Diskusi Pembelajaran 14

Diskusi pembelajaran 14

Diskusi pembelajaran 14

by ALIEFIA NUR OCKTAVIANI -
Number of replies: 0

Analisis Kebijakan Pengurangan Sampah di Kabupaten Banyuwangi

A. Latar Belakang

Kabupaten Banyuwangi menghadapi masalah persampahan yang terus meningkat, terutama dengan bertambahnya volume sampah plastik di wilayah perkotaan dan destinasi wisata. Masalah sampah ini tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga berdampak pada sektor pariwisata, yang menjadi salah satu sumber ekonomi utama di wilayah tersebut. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menerapkan kebijakan pengurangan sampah, termasuk pelarangan plastik sekali pakai dan pengembangan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Naskah ini mengkaji kebijakan tersebut dengan memperhatikan perumusan, implementasi, monitoring, dan evaluasi untuk menilai sejauh mana efektivitas kebijakan dalam mengurangi volume sampah dan dampaknya terhadap lingkungan.

B. Perumusan Kebijakan

Kebijakan pengurangan sampah di Banyuwangi dirumuskan oleh Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, dengan melibatkan masukan dari masyarakat, pelaku usaha, dan tokoh komunitas setempat. Perumusan ini didasarkan pada hasil kajian tentang dampak sampah plastik terhadap lingkungan serta pengalaman dari daerah lain yang sudah menerapkan kebijakan serupa. Salah satu kebijakan utama adalah larangan penggunaan plastik sekali pakai di tempat-tempat umum dan wisata, serta dorongan untuk menggunakan bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan. Namun, kebijakan ini masih kurang diimbangi dengan analisis dampak ekonomi bagi sektor usaha kecil yang terpengaruh.

C.  Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan ini dilakukan melalui sosialisasi kepada masyarakat, penyediaan tempat sampah terpilah di berbagai titik, serta pengawasan di lokasi wisata dan pasar tradisional. Pemerintah daerah juga menginisiasi program Bank Sampah untuk menggerakkan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri. Meskipun implementasi di area wisata cukup berhasil, pelaksanaan di tingkat desa dan pasar tradisional masih menemui hambatan, terutama karena minimnya fasilitas dan sumber daya yang tersedia.

D. Monitoring Kebijakan

Monitoring dilakukan oleh petugas lingkungan dan relawan masyarakat dengan melakukan inspeksi berkala di titik-titik pengelolaan sampah. Pemerintah daerah juga bekerjasama dengan organisasi lokal untuk mendukung monitoring di wilayah terpencil. Namun, pengawasan yang masih terbatas ini menjadi tantangan, karena keterbatasan sumber daya dan teknologi menyebabkan kesenjangan dalam penegakan kebijakan di berbagai wilayah.

E. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi terhadap kebijakan ini dilakukan secara periodik dengan mengukur pengurangan volume sampah di wilayah perkotaan dan lokasi wisata. Berdasarkan evaluasi, penggunaan plastik sekali pakai telah menurun, namun kesulitan dalam perubahan perilaku masyarakat dan ketergantungan pada plastik di beberapa sektor usaha masih menjadi hambatan utama. Program edukasi dan sosialisasi tambahan direkomendasikan untuk mendukung perubahan perilaku masyarakat dalam jangka panjang.

F. Rekomendasi 

1. Peningkatan infrastruktur: Penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai di setiap desa dan peningkatan jumlah tempat sampah terpilah di area publik

2. Penguatan kolaborasi: Meningkatkan kerjasama antara pemerintah daerah, organisasi lingkungan, dan komunitas lokal untuk memperkuat monitoring dan sosialisasi kebijakan

3. Program edukasi berkelanjutan: Memperbanyak program edukasi dan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya sampah plastik.

4. Insentif bagi pelaku usaha: Memberikan dukungan, seperti insentif finansial atau pelatihan, bagi pelaku usaha kecil agar dapat beralih ke alternatif kemasan yang ramah lingkungan.

G. Kesimpulan 

Kebijakan pengurangan sampah di Banyuwangi merupakan langkah penting dalam mengatasi masalah sampah plastik dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup masyarakat. Meskipun telah menunjukkan hasil yang positif, masih diperlukan peningkatan dalam hal sosialisasi, infrastruktur, dan pengawasan agar kebijakan ini dapat memberikan dampak yang lebih berkelanjutan. Dukungan dari masyarakat dan kerjasama lintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam implementasi kebijakan ini di masa depan.