3.2. Forum Diskusi

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

oleh ASTI MAULINA -
Jumlah balasan: 0

1. Prinsip-prinsip etika bisnis dan tanggung jawab sosialperusahaan (CSR)

a). Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah konsep di mana perusahaanberkomitmen untuk beroperasi secara etis dan memberikandampak positif bagi masyarakatlingkungan, dan semuapemangku kepentingan. CSR melibatkan berbagai inisiatif yang tidak hanya berfokus pada keuntungan finansialtetapi juga pada kesejahteraan sosial dan keberlanjutan lingkungan.

Pentingnya CSR dalam Bisnis Modern

1. Membangun Citra Positif

CSR membantu perusahaan membangun citra positif di matapublik. Dengan melakukan kegiatan yang mendukungkomunitas lokal dan lingkunganperusahaan dapatmeningkatkan reputasi mereka, yang pada gilirannya menariklebih banyak pelanggan dan mitra bisnisKonsumen saat ini cenderung memilih produk dari perusahaan yang memilikikomitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.

2. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Perusahaan yang aktif dalam CSR dapat meningkatkankepercayaan dan loyalitas pelanggan. Ketika konsumen merasaterhubung dengan nilai-nilai perusahaanmereka lebihcenderung untuk tetap setia dan mendukung merek tersebut.

3. Menarik Bakat Berkualitas

CSR juga berfungsi sebagai alat untuk menarik karyawanberkualitas. Banyak profesional muda mencari perusahaan yang tidak hanya fokus pada keuntungan tetapi juga memiliki dampakpositif terhadap masyarakat25. Karyawan yang bangga dengan nilai-nilai perusahaan cenderung lebih produktif dan terlibatdalam pekerjaan mereka.

4. Mengurangi Risiko Reputasi

Dengan menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawabperusahaan dapat mengurangi risiko reputasi yang dapatmerugikan. Ini termasuk mematuhi standar keberlanjutan yang semakin ketat dan menghindari masalah hukum atau sosial yang dapat muncul akibat kelalaian dalam tanggung jawab sosial.

5. Kontribusi terhadap Keberlanjutan

CSR berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan(Sustainable Development Goals/SDGs) yang dicanangkan oleh PBB. Melalui program-program CSR, perusahaan dapatmembantu mengatasi isu-isu seperti kemiskinanpendidikan, dan kesehatanserta menjaga kelestarian lingkungan.

 

 

 

b). 1. Kejujuran

Kejujuran adalah fondasi dari semua hubungan bisnis. Perusahaan harus berkomitmen untuk memberikan informasiyang akurat dan tidak menyesatkan kepada pelanggankaryawan, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini membangun kepercayaan yang penting untuk keberlangsunganbisnis.

2. Keadilan

Prinsip keadilan menuntut perusahaan untuk memperlakukansemua pihak secara adil dan setara. Ini termasuk tidakmendiskriminasi karyawan atau pelanggan berdasarkan latarbelakang merekaserta memastikan bahwa keputusan bisnistidak merugikan pihak tertentu.

3. Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi positifterhadap masyarakat dan lingkungan. Ini mencakup praktik yang berkelanjutan dan dukungan terhadap komunitas lokal, yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan loyalitaspelanggan.

4. Integritas

Integritas mencerminkan konsistensi antara apa yang dikatakanperusahaan dan apa yang dilakukan. Perusahaan harusmemenuhi janji dan komitmen merekaserta bertindak sesuaidengan nilai-nilai etika yang mereka anut.

5. Transparansi

Transparansi dalam komunikasi dan operasional adalah kunciuntuk membangun kepercayaan. Perusahaan harus terbukatentang praktik bisnis merekatermasuk pelaporan keuangan dan kebijakan internal, sehingga semua pemangku kepentingandapat memahami bagaimana keputusan diambil.

6. Penghormatan terhadap Hak Individu

Menghormati hak-hak individutermasuk privasi dan kebebasanberbicaraadalah bagian penting dari etika bisnis. Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang menghargai setiapindividu tanpa diskriminasi.

 

c). 1. Memandang CSR sebagai Investasi

Perusahaan harus mengubah perspektif mereka terhadap CSR dari biaya menjadi investasi. Dengan cara ini, perusahaan dapatmelihat dampak jangka panjang dari inisiatif CSR yang tidakhanya memenuhi tanggung jawab sosial tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan bisnis melalui peningkatanreputasi dan loyalitas pelanggan.

2. Menerapkan Konsep Creating Shared Value (CSV)

Menerapkan pendekatan Creating Shared Value (CSV) memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomidan sosial secara bersamaan. Dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan sosial yang relevanperusahaan dapatmenemukan peluang baru untuk pertumbuhan sambilmemberikan manfaat bagi masyarakat.

3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Melibatkan pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan program CSR sangat pentingKeterlibatan ini tidakhanya meningkatkan efektivitas program tetapi juga memperkuat hubungan dengan komunitas dan pelanggan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas dan dukunganterhadap merek.

4. Transparansi dan Pelaporan

Perusahaan harus transparan mengenai kegiatan CSR merekadan melaporkan dampak yang dihasilkan secara jujur. Ini tidakhanya membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingantetapi juga memungkinkan perusahaan untuk menunjukkanbagaimana CSR berkontribusi pada kinerja keseluruhan mereka.

5. Mengintegrasikan CSR dalam Budaya Perusahaan

CSR harus menjadi bagian integral dari budaya perusahaan dan strategi bisnis secara keseluruhan. Ketika nilai-nilai CSR diinternalisasi oleh semua karyawanhal ini akan mendoronginovasi dan kolaborasi yang dapat meningkatkan efisiensioperasional dan menciptakan keunggulan kompetitif.

6. Pemanfaatan Teknologi Digital

Menggunakan teknologi digital untuk memperluas jangkauandan dampak inisiatif CSR dapat meningkatkan efektivitasprogram-program tersebutTeknologi dapat membantu dalam pengumpulan data, analisis dampakserta komunikasi dengan pemangku kepentingan secara lebih efisien.

 

2.Etika dalam pengambilan keputusan bisnis

a). Berikut adalah pendekatan untuk melakukan penilaian etis:

1. Mengumpulkan Informasi Faktual

Langkah pertama adalah mengumpulkan semua informasi yang relevan terkait situasi atau keputusan yang dihadapi. Ini mencakup data tentang dampak keputusan tersebut terhadapberbagai pemangku kepentingantermasuk karyawanpelanggankomunitas, dan lingkungan2.

2. Menganalisis Nilai Moral

Setelah informasi terkumpulpenting untuk menganalisis fakta-fakta tersebut berdasarkan nilai-nilai moral yang berlakuPertimbangkan prinsip-prinsip etika seperti keadilanintegritastransparansi, dan tanggung jawab sosial. Keputusan yang etisbiasanya sejalan dengan nilai-nilai ini, sementara keputusanyang tidak etis sering kali melanggar salah satu atau lebih dariprinsip tersebut13.

3. Melakukan Penilaian Etis

Setelah menganalisis nilai-nilai moral, lakukan penilaian apakah tindakan tersebut benar atau salah. Pertimbangkan konsekuensijangka pendek dan jangka panjang dari keputusan tersebut. Keputusan yang etis cenderung menghasilkan hasil positif bagisemua pihak yang terlibat dan mempertimbangkan dampaksosial serta lingkungan4.

4. Mempertimbangkan Kode Etik Perusahaan

Perusahaan sering memiliki kode etik yang dapat menjadipanduan dalam pengambilan keputusanMematuhi kode etik ini membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil selarasdengan nilai-nilai perusahaan dan harapan pemangkukepentingan2.

5. Menghindari Ambiguitas

Seringkalisituasi bisnis membawa ambiguitas etis. Dalam kasus seperti ini, penting untuk mencari klarifikasi dan berdiskusi dengan tim atau pihak lain untuk mendapatkanperspektif tambahan sebelum membuat keputusan akhir3.

Contoh Perbedaan Keputusan Etis dan Tidak Etis

Keputusan EtisMenetapkan harga produk secara adil tanpamanipulasi atau penipuanserta memberikan informasi yang akurat kepada konsumen.

Keputusan Tidak EtisMeningkatkan harga secara drastis tanpaalasan yang jelas atau menyembunyikan informasi pentingtentang produk dari pelanggan.

 

b). 1. Dampak Lingkungan

Perusahaan harus mengevaluasi bagaimana keputusan merekaakan mempengaruhi lingkungan. Ini mencakup:

Penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Pengelolaan limbah dan emisi untuk mengurangi pencemaran.

Memilih bahan baku yang ramah lingkungan.

2. Kesejahteraan Karyawan

Pertimbangan terhadap kesejahteraan tenaga kerja sangat penting. Ini meliputi:

Memberikan upah yang adil dan kondisi kerja yang aman.

Menyediakan pelatihan dan pengembangan karir untukmeningkatkan keterampilan.

Menghormati hak asasi manusia di tempat kerja.

3. Kontribusi kepada Masyarakat Lokal

Perusahaan harus mencari cara untuk memberikan manfaat bagikomunitas tempat mereka beroperasiseperti:

Bekerja sama dengan organisasi lokal untuk program pelatihan.

Memberikan dukungan finansial atau material untuk kegiatansosial.

Mengembangkan program CSR yang sesuai dengan kebutuhanmasyarakat setempat12.

4. Kepatuhan terhadap Regulasi

Mematuhi peraturan dan undang-undang terkait lingkungan dan sosial sangat penting untuk menghindari risiko hukum. Hal ini juga membantu membangun hubungan yang baik dengan pemerintah dan badan regulasi.

5. Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Melibatkan pemangku kepentingan dalam proses pengambilankeputusan dapat memberikan perspektif tambahan dan meningkatkan legitimasi keputusan tersebut. Ini termasuk dialog dengan komunitaskaryawan, dan pelanggan untuk memahamiharapan dan kekhawatiran mereka.

6. Analisis Risiko dan Manfaat

Melakukan analisis menyeluruh tentang risiko dan manfaat darisetiap keputusan bisnisPertimbangkan konsekuensi jangkapendek dan jangka panjang serta bagaimana keputusan tersebutdapat mempengaruhi reputasi perusahaan.

7. Inovasi untuk Keberlanjutan

Mendorong inovasi dalam produk atau proses bisnis yang dapatmengurangi dampak negatif terhadap lingkunganMisalnyamenggunakan teknologi baru yang lebih efisien ataumengembangkan produk yang lebih ramah lingkungan.

 

c). Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

1. Menetapkan dan Mengkomunikasikan Kode Etik

Perusahaan harus membuat kode etik yang jelas dan terperinci, yang mencakup nilai-nilai dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan dari semua anggota tim. Kode etik ini harusdikomunikasikan secara efektif kepada seluruh manajemen dan karyawansehingga semua pihak memahami harapanperusahaan dalam hal perilaku etis12.

2. Memberikan Pelatihan Etika

Selenggarakan pelatihan etika secara berkala untuk semuaanggota tim manajemenPelatihan ini harus mencakup studikasusdiskusi, dan simulasi situasi nyata untuk meningkatkanpemahaman tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsipetika dalam pengambilan keputusan sehari-hari23.

3. Menjadi Teladan

Manajemen puncak harus menjadi contoh yang baik dalam menerapkan standar etikaMereka harus menunjukkan perilakuyang konsisten dengan kode etik perusahaan dan nilai-nilai yang diajarkansehingga karyawan merasa termotivasi untukmengikuti jejak mereka13.

4. Menerapkan Sistem Penghargaan dan Sanksi

Perusahaan harus memiliki sistem penghargaan untuk mengakuiperilaku etis serta sanksi bagi pelanggaran etika. Ini membantumenciptakan budaya di mana perilaku etis dihargai dan pelanggaran tidak ditoleransi12.

5. Membangun Budaya Terbuka

Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung komunikasi terbukadan dialog tentang isu-isu etisAnggota tim harus merasanyaman untuk berbicara tentang tantangan etis yang merekahadapi tanpa takut akan konsekuensi negatif23.

6. Evaluasi dan Umpan Balik

Lakukan evaluasi rutin terhadap penerapan kode etik dan perilaku etis dalam organisasiBerikan umpan balik konstruktifkepada anggota tim manajemen mengenai keputusan dan tindakan merekaserta dorong refleksi diri untuk perbaikanberkelanjutan24.

7. Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan aktif dari manajemen puncak sangat penting dalam menegakkan standar etikaPemimpin harus menunjukkankomitmen mereka terhadap praktik bisnis yang etis melaluitindakan nyata dan kebijakan Perusahaan.

 

3. Implementasi prinsip-prinsip etika dan CSR dalam industri tertentu:

a). Industri Teknologi

Privasi dan Perlindungan Data: Perusahaan teknologi harusmematuhi prinsip privasi yang ketatmelindungi data pengguna, dan transparan tentang bagaimana data dikumpulkan dan digunakan. Ini mencakup penerapan langkah-langkah keamananuntuk melindungi informasi pribadi.

Tanggung Jawab Sosial: Dalam industri ini, ada tanggung jawabuntuk bertindak demi kepentingan terbaik pengguna dan masyarakat. Ini termasuk menghindari penyalahgunaan kekuatanpasar dan praktik anti-persaingan.

Inovasi Berkelanjutan: Etika bisnis di sektor teknologi juga mencakup inovasi yang berkelanjutan dan ramah lingkunganseperti penggunaan energi terbarukan dan pengurangan jejakkarbon.

Industri Keuangan

Kepatuhan dan Transparansi: Di sektor keuangankepatuhanterhadap regulasi sangat penting. Perusahaan harus transparandalam pelaporan keuangan dan menghindari praktik yang dapatdianggap sebagai penipuan atau manipulasi pasar.

Keadilan dalam LayananPrinsip keadilan menjadi fokus utama, di mana perusahaan harus memberikan layanan yang adil kepadasemua klien tanpa diskriminasi. Ini termasuk memastikan aksesyang sama terhadap produk keuangan.

Pengelolaan Risiko: Etika bisnis di sektor ini juga mencakuppengelolaan risiko dengan integritasmenghindari pengambilankeputusan yang hanya berfokus pada keuntungan jangka pendektanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Industri Manufaktur

Keberlanjutan Lingkungan: Perusahaan manufaktur harusmemperhatikan dampak lingkungan dari proses produksimereka. Ini mencakup penggunaan sumber daya secara efisiendan pengurangan limbah.

Kesejahteraan Karyawan: Dalam industri ini, perhatian terhadapkesejahteraan karyawan sangat penting. Perusahaan harusmemastikan kondisi kerja yang aman dan adil sertamemperlakukan karyawan dengan hormat.

Tanggung Jawab SosialManufaktur juga memiliki tanggungjawab untuk berkontribusi positif kepada komunitas lokalmelalui program-program sosial dan lingkungan.

 

b). Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi:

1. Keterbatasan Sumber Daya

Banyak perusahaanterutama yang lebih kecilmengalamiketerbatasan sumber daya finansial dan manusia untukmengimplementasikan program CSR yang efektif. Hal ini dapatmembatasi kemampuan mereka untuk mengembangkan dan menjalankan inisiatif CSR yang berkelanjutan.

2. Tekanan untuk Meningkatkan Keuntungan Jangka Pendek

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitifperusahaan seringkali berada di bawah tekanan untuk menghasilkan keuntunganjangka pendek. Ini dapat membuat manajemen enggan untukberinvestasi dalam program CSR yang mungkin tidakmemberikan pengembalian langsung, meskipun memilikimanfaat jangka panjang.

3. Kurangnya Kerangka Kerja dan Standar

Tidak adanya kerangka kerja yang jelas untuk mengukur dan mengevaluasi inisiatif CSR membuat perusahaan kesulitandalam merencanakan dan melaksanakan program-program tersebutTanpa metrik yang dapat diandalkansulit untukmenilai efektivitas dan dampak dari upaya CSR.

4. Transparansi dan Akuntabilitas

Perusahaan sering kali menghadapi tantangan dalam menjagatransparansi dan akuntabilitas terkait upaya CSR merekaKetidakjelasan tentang dampak sosial dan lingkungan darikegiatan mereka dapat merusak kepercayaan pemangkukepentingan dan menyebabkan skeptisisme terhadap komitmenperusahaan terhadap tanggung jawab sosial.

5. Harapan Pemangku Kepentingan yang Beragam

Perusahaan harus menyeimbangkan harapan dari berbagaipemangku kepentingantermasuk pelanggankaryawan, investor, dan komunitas lokalSetiap kelompok mungkinmemiliki ekspektasi yang berbeda terhadap program CSR, sehingga menciptakan tantangan dalam merancang inisiatif yang memenuhi semua kebutuhan tersebut.

6. Perubahan Regulasi dan Kebijakan

Perubahan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah terkaitCSR dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan menjalankanprogram merekaKetidakpastian regulasi dapat menghambatperencanaan jangka panjang dan investasi dalam inisiatif CSR.

 

c). Berikut adalah contoh-contoh perusahaan dan bagaimanamereka melakukannya:

1. PT Mayora Grup

PT Mayora Grupperusahaan pengolahan makanan dan minumanmengadakan program CSR berupa sunatan massaluntuk 34 anak di Desa Gembong, BalarajaKegiatan ini tidakhanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakattetapijuga memperkuat hubungan antara perusahaan dan komunitaslokal. Dengan melakukan kegiatan sosial yang berdampakpositif, Mayora berhasil meningkatkan citra mereka sebagaiperusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.

2. Scarlett Whitening

Scarlett Whitening aktif dalam program CSR melalui Scarlett Beauty Impact, yang berfokus pada kesejahteraan perempuandan kemanusiaanMereka memberikan donasi sebesar Rp1 miliar untuk bantuan kemanusiaan di Palestina dan melaksanakan berbagai program sosial lainnyasepertipemberian makanan untuk buka puasaKeterlibatan ini membantu Scarlett membangun reputasi sebagai merek yang peduli dan bertanggung jawab secara sosial, yang berkontribusipada loyalitas pelanggan.

3. Pertamina

Pertamina telah melaksanakan berbagai program CSR yang mencakup pendidikanpelatihan keterampilan, dan pengembangan ekonomi lokalMisalnyamereka memberikanbeasiswa dan fasilitas pendidikan untuk anak-anak di sekitarlokasi operasional mereka serta mendukung usaha kecil dan menengah (UKM). Melalui inisiatif ini, Pertamina tidak hanyameningkatkan reputasi mereka di mata publik tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di komunitas lokal.

4. Alfamidi

Alfamidi berkolaborasi dengan DPPKB Kota Ternate untukmengatasi masalah stunting dengan memberikan paket nutrisikepada anak-anak. Program ini tidak hanya membantu kesehatananak-anak tetapi juga menunjukkan tanggung jawab sosialperusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatKeberhasilan program ini dalam mengurangi stunting membantuAlfamidi membangun citra positif sebagai perusahaan yang peduli terhadap isu-isu kesehatan masyarakat.

5. AQUA

AQUA dikenal dengan program CSR yang berfokus pada pelestarian sumber daya air dan lingkunganMereka melakukanrehabilitasi hutan dan pembangunan sumur resapan untukmenjaga akses masyarakat terhadap air bersih. Dengan langkah-langkah ini, AQUA berhasil memperkuat reputasi merekasebagai pemimpin dalam keberlanjutan lingkungan di industriminuman.

 

4. Tanggapan masyarakat terhadap praktik bisnis yang etisdan CSR

a). Berikut adalah beberapa cara bagaimana masyarakat dapatberkontribusi dalam proses ini:

1. Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi

Masyarakat dapat meningkatkan kesadaran tentang isu-isu sosialdan lingkungan melalui kampanye edukasi. Dengan memberikaninformasi yang jelas mengenai dampak negatif dari praktikbisnis yang tidak etismasyarakat dapat mendorong perusahaanuntuk berkomitmen pada CSR yang lebih kuat.

2. Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas

Masyarakat dapat menuntut transparansi dari perusahaanmengenai praktik bisnis merekaMelalui pengawasan publik dan media, masyarakat dapat meminta laporan yang jelas mengenaidampak sosial dan lingkungan dari operasi perusahaansehinggamendorong perusahaan untuk bertanggung jawab atas tindakanmereka.

3. Membentuk Opini Publik

Melalui media sosial dan platform komunikasi lainnyamasyarakat dapat membentuk opini publik yang mendukungpraktik bisnis yang etis. Ketika konsumen menunjukkanpreferensi untuk produk dari perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial, ini dapat mempengaruhi keputusan bisnisperusahaan.

4. Kolaborasi dengan Organisasi Nirlaba

Masyarakat dapat bekerja sama dengan organisasi nirlaba untukmengembangkan inisiatif CSR yang relevan dan berdampakKemitraan ini dapat membantu perusahaan memahamikebutuhan lokal dan merancang program CSR yang sesuai.

5. Memberikan Umpan Balik

Masyarakat dapat memberikan umpan balik langsung kepadaperusahaan tentang bagaimana praktik mereka mempengaruhikomunitasMelalui dialog terbukaperusahaan dapat lebihmemahami harapan masyarakat dan menyesuaikan strategi mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

6. Menggunakan Kekuasaan Konsumen

Konsumen memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perusahaanmelalui pilihan pembelian mereka. Dengan memilih untukmendukung merek yang menunjukkan komitmen terhadap CSR, masyarakat dapat memberikan insentif bagi perusahaan untukmengadopsi praktik yang lebih etis.

7. Menuntut Tindakan dari Pemerintah

Masyarakat juga berperan dalam mendorong pemerintah untukmenerapkan regulasi yang mendukung praktik bisnis yang etisdan berkelanjutan. Dengan advokasi yang efektifmasyarakatdapat mempengaruhi kebijakan publik yang mendorongperusahaan untuk bertindak secara bertanggung jawab.

 

b). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kesadarankonsumen terhadap CSR berpengaruh positif terhadap keputusanpembelian mereka.

1. Kesadaran Konsumen

Konsumen yang sadar akan aktivitas CSR lebih cenderungtertarik untuk membeli produk dari perusahaan yang terlibatdalam inisiatif sosial dan lingkunganPenelitian menunjukkanbahwa ketika konsumen menyadari program CSR, merekamerasa lebih puas dengan keputusan pembelian merekakarenamereka mendukung perusahaan yang berkontribusi positifkepada masyarakat.

2. Loyalitas Pelanggan

Perusahaan yang aktif dalam CSR dapat membangun loyalitaspelanggan yang lebih tinggiKonsumen merasa bangga ketikamereka membeli dari perusahaan yang bertanggung jawabsecara sosial, dan ini dapat meningkatkan kepuasan sertakemungkinan untuk merekomendasikan produk kepada orang lain23. Ketika kualitas dan harga produk setarakonsumen lebihcenderung memilih merek yang memiliki reputasi baik dalam CSR.

3. Pengaruh pada Citra Perusahaan

Praktik CSR yang baik dapat memperbaiki citra perusahaan di mata publik. Ketika masyarakat melihat perusahaanberkomitmen untuk berkontribusi pada isu-isu sosial dan lingkunganmereka cenderung menganggap perusahaan tersebutlebih etis dan dapat dipercaya. Hal ini berpotensi meningkatkanpenjualan dan menarik lebih banyak pelanggan.

4. Tuntutan Transparansi

Masyarakat semakin menuntut transparansi dari perusahaanmengenai praktik bisnis mereka. Perusahaan yang tidak hanyafokus pada keuntungan tetapi juga menunjukkan komitmenterhadap tanggung jawab sosial akan lebih dihargai oleh konsumen. Ini menciptakan tekanan bagi perusahaan untukberoperasi secara etissehingga meningkatkan reputasi merekadi pasar.

 

c). Perusahaan dapat meningkatkan keterlibatan masyarakatdalam program Corporate Social Responsibility (CSR) merekadengan menerapkan beberapa strategi yang efektifBerikutadalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Mengembangkan Program yang Relevan

Perusahaan harus merancang program CSR yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat lokalMelakukan survei ataudiskusi kelompok fokus dapat membantu memahami isu-isuyang penting bagi komunitassehingga program yang dibuatdapat memberikan dampak positif yang nyata.

2. Mendorong Partisipasi Masyarakat

Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaandan pelaksanaan program CSR sangat pentingMisalnyaperusahaan dapat melibatkan anggota komunitas dalam proyekpembangunan infrastruktur atau kegiatan lingkungansehinggamereka merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadapinisiatif tersebut.

3. Membangun Kemitraan Strategis

Berkolaborasi dengan organisasi nirlabapemerintah lokalataukomunitas lainnya dapat memperkuat program CSR. Kemitraanini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan sumberdaya dan keahlian yang adaserta meningkatkan kredibilitas dan jangkauan program.

4. Komunikasi yang Efektif

Perusahaan perlu melakukan komunikasi yang jelas dan terbukatentang tujuanmanfaat, dan hasil dari program CSR merekaMenggunakan berbagai saluran komunikasiseperti media sosial, situs web, atau acara komunitasdapat membantumenyebarluaskan informasi dan menarik perhatian masyarakat.

5. Menyediakan Pelatihan dan Edukasi

Mengadakan pelatihan atau workshop untuk masyarakat tentangisu-isu tertentu yang relevan dengan program CSR dapatmeningkatkan keterlibatanMisalnyaperusahaan dapatmemberikan pelatihan tentang pengelolaan limbah ataukesehatan dan keselamatan kerja.

6. Melaporkan Hasil Program

Transparansi dalam melaporkan hasil dari kegiatan CSR sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat. Perusahaan harus menyediakan laporan yang menunjukkan dampak dariprogram-program tersebut, baik dalam bentuk statistik maupuncerita nyata dari individu yang terlibat.

7. Menciptakan Nilai Bersama (CSV)

Mengadopsi pendekatan Creating Shared Value (CSV) dapatmembantu perusahaan menciptakan nilai ekonomi sekaligussosial. Dengan fokus pada solusi yang menguntungkan baik bagiperusahaan maupun masyarakatketerlibatan masyarakat dalam program CSR akan meningkat secara alami.