Landasan dan prinsip pengalaman kurikulum mengacu pada dasar-dasar teori dan filosofi yang mendasari perancangan dan pelaksanaan kurikulum di pendidikan. Berikut adalah beberapa landasan dan prinsip yang sering digunakan dalam pengalaman kurikulum:
Landasan Pengalaman Kurikulum:
1. Landasan Filosofis
Filosofi pendidikan memberikan arah dan tujuan dalam pengembangan kurikulum. Misalnya, paham-paham seperti pragmatisme, idealisme, atau realisme mempengaruhi cara pandang tentang tujuan pendidikan dan peran kurikulum dalam mencapainya.
2. Landasan Psikologis
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan aspek psikologis peserta didik, seperti teori perkembangan kognitif (misalnya, teori Piaget atau Vygotsky) dan teori motivasi belajar, untuk memastikan kurikulum sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
3. Landasan Sosiologis
Kurikulum dipengaruhi oleh kebutuhan sosial dan budaya, sehingga pengalaman kurikulum perlu mencerminkan nilai-nilai sosial dan memberikan keterampilan yang relevan dengan tuntutan masyarakat.
4. Landasan Historis
Pengalaman kurikulum tidak bisa dipisahkan dari sejarah pendidikan yang telah ada. Pembelajaran yang baik perlu mempertimbangkan sejarah perkembangan pendidikan dan masyarakat serta perubahan sosial yang terjadi.
Prinsip Pengalaman Kurikulum:
1. Pengalaman Berpusat pada Peserta Didik
Pengalaman kurikulum harus memperhatikan kebutuhan, minat, dan potensi peserta didik.
2. Relevansi
Pengalaman belajar harus relevan dengan kehidupan nyata siswa dan kebutuhan masa depan.
3. Kontinuitas dan Keterpaduan
Pengalaman belajar harus bersifat berkelanjutan dan terintegrasi, memungkinkan perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang saling berkaitan antar jenjang pendidikan.
4. Aktivitas Belajar yang Bermakna
Kurikulum harus menyarankan pengalaman belajar yang bersifat aktif dan berbasis pada pemecahan masalah, yang memungkinkan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
5. Fleksibilitas
Kurikulum perlu memberikan ruang bagi adaptasi dan modifikasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, perkembangan teknologi, dan perubahan di masyarak.
6. Evaluasi yang Berkesinambungan
Proses evaluasi dalam kurikulum harus berjalan secara terus-menerus, baik untuk menilai pencapaian siswa maupun untuk memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum itu sendiri.