Pendapat saya mengenai Mikoremediasi dan Fitoremediasi untuk Pencemaran Logam Berat sebagai berikut :
Bioremediasi melalui teknik mikoremediasi (menggunakan jamur) dan fitoremediasi (menggunakan tanaman) menunjukkan potensi besar dalam menangani pencemaran logam berat. Mikoremediasi memanfaatkan jamur yang memiliki kemampuan menyerap logam berat melalui miselium, sementara fitoremediasi memanfaatkan tanaman yang mampu mengekstraksi logam berat dari tanah atau air. Mikoremediasi efektif karena jamur dapat hidup di lingkungan ekstrem dan menyerap logam berat melalui proses bioakumulasi. Di sisi lain, fitoremediasi efektif karena beberapa tanaman mampu memindahkan logam berat dari media tanah ke bagian tanaman melalui akumulasi di akar atau jaringan lainnya, sehingga logam-logam berat ini dapat diekstraksi dari lingkungan.Tanaman Potensial Sebagai Agen Fitoremediator. Selain enceng gondok (Eichhornia crassipes) dan semanggi air (Marsilea crenata), beberapa tanaman lain yang telah menunjukkan potensi sebagai agen fitoremediator untuk pencemaran logam berat adalah:
- Vetiver (Vetiveria zizanioides)
- Poplar (Populus spp.)
- Bambu (Bambusoideae)
Daftar Pustaka
1. Ghosh, M., & Singh, S. P. (2005). A review on phytoremediation of heavy metals and utilization of its byproducts. Applied Ecology and Environmental Research, 3(1), 1-18.
2. Ali, H., Khan, E., & Sajad, M. A. (2013). Phytoremediation of heavy metals—concepts and applications. Chemosphere, 91(7), 869-881.
3. Malik, R. N., & Husain, S. Z. (2007). Heavy metal contamination and accumulation in soil and wild plant species from industrial area of Islamabad, Pakistan. Pakistan Journal of Botany, 39(3), 917-929.