Pemerintah pendudukan Jepang menerapkan berbagai kebijakan untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, seperti membentuk organisasi-organisasi seperti *Putera* (Pusat Tenaga Rakyat), *Heiho*, dan *Keibodan*, serta menyebarkan propaganda dengan narasi *"Saudara Tua Asia"* untuk mengesankan persaudaraan dan pembebasan dari kolonialisme Barat. Selain itu, Jepang juga memanfaatkan janji kemerdekaan sebagai alat politik untuk meraih simpati, seperti yang terlihat dalam pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Meski beberapa pihak, terutama kalangan nasionalis, memanfaatkan peluang ini untuk mengorganisasi dan mempersiapkan kemerdekaan, kebijakan Jepang tidak sepenuhnya berhasil menciptakan simpati yang mendalam. Eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja melalui kerja paksa seperti *romusha* justru menambah penderitaan rakyat dan membangun resistansi terhadap pemerintahan Jepang.