohnya, dalam cerita rakyat, sebuah poster bisa menggambarkan adegan ketika tokoh menunjukkan sikap berani atau jujur, dengan teks yang menjelaskan nilai moral di balik tindakan tersebut.
2. Flashcard Tokoh dan Nilai Karakter
Flashcard dapat digunakan untuk memperkenalkan karakter dalam cerita dan nilai-nilai yang mereka wakili. Setiap flashcard berisi gambar tokoh dengan tindakan tertentu, diikuti dengan kata kunci nilai seperti "keberanian" atau "kesetiaan." Guru dapat meminta siswa mencocokkan tindakan tokoh dengan nilai karakter yang sesuai, atau menggunakan flashcard untuk memicu diskusi kelompok tentang makna tindakan tersebut.
3. Aktivitas Mengelompokkan dan Menjelaskan Nilai
Siswa dapat diajak untuk menggunakan flashcard dengan cara mengelompokkan nilai-nilai karakter berdasarkan tindakan tokoh dalam cerita. Mereka bisa bekerja dalam kelompok untuk membahas tindakan mana yang mewakili nilai tertentu dan memberikan penjelasan mengapa tindakan itu dianggap mencerminkan nilai tersebut. Ini membantu memperjelas hubungan antara cerita dan nilai moralnya.
4. Poster Sebagai Pengingat Visual dalam Kelas
Setelah pembelajaran, poster yang menggambarkan nilai-nilai karakter dari cerita yang dibahas dapat dipajang di kelas sebagai pengingat visual. Ini dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai tersebut dengan terus melihatnya dalam konteks kelas, memperkuat hubungan antara tindakan tokoh dalam cerita dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari.

Evaluasi Efektivitas Poster dan Flashcard
Untuk mengevaluasi sejauh mana poster dan flashcard membantu siswa memahami makna di balik tindakan tokoh dalam cerita, guru dapat menggunakan beberapa pendekatan:
1. Diskusi Kelompok atau Kelas
Guru dapat memulai dengan diskusi kelas yang dipimpin pertanyaan seperti, "Apa yang kalian lihat di poster ini? Apa yang dilakukan tokoh, dan nilai karakter apa yang ditunjukkannya?" Diskusi ini memberi siswa kesempatan untuk menyampaikan pemahaman mereka secara verbal dan menunjukkan sejauh mana mereka bisa mengaitkan tindakan tokoh dengan nilai moral.
2. Tugas Reflektif atau Jurnal
Siswa dapat diminta untuk menulis tugas reflektif atau jurnal tentang salah satu tokoh dalam cerita, menjelaskan tindakan yang dilakukan tokoh tersebut dan nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Guru dapat menilai kemampuan siswa dalam mengidentifikasi dan menjelaskan nilai moral berdasarkan penjelasan tertulis mereka.
3. Penilaian Berbasis Kinerja (Performance-Based Assessment)
Guru bisa meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok dan mempresentasikan flashcard atau poster mereka sendiri, di mana mereka menggambarkan adegan tertentu dari cerita dan menjelaskan nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Ini memungkinkan siswa menunjukkan pemahaman mereka secara langsung melalui aktivitas kreatif dan interpretatif.
4. Kuis atau Soal Terbuka
Guru bisa memberikan soal terbuka di akhir pembelajaran untuk mengukur pemahaman siswa. Misalnya, "Apa yang dilakukan tokoh utama dalam cerita ini yang menunjukkan sikap tanggung jawab? Jelaskan tindakan tersebut dan hubungkan dengan nilai moral." Jawaban siswa akan mencerminkan pemahaman mereka terhadap hubungan antara tindakan tokoh dan nilai yang ditunjukkan.
5. Observasi dan Catatan Harian Guru
Guru dapat mengamati bagaimana siswa menggunakan poster dan flashcard selama pembelajaran. Observasi ini bisa membantu melihat sejauh mana siswa aktif berpartisipasi, terlibat dalam diskusi, atau mampu mengaitkan media visual dengan nilai-nilai karakter yang tersirat. Guru juga bisa membuat catatan harian mengenai interaksi siswa dengan media ini dan menilai perubahan pemahaman mereka seiring waktu.

Jadi dapat disimpulkan poster dan flashcard menawarkan pendekatan visual yang membantu siswa mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai karakter yang tersirat dalam karya sastra. Evaluasi efektivitas media ini dapat dilakukan melalui diskusi, tugas reflektif, penilaian berbasis kinerja, kuis, serta observasi langsung. Dengan metode ini, guru bisa memastikan bahwa siswa tidak hanya menikmati media visual tetapi juga dapat mengaitkannya dengan nilai-nilai karakter yang penting dalam cerita.

Semoga membantu, terima kasih.