Forum Diskusi

Terkait sumber energi terbarukan yaitu Tenaga Matahari dengan kendala PLTS

Terkait sumber energi terbarukan yaitu Tenaga Matahari dengan kendala PLTS

by LOURINA PUNGKY OKTASYAH -
Number of replies: 0

Sumber energi terbarukan, khususnya Tenaga Matahari, memiliki potensi besar di Indonesia. Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dapat memanfaatkan sinar matahari secara optimal. Namun, meskipun potensi ini sangat menjanjikan, terdapat beberapa kendala yang menghambat pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Pendapat Terkait Tenaga Matahari

  1. Potensi Besar: Tenaga matahari di Indonesia diperkirakan memiliki potensi mencapai 208 gigawatt (GW), yang dapat berkontribusi signifikan terhadap kebutuhan listrik nasional yang mencapai 270 terawatt-jam (TWh) per tahun

. Hal ini menjadikan PLTS sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon.

  1. Keberlanjutan: Energi matahari adalah sumber energi yang bersih dan berkelanjutan, tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca selama operasionalnya. Ini sejalan dengan upaya global untuk transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Kendala dalam Pendirian PLTS

  1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN): Kebijakan TKDN yang menetapkan minimal 60% komponen lokal untuk modul surya menjadi salah satu hambatan utama. Banyak industri di Indonesia belum siap memenuhi ketentuan ini, sehingga menghambat investasi dan pengembangan proyek PLTS
  2. Biaya Investasi Awal: Pendirian PLTS memerlukan investasi awal yang cukup besar. Biaya untuk membeli panel surya dan komponen pendukung lainnya masih tinggi, ditambah dengan suku bunga pinjaman yang relatif tinggi

. Hal ini membuat banyak investor ragu untuk berinvestasi dalam proyek PLTS.

  1. Ketersediaan Komponen: Sebagian besar komponen PLTS masih diimpor, sehingga biaya keseluruhan menjadi lebih mahal. Hanya ada sedikit pabrikan lokal yang mampu memproduksi modul surya dengan kapasitas tinggi
  2. Regulasi dan Kebijakan: Kebijakan terkait pembelian listrik dari PLTS juga menjadi kendala. Misalnya, perubahan kebijakan yang mengatur imbalan bagi PLN dalam membeli kelebihan daya dari PLTS atap dapat mengurangi insentif bagi pengembang
  3. Pemahaman Masyarakat: Kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat dan teknologi PLTS juga menjadi tantangan dalam adopsi energi surya secara lebih luas
  4. Over Supply Listrik: Di beberapa daerah, seperti Jawa Tengah, terjadi oversupply listrik yang menghambat pengembangan PLTS karena kelebihan pasokan listrik dari sumber lainDengan mengatasi kendala-kendala ini melalui kebijakan yang lebih mendukung dan peningkatan infrastruktur serta pemahaman masyarakat, potensi tenaga matahari di Indonesia dapat dimaksimalkan untuk mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan.