Forum 5

Silakan tanya di sini

Silakan tanya di sini

by NAURISSA BIASINI -
Number of replies: 12

Dear Students, silakan ajukan pertanyaan Anda.

In reply to NAURISSA BIASINI

Re: Silakan tanya di sini

by BENEDICTUS DENNIS BERNARD -
Selamat pagi, Saya Benedictus Dennis. Saya mau tanya perihal UTSnya deh Kak. Untuk konten sosial medianya, itu berbentuk iklan gitu ya kak?

Terus saya juga mau tanya perihal video profil. Ini video profilnya kayak company profile gitu kak? Makasih.
In reply to BENEDICTUS DENNIS BERNARD

Re: Silakan tanya di sini

by NAURISSA BIASINI -
Halo Dennis,
Untuk konten sosial media itu bentuknya iklan visual yang bercerita yaa... tapi bukan video.

Kalau video profil, betul seperti company profile, 1 menit, tapi bercerita yaa... ingat bentuknya storytelling.

antara video profil, konten visual, dan webseries itu harus ada benang merahnya.
In reply to NAURISSA BIASINI

Re: Silakan tanya di sini

by HAFIIDH RAIS -

Izin bertanya bagaimana kita bisa menjaga agar inti cerita dan aturan dalam story world tetap konsisten di berbagai media (Cross media integration), sambil memastikan audiens tetap aktif berpartisipasi dan memberikan feedback yang bisa digunakan untuk pengembangan cerita (Expansion plan)?

In reply to HAFIIDH RAIS

Re: Silakan tanya di sini

by ISTI PURWI TYAS UTAMI -
Selamat siang Haffidh,

Sebenarnya ada beberapa pertanyaan serupa dari teman mahasiswa lain mengenai konsistensi penceritaan transmedia lintas platform berikut bagaimana cara untuk terus melibatkan audiens dalam pengembangan cerita, namun saya coba sampaikan kembali di sini.

Konsistensi penceritaan lintas platform tentu membutuhkan pemantauan dan evaluasi tim produksi terkait beberapa hal yang mendasar.
Hal pertama adalah soal konsistensi story world. Konsistensi dapat dijaga dengan merujuk pada buku panduan narasi sentral yang dibuat sejak awal. Buku ini berisi mengenai tata aturan dalam cerita yang harus dipatuhi di semua platform. Misalnya mengenai tema dan nilai utama dalam cerita yang harus sama di semua platform. Baik dalam komik, film, atau permainan, audiens harus merasa bahwa semua pengalaman ini memiliki elemen dasar cerita yang sama.
Logika cerita berikut aturan main di story world tentang bagaimana cara dunia beroperasi (cara kerja, teknologi, hukum) harus dipastikan berlaku secara universal di semua media.
Konsistensi karakter dijaga dengan mempertahankan kepribadian, motif, dan alur pertumbuhan yang konsisten di berbagai narasi. Setiap pengembangan harus mengikuti karakterisasi yang ditetapkan secara logis, bahkan dalam media yang berbeda.
Koherensi alur dan waktu, jika proyek transmedia mencakup periode yang berbeda, pastikan bahwa peristiwa-peristiwa selaras secara kronologis. Latar belakang cerita, peristiwa historis, dan alur waktu tidak boleh saling bertentangan.

Pemetaan yang rinci dari storyworld secara lintas platform juga harus dilakukan.
Hal ini terkait dengan proses pelacakan kontinuitas. Caranya dengan menyimpan semua catatan terperinci tentang peristiwa, latar, dan alur karakter di berbagai platform.
Untuk itu perlu pengawasansecara terpadu. Idealnya, tim pusat/showrunner harus mengawasi perluasan cerita di berbagai media untuk memastikan konsistensi.

Cara yang paling umum terkait menjaga konsistensi adalah dengan memanfaatkan feedback audiens. Gunakan umpan balik audiens untuk mengidentifikasi ketidakkonsistenan atau kesenjangan dalam dunia cerita. Penggemar loyal sering kali melihat penyimpangan terkecil yang mungkin diabaikan oleh kreator.

Untuk melibatkan audiens dalam penceritaan dan upaya pengembangan cerita selanjutnya, kreator transmedia storytelling perlu mengusahakan keterlibatan multi platform dengan memberikan banyak alternatif pintu masuk ke dalam storyworld. Setiap media harus berfungsi sebagai titik masuk bagi audiens. Baik mereka yang memulai dengan film, buku, atau game, audiens harus dapat menyelami dunia cerita tanpa perlu mengonsumsi media lain terlebih dahulu. Setiap platform harus mampu berdiri sendiri sambil menyempurnakan narasi yang lebih besar.

Berikan audiens pengalaman terlibat secara mendalam dan menguntungkan. Tawarkan lapisan cerita tambahan yang dapat diungkap penggemar melalui keterlibatan yang lebih mendalam dengan berbagai platform. Kejutan, konten tersembunyi, atau cerita sampingan yang terhubung dengan narasi yang lebih luas membuat penggemar loyal tetap tertarik. Gabungkan dengan pengalaman interaktif seperti permainan daring, profil media sosial untuk karakter, atau konten yang dibuat pengguna untuk memberi audiens pengalaman berpartisipasi dan berpengaruh dalam dunia cerita.

Kreator transmedia storytelling pun seharusnya membangun komunitas dan fandom.
Berikan ruang untuk misteri dan ambiguitas dalam narasi untuk menginspirasi diskusi dan teori penggemar. Diskusi ini dapat membuat komunitas tetap terlibat di antara perilisan konten baru.
Kreator pun dapat memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi secara teratur dengan audiens , memberi informasi terbaru tentang perluasan cerita, tanggapi teori cerita versi mereka, dan bahkan berikan pengakuan atas kreasi penggemar. Izinkan penggemar untuk berkontribusi pada perluasan cerita dalam beberapa bentuk, baik melalui karya seni penggemar, cerita fiksi penggemar, atau kampanye interaktif yang pilihannya memengaruhi elemen tertentu pada storyworld.

Kreator harus bersikap fleksibel dalam pengembangan cerita dengan mengizinkan bagian-bagian narasi tertentu dibentuk oleh keterlibatan audiens. Misalnya, jika karakter atau alur cerita tertentu lebih menarik bagi audiens, maka pertimnbangkan untuk mengeksplorasinya lebih jauh.
Rilis pembaruan, perluasan, atau media baru secara berkala yang membangun apa yang telah ditetapkan, sehingga audiens mengerti bahwa cerita terus hidup dan berkembang.

Meskipun konsistensi adalah kunci utama, kreator juga perlu berinovasi untuk menjaga cerita tetap segar. Jelajahi karakter, lokasi, dan alur cerita baru yang memperluas jagat raya cerita tanpa bertentangan dengan aturan yang sudah ada. Kreator dapat menguji perluasan kecil dan melihat bagaimana reaksi audiens sebelum melakukannya secara menyeluruh.
Demikian, semoga menjawab ya.
In reply to NAURISSA BIASINI

Re: Silakan tanya di sini

by LUNA MARCHIA ONASIS -
Apa indikasi keberhasilan dari sebuah tujuan storyworld pada immersion? dan bagaimana agar immersion didapatkan dari audiens. Terima kasih
In reply to LUNA MARCHIA ONASIS

Re: Silakan tanya di sini

by ISTI PURWI TYAS UTAMI -
Selamat siang Luna,

Untuk menciptakan immersion pada audiens, hal yang mendasar yang harus dilakukan oleh penulis cerita adalah membangun story world yang kuat dan dapat dipercaya audiens. Ciptakan semesta cerita secara terperinci. Mulai dengan latar yang koheren dan seperti nyata. Hal ini terkait letak geografis setting cerita, budaya, sejarah, dan aturan dalam semesta cerita.
Karakter yang kuat dan berkembang dengan baik sesuai dengan alur dan motivasi pribadi seiring waktu di berbagai platform. Merancang konflik yang menarik atau misteri utama yang menarik perhatian audiens dan mendorong mereka untuk menjelajahi berbagai bagian narasi.

Pastikan juga ada banyak alternatif pintu masuk ke semesta cerita. Setiap platform (serial TV, buku, komik, video game) harus berfungsi sebagai pintu masuk ke cerita utama. Audiens dapat terlibat melalui media apa pun tanpa merasa bingung dengan semesta cerita. Misalnya buku mungkin menawarkan cerita yang mendalam, sementara aplikasi seluler menyediakan permainan interaktif yang memungkinkan pemain menjadi karakter dalam cerita.

Kreator juga harus memperhatikan faktor Interaktifas dan partisipasi audiens. Bagaimana membuat audiens berinteraksi dengan semesta cerita. Misalnya diskusi media daring mengenai karakter dan alur kisahnya. Cara lain mendorong keterlibatan audiens hingga merasa menjadi bagian dari cerita dapat dilakukan melalui interaksi media sosial, event di dunia nyata, atau permainan realitas alternatif (ARG).

Selain itu segmen audiens yang beragam dalam pilihan platform untuk mengakses cerita dapat diantisipasi dengan membuat penceritaan khusus di setiap platform yang digunakan. Misalnya, komik berfokus pada penceritaan visual, sementara podcast dapat menyelami latar belakang karakter melalui dialog. Pastikan menghindari pengulangan konten, sebaliknya, setiap platform harus memperluas narasi atau menjelajahi berbagai aspek dunia cerita. Kunci penting dari cerita yang imersif yang tidak bisa ditawar adalah konsistensi. Setiap kontradiksi dalam cerita dapat merusak ilusi dunia cerita yang koheren.

Sebagai contoh, The Matrix menggunakan setiap media untuk menawarkan aspek narasi yang berbeda, dan mendorong penggemar untuk menjelajahi seluruh jagat raya Matrix sambil menjaga dunia cerita tetap konsisten dan mendalam.
Trilogi Film Matrix mengangkat narasi inti, yang menceritakan perjalanan Neo dari seorang hacker menjadi penyelamat umat manusia.
The Animatrix, antologi animasi yang mengeksplorasi cerita sampingan dan memperdalam pemahaman tentang dunia Matrix, memperkenalkan karakter baru dan konteks sejarah.
Video Game (Enter the Matrix dan The Matrix Online), menampilkan misi sampingan dan menawarkan kesempatan kepada penggemar untuk terlibat langsung dengan cerita, hal ini mengisi celah di antara film.
Komik resmi Matrix mengeksplorasi perspektif dan peristiwa karakter lain yang dirujuk tetapi tidak sepenuhnya dijelaskan dalam film.
Situs Web dan ARG Daring, sebelum dan selama perilisan film, ARG daring mengundang penggemar untuk memecahkan kode pesan tersembunyi, memecahkan teka-teki, dan mengungkap petunjuk yang menambah lapisan pada jagat raya Matrix.
Demikian, semoga menjawab ya.
In reply to NAURISSA BIASINI

Re: Silakan tanya di sini

by RIZKY RAMADHANI PUTRI BRANDO -
Untuk menjaga konsistensi sebuah story world (cross media integration), apa yang perlu kita lakukan? karena dilihat dari karakteristik setiap platform itu pasti berbeda-beda.
In reply to RIZKY RAMADHANI PUTRI BRANDO

Re: Silakan tanya di sini

by ISTI PURWI TYAS UTAMI -
Selamat siang Rizky,

Untuk menjaga konsistensi dan koherensi penceritaan lintas platform mengingat tiap platform punya karakteristik yang berbeda ada beberapa hal yangdapat dilakukan.
Hal yang pertama harus dilakukan adalah menyusun semacam buku panduan narasi sentral yang dapat dikatakan menjadi kitab cerita yang harus dipatuhi. Di dalam buku panduan tersebut diuraikan latar belakang karakter, motivasi, dan alur. Garis waktu kejadian di seluruh platform yang akan digunakan. Aturan semesta cerita (misalnya, sistem masyarakat, teknologi, struktur politik).
Juga elemen kunci cerita yang tidak boleh diubah tanpa pertimbangan yang cermat.
Contoh: Marvel Cinematic Universe (MCU) memiliki buku panduan cerita untuk memastikan konsistensi di seluruh film, acara TV, dan komiknya. Tujuannya memastikan alur karakter dan garis waktu selaras meskipun diproduksi oleh tim yang berbeda.

Terkait karakteristik platform yang berbeda maka penceritaan dibuat dengan menyesuaikan platform. Meskipun konsistensi sangat penting, setiap platform harus memanfaatkan kekuatan uniknya untuk menceritakan kisah dengan cara yang sesuai dengan media tersebut. Misalnya, video game mungkin menekankan penceritaan interaktif melalui pilihan pengguna, sementara novel mungkin berfokus pada introspeksi karakter.

Kuncinya adalah mengadaptasi konten tanpa mengabaikan atau bertentangan dengan semesta cerita. Alur cerita atau karakter tertentu mungkin diperkenalkan dalam buku, diperluas dalam video game, dan diakhiri dalam serial TV, tetapi keseluruhan narasinya tetap koheren.

Cara lain adalah dengan memperhatikan segmentasi cerita.
Tidak setiap aspek semesta cerita perlu hadir dalam setiap media. Segmentasi cerita memastikan bahwa setiap platform berfokus pada satu bagian narasi, memperkaya cerita yang lebih besar tanpa membanjiri audiens dengan informasi yang berlebihan.
Contoh, pada Matrix, film aslinya menceritakan kisah utama Neo, tetapi Animatrix (kumpulan film pendek animasi) memperluas jagat raya cerita dengan berfokus pada latar belakang cerita dan kejadian sampingan. Sementara itu, video game seperti Enter the Matrix menawarkan alur cerita pelengkap tanpa menceritakan kembali inti plot film.
Demikian, semoga menjawab ya.
In reply to NAURISSA BIASINI

Re: Silakan tanya di sini

by Randy Liaw -
RANDY LIAW - 2021105202

Apakah segala kreativitas dalam mengembangkan narasi cerita untuk story world merupakan hal yang terpuji? Sebab, terkadang audiens tidak mampu menangkap pesan inti halus terdalam yang ingin disampaikan oleh pembuat cerita, namun malah menghujatnya.
In reply to Randy Liaw

Re: Silakan tanya di sini

by ISTI PURWI TYAS UTAMI -
Selamat siang Randy,

Usaha kreator untuk memperluas story world dalam proyek transmedia sangat penting karena beberapa alasan, baik secara kreatif maupun strategis. Tentu saja ada beberapa cara yang dapat ditempuh kreator untuk mengantisipasi agar pengembangan story world tidak berujung pada kebingungan dan hujatan audiens yang loyal. Baik, kita bahas soal alasan pengembangan lebih dulu.

Secara kreatif pengembangan story world dapat meningkatkan kedalaman dan kompleksitas narasi. Story world yang dikembangkan dengan baik menjadikan narasi lebih mendalam dan saling melengkapi saat diperluas di berbagai platform. Dengan menambahkan lapisan baru pada narasi, audiens dapat menjelajahi berbagai aspek story world yang mungkin tidak sepenuhnya dibahas dalam media asli. Misalnya, sebuah film mungkin berfokus pada plot utama, sementara komik atau novel dapat menggali latar belakang karakter sekunder atau menjelajahi peristiwa yang terjadi secara paralel.

Dengan mengeksplorasi berbagai perspektif terkait sejumlah karakter,komunitas atau wilayah, dapat menciptakan dunia multidimensi tempat para penggemar dapat melihat peristiwa dari berbagai sudut pandang, membuat dunia cerita terasa lebih luas dan lebih hidup.

Pengembangan story world juga dapat menawarkan alternatif pintu masuk cerita bagi beragam audiens sesuai dengan pilihan media yang berbeda. Penceritaan transmedia mencakup berbagai jenis media (film, buku, komik, game), yang masing-masing menarik bagi kelompok demografi berbeda. Dengan memperluas cerita ke dalam format baru, kreator dapat menarik penggemar yang mungkin lebih menyukai berbagai jenis pengalaman. Penggemar yang menyukai video game dapat menemukan dunia cerita melalui game dan kemudian mencari komik atau film terkait, atau sebaliknya. Audiens baru tidak harus memulai petualangan dari karya asli, mereka dapat masuk melalui platform baru (serial TV atau podcast) dan tetap menikmati narasi yang lengkap.

Perluasan story world juga memungkinkan eksplorasi cerita yang berlum terungkap.
Cerita yang tak terungkap atau yang sebelumnya diisyaratkan ini dapat mencakup latar belakang, plot sampingan, atau peristiwa yang terjadi bersamaan dengan alur cerita utama. Misalnya film mungkin berfokus pada perjalanan tokoh utama, komik atau serial web dapat mengeksplorasi kebangkitan penjahat menuju kekuasaan, menambah kedalaman dan intrik pada keseluruhan narasi. Penceritaan transmedia juga memberi kebebasan untuk mengeksplorasi berbagai genre atau teknik penceritaan. Sebuah film mungkin merupakan kisah epik penuh aksi, sementara novel yang berlatar di dunia yang sama dapat berfokus pada drama yang digerakkan oleh karakter atau permainan dapat memperkenalkan elemen interaktif seperti pemecahan teka-teki atau strategi.

Story world yang berkembang memungkinkan proyek untuk berkembang seiring dengan perubahan tren budaya dan ekspektasi penonton. Karakter, lokasi, atau tema baru dapat diperkenalkan untuk mencerminkan isu sosial, teknologi, atau tren genre terkini, yang menjaga agar penceritaan tetap relevan dan menarik. Selain itu seiring munculnya platform baru (realitas virtual, streaming interaktif, podcast), perluasan story world memungkinkan kreator untuk mengadopsi teknologi ini, menawarkan cara-cara baru dan inovatif untuk menikmati narasi.

Contohnya Marvel Cinematic Universe (MCU) memulai dengan film-film superhero individual (Iron Man, Captain America dsb) dan kemudian merangkai narasi ini menjadi semesta cerita yang lebih besar dan saling terhubung. Perluasan ini memungkinkan penceritaan yang lebih kaya dengan alur cerita yang berlapis, alur karakter yang kompleks, dan dunia cerita yang sangat mendalam dan dapat dieksplorasi dari berbagai perspektif.

Terkait alasan strategis, pengembangan story world didasari pertimbangan akan mendorong keterlibatan audiens. Dengan memberi mereka lebih banyak konten untuk dijelajahi di berbagai media, kreator mendorong keterlibatan yang lebih dalam. Penggemar berat akan terlibat dengan setiap elemen dunia transmedia, mengungkap rahasia, latar belakang, dan koneksi yang memperluas pemahaman mereka tentang alam semesta.

Story world yang lebih besar dengan narasi yang saling berhubungan sering kali mengarah pada teori dan diskusi antar penggemar. Hal ini membuat komunitas penggemar tetap terlibat di antara perilisan, mendorong antisipasi, dan mendorong lebih banyak interaksi dengan cerita.

Dengan keterlibatan lebih banyak dari audiens diharapkan dapat membangun kelangsungan proyek transmedia. Hal ini memungkinkan adanya cerita baru, spin-off, atau narasi paralel yang dapat menjaga dunia tetap segar dan relevan, bahkan jika cerita inti telah diceritakan. Misalnya, Star Wars berkembang melalui novel, serial animasi, dan permainan, lama setelah film aslinya berakhir, hal ini menjaga waralaba tetap hidup dan berkembang selama beberapa dekade.
Perluasan transmedia membuka peluang komersial baru. Setiap platform baru, baik itu game, merchandise, atau acara TV menciptakan aliran pendapatan tambahan. Sistem multiplatform juga memungkinkan diversifikasi, sehingga brand tidak bergantung pada satu platform untuk meraih kesuksesan.

Lalu bagaimana agar pengembangan storyworld tetap relevan dengan kebutuhan audiensnya?
Pengembangan story world sebaiknya bertahap dan kontekstual. Saat memperluas dunia cerita, mulailah dengan penambahan kecil yang mengalir secara alami. Misalnya, daripada tiba-tiba memperkenalkan setting atau wilayah yang sama sekali baru, berikan petunjuk tentang keberadaan tokoh dan lokasi dalam cerita sebelumnya melalui informasi pengantar atau alur cerita kecil.

Pastikan audiens memahami mengapa perluasan tersebut terjadi dengan memberikan konteks. Lokasi, karakter, atau alur waktu baru harus diperkenalkan dengan latar belakang cerita atau hubungan yang jelas dengan dunia yang ada. Ini membantu mencegah audiens merasa tersesat atau terputus.

Kreator juga tidak boleh lupa untuk membangun kesinambungan. Saat memperkenalkan elemen baru, pastikan ada ikatan logis atau "jembatan" ke cerita inti. Ini bisa melalui persilangan karakter, lokasi yang sebelumnya diisyaratkan, atau hubungan tematik. Misalnya, karakter baru dapat dikaitkan dengan protagonis yang sudah ada melalui keluarga, sejarah, atau konflik bersama.

Kreator harus setia pada tema inti dengan memastikan konten baru selaras dengan tema, nada, dan aturan menyeluruh dari story world. Bahkan jika memperkenalkan genre atau media baru maka nilai-nilai inti dunia harus tetap jadi rujukan.
Kreator pun harus memperhatikan logika internal story wolrd. Setiap kekuatan, aturan baru harus menghormati logika yang sudah ada. Jika konten baru menantang atau mengubah aturan sebelumnya, konten tersebut harus dijelaskan dengan cara yang selaras dengan narasi yang ada.

Perluasan cerita pun harus dapat dipahami baik oleh penggemar setia maupun pendatang baru. Konten tersebut harus berfungsi sebagai pintu masuk tersendiri bagi penonton baru, tetapi memberikan kedalaman dan koneksi tambahan bagi mereka yang sudah familiar dengan konten asli.

Hal yang tak kalah penting adalah kreator dapat melibatkan auidens dalam proses pengembangan story world. Misalnya melalui teaser, jajak pendapat, atau acara interaktif yang melibatkan komunitas membantu memandu ekspektasi dan mempersiapkan audiens untuk perubahan yang akan dilakukan. Jika bagian dari perluasan story world tidak diterima dengan baik atau menimbulkan kebingungan, tanggapi umpan balik dan klarifikasi melalui konten yang baru. Demikian semoga menjawab ya.
In reply to NAURISSA BIASINI

Re: Silakan tanya di sini

by ZALSHABILA PUTRI HAYU -
Dari tujuan storyworld ini dijelaskan terdapat 4 poin, yaitu Immersion, Expansion, Consistency, dan Engagement. Bagaimana cara kita memastikan bahwa audiens bisa menangkap dan memahami pesan narasi yang kita buat? apakah kita perlu membuat angket/gform sebagai media komunikasi langsung ke audiens (feedback)?
Terima kasih
In reply to ZALSHABILA PUTRI HAYU

Re: Silakan tanya di sini

by ISTI PURWI TYAS UTAMI -
Selamat siang Zalshabila,

Untuk memastikan bahwa audiens menangkap dan memahami semesta cerita yang dibagun ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Feedback dapat diperoleh dengan menerapkan campuran metode kualitatif dan kuantitatif.

Cara pertama bisa menggunakan survei dan jajak pendapat untuk umpan balik spesifik terkait aspek-aspek utama semesta cerita.
Selain itu bisa melalui social media monitoring, dapat digunakan untuk memantau komentar, pertanyaan, dan diskusi di platform sosial dengan tujuan melihat apakah penggemar mendiskusikan elemen naratif dengan benar.
Cara lain lagi adalah melalui forum diskusi komunitas penggemar untuk mengetahui cara mereka mendiskusikan cerita. Jika mereka memang sungguh memahami karakter, latar, dan aturan semesta cerita, maka akan tampak melalui interpretasi yang akurat dalam diskusi penggemar.

Mengingat transmedia storytelling melibatkan banyak platform, feedback pun dapat diperoleh melalui partisipasi audiens terhadap konten di lintas platform. Kreator dapat melacak seberapa banyak audiens berinteraksi dengan konten di berbagai platform. Jika mereka mengikuti karakter atau alur cerita dari satu media (TV) ke media lain (web interaktif atau komik), bisa jadi menunjukkan bahwa mereka memahami dunia cerita dan tertarik mengikuti lebih lanjut.
Level kesadaran pada konsistensi cerita pun dapat diketahui ketika audiens mengenali ketidakkonsistenan atau plot yang terhubung di berbagai platform,hal ini menunjukkan bahwa mereka mengikuti detail dunia cerita.

Di era kolaborasi digital, feedback audiens juga dapat diperoleh melalui konten buatan fans/penggemar. Misalnya teori dan interpretasi penggemar, berupa teori, seni, atau konten penggemar berdasarkan dunia cerita yang dibuat penulis cerita. Jika kreasi ini selaras dengan logika dunia dunia cerita penulis, itu menjadi indikator yang baik bahwa mereka memahaminya.
Cosplay, penggemar yang membuat representasi akurat dari karakter atau tokoh yang terlibat dalam permainan peran menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang dunia, aturan, dan karakternya.

Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan Starwars, mereka melakukan survei dan jajak pendapat penggemar tentang 1) karakter dan alur cerita favorit mereka.2) Tingkat pemahaman mereka terhadap narasi di berbagai media. 3) Aspek dunia cerita (planet, faksi, karakter, pengetahuan) mana yang menurut mereka paling menarik atau membingungkan.

Cotoh hasil riset dari survei dan jajak pendapat penggemar mengungkapkan bahwa penonton sangat terhubung dengan karakter seperti Din Djarin dari episode The Mandalorian karena alur narasinya yang kuat, yang diikuti penggemar baik di acara TV maupun buku atau komik terkait. Survei juga menunjukkan bahwa penonton merasa bingung tentang elemen baru yang diperkenalkan dalam film Star Wars: The Rise of Skywalker, seperti kembalinya Palpatine. Hal ini mendorong lebih banyak konten untuk menjelaskan elemen-elemen ini dalam komik dan novel.

Analisis data platform digital mereka lakukan untuk melacak perilaku penonton, seperti 1) Penyelesaian cerita serial Star Wars, 2) Kapan saat penonton mengambil jeda atau menonton ulang momen tertentu, yang menunjukkan keterlibatan atau kebingungan. 3) Keterlibatan dengan media interaktif Star Wars, seperti situs web, kuis daring, atau konten yang kaya akan cerita.

Contoh hasil analisis dari musim pertama The Mandalorian menunjukkan bahwa penggemar berulang kali menonton ulang adegan utama yang memperkenalkan The Child (Grogu), yang menyoroti minat mereka pada karakter baru ini. Data ini berujung pada keputusan Disney untuk memperluas peran Grogu dalam narasi dan pembuatan merchandise.
Semoga menjawab ya.