Forum Diskusi 1: Pemetaan Sosial

Pemetaan Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat

Pemetaan Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat

by Alfarel Ridwan Syaifullah -
Number of replies: 0

Untuk dapat mengerti kondisi sosial dan budaya berbagai pihak atau stakeholders yang menjadi target kerja sama, diperlukan alat yang dapat melihat kondisi semua pihak secara keseluruhan. Salah satu alat yang dapat menjadi pilihan untuk menjawab kehendak di atas adalah pemetaan sosial, yaitu sebuah metode visual yang menggambarkan lokasi suatu komunitas atau kelompok yang diteliti secara relatif untuk memahami kondisi sosial dari komunitas atau kelompok tersebut. Pemetaan sosial menjadi proses identifikasi karakteristik anggota atau masyarakat komunitas dengan mengumpulkan data dan informasi, baik secara sekunder maupun primer, untuk menarik kesimpulan analisis terhadap kondisi komunitas wilayah tersebut. Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis pemetaan sosial antara lain: data geografi, data demografi, serta informasi lain yang berkaitan dengan kearifan lokal, adat istiadat, pola hubungan antar masyarakat, dan sebagainya.

Menurut Vincent Parillo dalam Soetomo (2013), suatu kondisi sosial dapat dikategorikan menjadi masalah sosial jika mengandung empat komponen, yaitu: a). Kondisi tersebut berlangsung selama suatu periode waktu tertentu dan bukan dalam waktu singkat; b). Dapat menyebabkan kerugian fisik ataupun nonfisik pada individu atau masyarakat; c). Merupakan suatu pelanggaran norma dalam kehidupan masyarakat; dan d). Berpotensi memunculkan perpecahan dalam masyarakat.

Maka dari itu, pemetaan sosial perlu dilakukan untuk dapat menggali potensi dan modal sosial untuk dieksploitasi, serta menemukan masalah untuk dapat diatasi sejak dini. Melalui pemetaan sosial, diharapkan dapat mengidentifikasi keinginan, kebutuhan, serta sumber persoalan yang ada di masyarakat sehingga dapat dikelola untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik. Pemetaan sosial harus dapat mengidentifikasi bentuk kebutuhan masyarakat, baik itu kebutuhan normative, kebutuhan persepsi, kebutuhan ekspresi, maupun kebutuhan relatif.

Hasil dari pemetaan sosial dapat menjadi dasar perencanaan dan perancangan regulasi atau program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Pelaksanaan suatu gerakan pemberdayaan masyarakat seringkali tidak menemukan sasaran yang tepat dan tidak menjawab kebutuhan masyarakat sehingga tidak berdampak secara terus menerus. Padahal, dinamika perubahan dalam masyarakat biasanya dinamis dan kompleks (Sukaris, 2019). Harapannya, pemberdayaan masyarakat ke depannya dapat lebih memenuhi kebutuhan dari setiap lapisan masyarakat sehingga dapat menaikan taraf hidup yang membutuhkan, serta meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat, terutama di Indonesia.