1. Konsep dasar dalam manajemen produksi, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, saling berkaitan erat dan saling mendukung untuk mencapai efisiensi produksi yang optimal.
eempat konsep ini saling berkaitan dan membentuk suatu siklus yang berulang. Perencanaan akan menjadi dasar untuk pengorganisasian, pengorganisasian akan mendukung pengarahan, dan pengarahan akan menghasilkan output yang perlu dikendalikan. Hasil dari pengendalian akan menjadi masukan untuk perencanaan selanjutnya.
2. manajemen sistem informasi diandalkan perusahaan dalam kegiatan operasional. Bukan hanya untuk keuangan, manajemen informasi membantu pengelola dalam mengumpulkan, menyimpan, hingga memperlihatkan data secara akurat.
Teknologi informasi (TI) telah merevolusi cara kita mengelola produksi. TI dapat digunakan untuk:
- Perencanaan : Membuat model simulasi untuk memprediksi permintaan, mengoptimalkan jadwal produksi, dan merencanakan penggunaan sumber daya.
- Pengorganisasian : Mengelola data produksi secara terpusat, memudahkan koordinasi antar departemen, dan meningkatkan efisiensi komunikasi.
- Pengarahan : Memberikan informasi real-time kepada pekerja mengenai target produksi, kemajuan pekerjaan, dan masalah yang perlu diatasi.
- Pengendalian : Memantau kinerja produksi secara online, mendeteksi masalah lebih awal, dan mengambil tindakan korektif secara cepat.
Contoh konkret:
-Sistem Manufacturing Execution System (MES) yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber seperti mesin, sensor, dan sistem perencanaan, untuk memberikan visibilitas penuh atas proses produksi.
-Contoh dari penggunaan teknologi informasi dalam perusahaan keuangan seperti bank adalah dengan menggunakan sistem mobile banking dan internet banking. Sistem ini memungkinkan pelanggan untuk melakukan transaksi keuangan seperti transfer uang, pembayaran tagihan, dan pengambilan uang tanpa harus datang ke bank secara fisik.
3. Perbedaan Teori Manajemen Klasik dan Modern
- Teori Manajemen Klasik : Berfokus pada efisiensi dan spesialisasi tugas. Pendekatannya lebih mekanistik dan menganggap pekerja sebagai bagian dari mesin.
-
Teori manajemen klasik adalah pendekatan dalam manajemen yang dikembangkan pada abad ke-20 oleh para pemikir seperti Henri Fayol dan Frederick Taylor. Teori ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi melalui pengaturan tugas, struktur hierarki, dan penggunaan prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan secara universal. Ada dua teori manajemen klasik yang terkenal, yaitu teori administrasi atau manajemen administrasi karya Henri Fayol dan teori manajemen ilmiah karya Frederick Taylor.
- Pendekatan Manajemen Modern : Lebih menekankan pada fleksibilitas, inovasi, dan partisipasi pekerja. Pendekatannya lebih humanistik dan mengakui pentingnya faktor psikologis dalam produktivitas.
- Teori Manajemen Modern adalah pendekatan dalam manajemen yang berkembang setelah era teori manajemen klasik pada abad ke-20. Teori ini mencoba mengatasi kekurangan dan mencerminkan perubahan sosial, teknologi, dan lingkungan yang terjadi sejak saat itu.
Perbedaan Dasar Teori Manajemen Klasik dan Modern
Berikut adalah beberapa perbedaan antara teori manajemen klasik dan teori manajemen modern:
- Fokus: Teori manajemen klasik berfokus pada struktur organisasi, tugas, dan efisiensi operasional. Sementara itu, teori manajemen modern lebih menekankan pada fleksibilitas, inovasi, keberlanjutan, dan keterlibatan karyawan.
- Pendekatan terhadap karyawan: Teori manajemen klasik cenderung melihat karyawan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Di sisi lain, teori manajemen modern menganggap karyawan sebagai aset penting dan berfokus pada pengembangan mereka, partisipasi, dan kepuasan kerja.
- Struktur hierarki: Teori manajemen klasik menekankan struktur hierarki yang kuat dan pemisahan tugas yang jelas antara manajer dan karyawan. Teori manajemen modern cenderung lebih menganjurkan struktur yang lebih datar, kolaborasi, dan kerja tim.
- Penekanan pada konteks: Teori manajemen klasik cenderung bersifat universal dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang sama di semua situasi. Di sisi lain, teori manajemen modern mengakui bahwa setiap situasi atau konteks organisasi dapat berbeda, dan pendekatan manajemen harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.
- Peran pemimpin: Teori manajemen klasik melihat pemimpin sebagai orang yang memberikan instruksi dan mengawasi karyawan. Dalam teori manajemen modern, pemimpin diharapkan untuk menjadi fasilitator, penggerak perubahan, dan pemberi inspirasi bagi karyawan.
- Fleksibilitas: Teori manajemen klasik cenderung memiliki pendekatan yang lebih kaku dan formal dalam mengelola organisasi. Sementara itu, teori manajemen modern menekankan fleksibilitas, adaptabilitas, dan kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan.
Relevansi: Pendekatan manajemen modern lebih relevan dalam konteks produksi saat ini yang dinamis dan kompleks. Perubahan teknologi yang cepat, permintaan pasar yang fluktuatif, dan persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk lebih adaptif dan inovatif.
4. Penerapan Konsep Manajemen dalam Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan seperti perubahan teknologi atau permintaan pasar yang fluktuatif, perusahaan perlu:
- Fleksibilitas : Mampu menyesuaikan proses produksi dengan cepat untuk merespons perubahan.
- Inovasi : Terus mengembangkan produk dan proses produksi yang baru.
- Pelatihan dan pengembangan karyawan : Memastikan karyawan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan.
-
Kolaborasi : Membangun kemitraan dengan pemasok, pelanggan, dan pihak terkait lainnya.
5. Tugas manajemen produksi termasuk mengubah bahan mentah menjadi produk bernilai tambah dengan cara yang efisien. Orang yang mengatur tugas manajemen produksi adalah manajer produksi. Mereka bertanggung jawab atas area yang berhubungan dengan manajemen produksi dan sistemnya. Dengan kata lain, keputusan yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, harga, desain, gaya kemasan dan bahan baku semuanya diputuskan oleh manajer produksi. Manajer produksi juga memastikan output yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan.
Tugas utama manajer produksi adalah untuk merencanakan sekaligus melakukan kontrol terhadap proses produksi berjalan lancar pada tingkat output yang dibutuhkan sambil memenuhi perencanaan biaya serta kualitas akhir.
Tanggung jawab manajer produksi:
- Perencanaan produksi : Menentukan jadwal produksi, mengalokasikan sumber daya, dan menetapkan target produksi.
- Pengendalian kualitas : Memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
- Pemeliharaan peralatan : Menjaga agar peralatan produksi selalu dalam kondisi baik.
- Keselamatan kerja : Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja.
Dengan demikian, manajer produksi memiliki peran yang sangat strategis dalam memastikan keberhasilan perusahaan.