Pengendalian Mikroorganisme Secara Kimiawi


Pengertian Pengendalian Secara Kimiawi

Agen kimiawi yang menyebabkan terjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti alkohol, gliserol dan bahan-bahan asam dan alkalis. Kelompok utama bahan kimiawi pengendali mikroba adalah : 

  1. Fenol dan turunannya : fenol, o-kresol, m-kresol, p-kresol, 2-4 dimetil fenol, butil fenol, heksilresorsinol, dan heksaklorofen. Turunan fenol dapat bersifat bakterisida atau  bakteriostatik tergantung pada konsentrasi yang digunakan. senyawa ini bekerja dengan mendenaturasi protein sel dan merusak membran sel. Aktivitas senyawa fenol ini dapat  berkurang sebagai anti mikroba karena pengaruh PH basa, bahan organik, suhu rendah dan sabun 
  2. Alkohol : etanol dan isopropanol (70-80%) efektif untuk membasmi fungi, sel vegetatif  bakteri, virus etanol dan isopropil digunakan untuk antiseptik dan disinfektan pada kulit sebelum diinjeksi. Alkohol juga digunakan untuk mengurangi flora mikroba pada termometer. 
  3. Halogen : iodium, khlorin, fluorin, bromine. Khlorine dan iodium paling luas  penggunaannya sebagai anti mikroba. iodium merupakan zat yang efektif untuk bakteri, fungi dan virus. Larutan iodium terutama digunakan disinfeksi kulit seperti iodium tinktur. Khlorin merupakan disinfektan yang luas penggunaannya, misalnya dalam proses  pemurnian air 
  4. Logam berat : merkuri khlorida, perak nitrat, tembaga sulfat. Logam-logam berat terutama perak dalam jumlah amat kecil dapat mematikan bakteri, hal ini disebut aksi oligodinamik . Perak nitrat telah lama digunakan untuk mencegah infeksi oleh gonokokus  pada mata bayi yang baru lahir. persenyawaan yang mengandung tembaga digunakan sebagai fungisida dibidang pertamanan.sedangkan merkuri khlorida tidak banyak digunakan tetapi beberapa persenyawaan merkuri organik digunakan sebagai antiseptik. Kerja logam berat adalah mendenaturasikan protein sel.
  5. Deterjen : zat pengurang tegangan yang pertama digunakan untuk membersihkan  permukaan benda disebut detergen. Misalnya sabun, tetapi sabun tidak dapat bekerja dengan baik dalam air sadah karena itu telah dikembangkan bahan pembersih baru yang disebut surfaktan atau deterjen sintetis.