Pembelajaran sastra berbasis karakter memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan berbahasa siswa di SD/MI. Sastra kaya akan nilai-nilai moral dan sosial, yang tidak hanya membantu siswa mengembangkan kemampuan bahasa, tetapi juga memperkuat karakter mereka. Dengan berinteraksi langsung melalui cerita, siswa secara alami terpapar pada struktur bahasa, penggunaan kata, serta ungkapan-ungkapan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembacaan karya sastra, misalnya, melibatkan siswa dalam proses memahami alur cerita, karakter, dan tema. Dalam proses ini, mereka diajak untuk memikirkan makna mendalam dari sebuah teks, yang pada gilirannya mengasah keterampilan berpikir kritis dan pemahaman teks mereka. Selain itu, kegiatan membaca juga meningkatkan kemampuan mendengarkan serta memperkaya kosakata siswa.
Dramatisasi atau pementasan cerita dari sastra mengajarkan siswa untuk mengekspresikan diri secara lisan. Mereka belajar berbicara dengan intonasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh yang sesuai, yang memperbaiki kemampuan komunikasi mereka. Aktivitas ini tidak hanya mendorong kreativitas tetapi juga membangun rasa percaya diri dalam berbicara di depan umum.
Proyek sastra, seperti membuat ulasan cerita atau mengadaptasi cerita menjadi bentuk visual, mendorong siswa untuk mengungkapkan pemahaman mereka tentang karya sastra dengan cara yang lebih personal. Proses ini melibatkan keterampilan menulis yang lebih mendalam, di mana siswa harus merangkai ide-ide mereka dalam bentuk tulisan yang koheren. Dengan terlibat dalam proyek ini, siswa juga belajar bekerja sama, berpikir kritis, dan berkomunikasi secara efektif.
Secara keseluruhan, pembelajaran sastra berbasis karakter mampu mengembangkan keterampilan berbahasa siswa secara holistik, karena melalui kegiatan ini siswa tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga tentang cara berpikir, berempati, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang baik.