Dinamika politik pada masa kolonial dipengaruhi oleh perbedaan fraksi nasional, seperti Petisi Sutrajo dan GAPI. Petisi Sutrajo (1917) menunjukkan protes terhadap kebijakan kolonial untuk mendapatkan hak politik, meski tidak langsung mengubah kebijakan. GAPI, yang dibentuk pada 1939, mengusung pendekatan kooperatif dengan pemerintah kolonial untuk memperoleh hak politik lebih besar. Fraksi-fraksi ini mencerminkan perbedaan strategi dalam perjuangan kemerdekaan, baik melalui konfrontasi maupun kerjasama, dengan tantangan besar dari pemerintah kolonial.