Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru mengenai kemajuan siswa. Penilaian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses belajar siswa sebelum penilaian akhir dilakukan.
Contoh Teknik Penilaian Formatif dalam Pembelajaran Sastra Indonesia:
Diskusi Kelompok
Dalam pembelajaran sastra Indonesia, guru dapat membagi siswa dalam kelompok untuk mendiskusikan tema, karakter, atau gaya bahasa dalam karya sastra tertentu. Guru dapat memberikan pertanyaan yang merangsang pemikiran kritis, misalnya, "Bagaimana karakter dalam cerita ini menggambarkan nilai moral yang terkandung dalam budaya Indonesia?"
Manfaat:
Siswa dapat melatih keterampilan berbicara dan mendengarkan dengan aktif.
Membantu siswa untuk berpikir kritis dan menganalisis teks sastra.
Memperkuat nilai-nilai kerja sama dan menghargai pendapat orang lain.
Tugas Menulis Refleksi
Siswa diminta untuk menulis refleksi tentang pengalaman mereka dalam membaca teks sastra tertentu, misalnya, tentang bagaimana cerita atau karakter dalam novel tersebut mempengaruhi pandangan mereka terhadap nilai-nilai kehidupan.
Manfaat:
Meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya dalam menyusun ide dan argumen secara jelas.
Menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai moral dan etika dalam sastra.
2. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir suatu unit pembelajaran atau setelah suatu periode tertentu, untuk menilai pencapaian kompetensi siswa secara keseluruhan.
Contoh Teknik Penilaian Sumatif dalam Pembelajaran Sastra Indonesia:
Ujian Tertulis
Ujian tertulis dapat digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang teks sastra yang telah dipelajari. Misalnya, siswa diminta untuk menjawab soal pilihan ganda, esai, atau analisis terhadap karakter, alur cerita, atau nilai moral dalam karya sastra Indonesia yang telah dibaca.
Manfaat:
Mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis, menginterpretasi, dan menyimpulkan isi karya sastra.
Menilai sejauh mana siswa menguasai konsep-konsep sastra yang telah diajarkan.
Proyek Kreatif
Siswa dapat diminta untuk membuat proyek akhir, seperti drama pendek, adaptasi cerita sastra ke bentuk lain (misalnya, membuat puisi dari sebuah cerita prosa), atau presentasi tentang tema dan pesan moral dalam suatu karya sastra.
Manfaat:
Meningkatkan kreativitas dan kemampuan ekspresi siswa dalam mengaplikasikan pemahaman sastra.
Mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi dalam presentasi proyek.
Manfaat Penilaian Formatif dan Sumatif dalam Mengembangkan Kompetensi dan Nilai-Nilai Karakter:
Pengembangan Kompetensi:
Penilaian Formatif memungkinkan siswa untuk memperbaiki kekurangan dalam keterampilan berbahasa mereka secara berkelanjutan. Umpan balik yang diberikan dalam penilaian formatif membantu siswa memahami aspek yang perlu ditingkatkan, baik dalam hal keterampilan berbicara, menulis, membaca, maupun mendengarkan.
Penilaian Sumatif memberikan gambaran akhir tentang pencapaian kompetensi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil dari penilaian ini dapat digunakan untuk merancang pembelajaran berikutnya atau merencanakan pengayaan bagi siswa yang membutuhkan.
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter:
Penilaian Formatif yang melibatkan diskusi kelompok, kerja sama, dan refleksi individu membantu siswa untuk mengembangkan nilai-nilai seperti menghargai perbedaan pendapat, kerjasama, dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Penilaian Sumatif seperti proyek kreatif dan ujian memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan sikap disiplin, kejujuran, dan ketekunan dalam menyelesaikan tugas atau ujian mereka.
Secara keseluruhan, penilaian formatif dan sumatif saling melengkapi dalam mengukur kemajuan siswa serta mengembangkan keterampilan berbahasa dan karakter mereka dalam pembelajaran sastra Indonesia. Penilaian ini juga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap sastra dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta kreatif siswa.