Forum Diskusi 1: Pemetaan Sosial

Manajement dan mitigasi

Manajement dan mitigasi

by HENDRA YUDA PRATAMA -
Number of replies: 0

 

MANAJEMEN RISIKO DAN MITIGASI PROGRAM PROYEK SOSIAL

     

      Desa lokasi studi ini sedang menjadi perhatian para pihak berkepentingan karena direncanakan sebagai kawasan pendidikan, wisata sejarah dan budaya. Pelayanan publik dan peranan pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan kapasitas masyarakat diharapkan dapat meningkatkan suasana yang kondusif bagi semua pihak.

      Desa ini terletak di kecamatan Pajangan, kabupaten Bantul. Desa ini terdiri dari 35 dusun. Kondisi kesejahteraan masyarakat pada umumnya belum baik. 4 dusun yang direncanakan sebagai kawasan pembangunan infrastruktur satu Kampus Perguruan Tinggi Negeri dengan luas areal 74 ha. Yang dikategorikan belum baik tingkat kesejahterannya sebanyak dua dusun, satu dusun dinyatakan cukup baik dan satu dusun dinyatakan baik tingkat kesejahteraan warga. Hamparan lain seluas 50 ha diinformasikan akan dimanfaatkan untuk beberapa pembangunan beberapa kampus lainnya.

      Mata pencaharian warga desa umumnya adalah buruh tani dan buruh bangunan, dengan jumlah tenaga kerja bangunan sekitar 1.000 orang. Selain itu petani, pedagang, karyawan swasta, pegawai negeri sipil, militer serta wirausaha. Adapun kegiatan usahanya antara lain kios di rumah/pasar, pembuatan kue jajan, tempe, warung makan, kerajinan batik maupun aneka kerajinan lain, serta usaha jasa seperti servis motor, sewa mobil, jasa lainnya. Saat ini desa ini dikenal sebagai desa kuliner ingkung ayam. Selain itu sedang dipromosikan sebagai destinasi wisata religi dan budaya dengan wahana wisata artifak peninggalan sejarah Pangeran Diponegoro dan Goa Selarong

      Pada saat ini, dinyatakan situasi dan kondisi lokasi kawasan tersebut memiliki kerentanan psiko-sosial, daya lentur warganya yang relatif rendah. Selain itu, nilai harga tanah juga naik tinggi berakibat pelepasan hak atas tanah dan terjadi perubahan dinamika sosial ekonomi masyarakat.

      Para pihak memperkirakan adanya perubahan tatanan sosial, peradaban baru masyarakat, perubahan lingkungan karena hilangnya tanaman yang menjadi penyerap dan penyimpan air hujan, serta perubahan nilai di masyarakat, serta perkembangan wisata pendidikan dibalut dengan adanya situs sejarah Pangeran Dipenegoro dan kawasan cagar budaya Gua Selarong. Proses sosialisasi kebijakan sudah dilakukan oleh Para Pihak bersama Pimpinan Universitas di tingkat provinsi DIY, dan kabupaten Bantul. Namun masyarakat akar rumput merasa belum jelas benar tentang kejelasan arah dan rencana pembangunan infrastruktur tersebut.

      Temuan studi menunjukkan adanya kesepahaman warga dan para pihak berkepentingan di desa tersebut tentang ada pengaruh yang bermakna dari semua faktor terhadap kapasitas pemberdayaan, hasil dan manfaat pelayanan publik dari pemberdayaan. Besaran tingkat pengaruh adalah sebesar 42,6%. Adapun pengaruh hasil capaian kapasitas pemberdayaan terhadap manfaat layanan publik yang terkait pemberdayaan adalah sebesar 78,3%. Untuk keseluruhannya, faktor paling berpengaruh adalah kelembagaan dan tata kelola (p=0,002).

  1. Persepsi terhadap Keberhasilan Layanan Pemberdayaan.

            Hasil kajian menunjukkan capaian layanan pemberdayaan yang berorientasi kewargaan dapat dibagi dua kategori. Pertama, kategori baik dari kepuasan layanan dan manfaat pelayanan. Warga penilai menyatakan adanya manfaat legal prosedural dan manfaat distributif dari layanan yang diselenggarakan. Kedua, kategori cukup baik dari kepercayaan dan keadilan terhadap layanan. Warga penilai juga menyatakan kepuasan. Pada aspek kepercayaan dan keadilan yang dapat menunjukkan adanya keberhakan warga, pengguna layanan merasa masih belum baik.

            Adanya komitmen pelaksanaan kebijakan dinyatakan merupakan bagian penting keberhasilan pemberdayaan sebagai pelaksanaan UU Desa No.6 Tahun 2014 dan peraturan pelaksanaannya yang menegaskan adanya otonomi dan desentralisasi fiskal di desa.

            Faktor yang paling bermakna mempengaruhi pemberdayaan adalah kelembagaan dan tata kelolanya. Selain itu faktor yang berpengaruh cukup baik adalah kompetensi SDM fasilitator dan staf pemberdayaan; Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya teknis; Penganggaran dan pelaksanaan sistim reward dan punishment; Produk pemberdayaan yang jelas seperti pengembangan kapasitas, kawal posisi tawar masyarakat, rancangan kebijakan dan perubahan berkemajuan, dan pengembangan inovasi (ide, metode, produk baru) dan pengembangan sosial/resolusi konflik; dan Kemitraan, komunikasi, diseminasi, keterbukaan informasi dan penanganan pengaduan masyarakat. Berikut ini paparan faktor yang membentuk dan berpengaruh terhadap kapasitas.