Pada masa kolonial, dinamika politik di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan akibat munculnya berbagai fraksi nasional, serta gerakan politik seperti Petisi Sutrajo dan Gapi (Gabungan Politik Indonesia). Gerakan-gerakan ini mencerminkan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajahan Belanda, dan juga menunjukkan perbedaan strategi serta ideologi di kalangan kelompok-kelompok nasionalis pada waktu itu.
- Fraksi Nasional dalam Pergerakan Kemerdekaan:
Fraksi nasional yang muncul di Indonesia pada masa kolonial menggambarkan keberagaman pandangan dan pendekatan terhadap perjuangan kemerdekaan. Ada yang mengedepankan pendekatan reformis melalui dialog dengan pemerintah kolonial Belanda, sementara yang lain mendorong cara yang lebih radikal. Dalam konteks ini, perpecahan terjadi antara mereka yang berusaha bekerja sama dengan pemerintah kolonial dan mereka yang ingin mengusir Belanda melalui perjuangan lebih keras. Salah satu perbedaan utama adalah apakah perjuangan kemerdekaan harus dilakukan dengan cara damai atau melalui perlawanan terbuka.
- Petisi Sutrajo (1917):
Petisi Sutrajo adalah sebuah petisi yang disampaikan oleh beberapa tokoh pergerakan Indonesia kepada pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1917, yang mencerminkan sikap moderat dalam pergerakan nasional. Petisi ini diajukan oleh tokoh-tokoh seperti Sutrajo, yang berasal dari kelompok elite yang berpendidikan. Mereka mengusulkan beberapa perubahan sosial dan politik sebagai jalan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia tanpa harus berhadapan langsung dengan kekuasaan kolonial.
- GAPI (Gabungan Politik Indonesia):
GAPI adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1939 dengan tujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. GAPI menggabungkan berbagai organisasi pergerakan yang berbeda, baik yang moderat maupun yang radikal, dengan harapan memperkuat kesatuan dan pergerakan nasional dalam menghadapi kolonialisme Belanda.