MODUL
SEMANTIK
BAHASA
INDONESIA
Oleh :
Badriyah Wulandari, S.Pd., M.A.
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP PGRI PASURUAN
2017
DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................................................ i
Tinjauan Mata Kuliah ......................................................................................... iii
MODUL 1 KONSEP DASAR SEMANTIK ........................... 1
Pengertian Semantik ......................................................................................... 1
Objek Kajian Semantik .................................................................................... 2
Aspek-Aspek Semantik ..................................................................................... 5
Hubungan Semantik dengan Cabang Linguistik Lain .............................. 8
MODUL 2 ELEMEN BAHASA ......................................
9
Bentuk, Makna, dan Referen .......................................................................... 9
Perbedaan Makna dan Referen ..................................................................... 13
Makna, Maksud, dan Informasi ...................................................................... 16
MODUL 3 JENIS-JENIS MAKNA .................................
16
Makna leksikal dan makna gramatikal .......................................................... 20
Makna denotatif dan makna konotatif ........................................................ 21
Makna literal dan makna figuratif ................................................................ 23
Makna primer dan makna sekunder............................................................... 24
MODUL 4 RELASI MAKNA ........................................ 25
Sinonimi ................................................................................................................. 29
Antonimi ................................................................................................................ 31
Polisemi .................................................................................................................. 35
Homonimi ............................................................................................................... 39
Hiponimi ................................................................................................................. 40
Metonimi................................................................................................................. 41
MODUL 5 KETAKSAAN ............................................ 42
Ketaksaan Leksikal ............................................................................................ 42
Ketaksaan Gramatikal ........................................................................................ 43
i
MODUL 6 ANALISIS MEDAN DAN KOMPONEN MAKNA ....... 45
Analisis Medan Makna ..................................................................................... 45
Analisis Komponen Makna ................................................................................ 48
LATIHAN .............................................................................................................. 49
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 51
ii
TINJAUAN MATA KULIAH
Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar semantik,
aspek-aspek semantik, elemen bahasa, jenis-jenis makna, hubungan
bentuk dan makna (relasi makna), ketaksaan, analisis medan makna, dan
analisis komponen makna.
Dengan mengikuti mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa
memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang konsep dasar semantik,
aspek-aspek semantik, elemen bahasa, jenis-jenis makna, hubungan
bentuk dan makna (relasi makna), ketaksaan, analisis medan makna, dan
analisis komponen makna.
Kemampuan
akhir
yang
diharapkan
setelah
mahasiswa
mengikuti mata kuliah ini, antara lain :
1.
Mampu menjelaskan konsep dasar semantik
2.
Mampu menjelaskan aspek-aspek semantik
3.
Mampu menjelaskan elemen bahasa
4.
Mampu menjelaskan jenis-jenis makna
5.
Mampu menjelaskan hubungan bentuk dan makna (relasi makna)
6.
Mampu menjelaskan ketaksaan
7.
Mampu menganalisis medan makna
8.
Mampu menganalisis komponen makna
Pasuruan, 2017
Penulis
iii
MODUL 1
KONSEP DASAR SEMANTIK
KONSEP DASAR SEMANTIK
• Pengertian semantik
• Teori-teori semantik
• Aspek-aspek semantik
• Hubungan semantik dengan cabang
linguistik lain
SEMANTIK MENURUT PARA AHLI
• Semantik berarti teori makna atau teori arti (Inggris:
semantics, kata sifatnya semantic yang dalam BI
dipadankan dengan kata semantik sebagai nomina
dan semantis sebagai adjektiva) (Verhaar, 1983: 124).
• Semantik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji
tentang makna dan perubahannya. Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan makna yang terjadi
sewaktu kata tersebut ditempatkan dalam kalimat
(KBBI, 1990: 805).
• Semantik adalah ilmu yang berkaitan dengan makna
tanda (Lyon, 1995: 393).
1
• Semantik merupakan istilah teknis yang mengacu
pada studi tentang makna (arti, Inggris: meaning)
(Pateda, 2000: 2).
• Semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang
berhubungan dengan makna ungkapan atau wicara ,
sistem, atau penyelidikan makna suatu bahasa pada
umumnya (Kridalaksana, 2008: 216).
• Semantik sebagai ilmu yang berkaitan dengan telaah
tentang makna (Tarigan, 2009: 2).
• Semantik merupakan salah satu cabang linguistik
yang mempelajari tentang makna dan arti dari
sebuah kata, frasa, dan klausa (Suhardi, 2015: 5).
OBJEK KAJIAN
SEMANTIK
Wujud nonfisik
tuturan
Pengalaman
manusia
Konsep
yang
bersifat
mental
MAKNA
2
KASUS
• Ali dan Bahtiar yang keduanya adalah
mahasiswa pergi ke toko buku di
Manado.
• Saya juang untuk negara.
• Pembangunan sekolah itu telah kami
juang.
Bentuk bebas
terikat konteks
synsemantis
Bentuk bebas
otosemantis
Palmer, 1976:37)
3
TUJUAN MEMPELAJARI
SEMANTIK
Aspek ontologi (apa yang dikaji)
Aspek epistemologi (bagaimana cara
mempelajari)
Aspek aksiologi (tujuan)
I
rumah
II
Sebuah
bangunan yang
digunakan oleh
manusia sebagai
tempat tinggal
dalam waktu
lama.
4
III
.
Wartawan : bersifat praktis untuk mengetahui
makna kata yang akan mendukung berita yang
akan disampaikan kepada masyarakat pembaca.
Mahasiswa jurusan sastra : bersifat teoretis
untuk menganalisis semantik bahasa tertentu
yang mungkin ditelitinya.
Mahasiswa jurusan pendidikan bahasa : bersifat
ganda, teoretis dan praktis. Dengan dasar-dasar
teori semantik, calon pendidik mudah
menerangkan makna kata tertentu kepada
peserta didik,
ASPEK-ASPEK
SEMANTIK
•
•
•
•
•
Konsep (bayangan, pemahaman, pengertian
tentang objek yang ditunjuk oleh lambang)
Tanda (petunjuk yang memperlihatkan
hubungan langsung dengan kenyataan)
dibahas dalam semiotik
Lambang (simbol) unsur linguistik berupa
kata atau kalimat
Acuan (referen) sesuatu yang ditunjuk oleh
tanda, berupa objek, peristiwa, fakta atau
proses yang berkaitan dengan pengalaman
manusia
Penamaan hasil dari perjanjian atau konvensi
5
KONSEP
Contoh: Saya pergi ke pasar.
• Konsep orang pertama bentuk
Saya hormat
pergi
pasar
• Konsep kegiatan pergi
• Konsep tempat jual beli
ACUAN
ongkos
uang
sewa
Acuan menghasilkan lambang. Contoh: acuan yang berupa
kegiatan menghasilkan lambang berupa kata berjalan,
melompat, tidur, dsb.
6
JENIS-JENIS
SEMANTIK
• Semantik behavioris
• Semantik deskriptif
• Semantik generatif
• Semantik gramatikal
• Semantik historis
• Semantik leksikal
• Semantik logika
• Semantik struktural
Semantik behavioris
• Makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat
diamati yang berada dalam lingkungan manusia.
Semantik deskriptif
• Mengkaji makna yang sekarang berlaku
Semantik generatif
• Muncul karena ketidakpuasan tentang pendapat
chomsky berkaitan dengan aliran transformasi.
Semantik gramatikal
• Mengkaji makna yang terdapat dalam satuan kalimat.
Semantik historis
• Mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu.
Semantik leksikal
• Mengkaji makna yang terdapat dalam kata.
Semantik logika
Semantik struktural
• Mengkaji sistem makna yang dilihat dari logika.
• Memandang setiap bahasa adalah sebuah sistem,
sebuah hubungan struktur yang unik.
7
SEMANTIK DENGAN ILMU-ILMU
LINGUISTIK LAIN
fonologi
Bunyi
bahasa
morfologi
Bentuk
kata
Sintaksis
Struktur
kalimat
semantik
Makna
1. Rusa menembak Ali.
2. Rumahmu bersih ya?
Analisis secara:
• Linguistik
• Psikologi
• Logika
• Filsafat
8
MODUL 2
ELEMEN BAHASA
•
•
•
Bentuk, makna, dan referen
Perbedaan makna dan referen
Makna, maksud, dan informasi
Semantik/Pertemuan3
26/9/2017
1
Elemen
bahasa
Elemen
bentuk
Elemen
makna
Semantik/Pertemuan3
9
26/9/2017
1
Bunyi
Suku
kata
morfem
Kata
Frasa
Semantik/Pertemuan3
Klausa
Kalimat
26/9/2017
Wacana
1
Pengalaman
manusia
MAKNA
Konsep
yang
bersifat
mental
Semantik/Pertemuan3
10
26/9/2017
1
Bentuk-bentuk
kebahasaan memiliki
hubungan dengan makna yang
dinyatakannya.
Menurut Ferdinand de Saussure,
hubungan bentuk dan makna bersifat
arbitrer dan konvensional
Semantik/Pertemuan3
arbitrer
26/9/2017
1
konvensional
Tidak ada
hubungan klausal,
logis, alamiah,
ataupun historis
Terwujud atas
dasar kesepakatan
bersama atau
konvensi
Semantik/Pertemuan3
11
26/9/2017
1
Ikon
• Tanda yang memiliki hubungan kemiripan
dengan yang ditandainya.
• Contoh : potret dengan orangnya, peta dengan
tempat yang dimaksudkannya
Indeks
• Tanda yang memiliki hubungan kedekatan
eksistensi dengan yang ditandainya.
• Contoh : asap menandakan adanya api, mendung
menandakan hujan..
Simbol
• Tanda yang memiliki hubungan konvensional
dengan yang ditandainya.
• Hubungan antara kata dengan sesuatu yang
ditandainya.
Semantik/Pertemuan3
26/9/2017
1
(ber)kokok
cicak
tokek
Semantik/Pertemuan3
12
26/9/2017
1
Konsep
dalam pikiran manusia (reference)
berhubungan dengan sesuatu hal yang ada
di luar bahasa yang disebut dengan referen
(referent).
Makna bersifat umum dan tidak tertentu,
sedangkan referen bersifat tertentu.
Contoh : bila orang mengatakan meja, maka
kata meja tidak menunjuk pada meja
tertentu, tetapi semua yang dapat disebut
meja.
Referen adalah sesuatu yang diacu oleh
konsep bentuk bahasa yang bersangkutan.
Semantik/Pertemuan3
26/9/2017
Semantik/Pertemuan3
26/9/2017
13
1
1
1.
Ada sejumlah kata yang memiliki makna tetapi tidak
memiliki referen
Contoh :
Kata dan, atau, dengan, dan untuk tidak memiliki referen
karena tidak berhubungan dengan kenyataan luar
bahasa. Kata tersebut fungsinya semata-mata
membantu kata-kata jenis lain untuk menjalankan
tugasnya.
Kata buku, pensil, dan saya memiliki referen karena
berhubungan dengan kenyataan luar bahasa.
Frasa orang yang hidup di tahun 3000 belum memiliki
referen.
Frasa dosen yang tidak mengajar di perguruan tinggi
jelas memiliki makna, tetapi tidak memiliki referen
karena orang yang disebut dosen selalu mengajar di
perguruan tinggi.
Semantik/Pertemuan3
2.
26/9/2017
1
Ada kata-kata yang tidak memiliki
makna tetapi memiliki referen
Kata-kata nama (seperti Budi Utomo,
Sugiharto, dll) secara etimologis
memiliki makna, tetapi secara
sinkronis sudah tidak memiliki makna
lagi. Oleh karena itu, kata nama
tersebut tidak bisa diterjemahkan ke
dalam bahasa lain.
Semantik/Pertemuan3
14
26/9/2017
1
3.
Ada bentuk-bentuk kebahasaan yang
memiliki makna yang berbeda, tetapi
memiliki referen yang sama.
Contoh :
Subagyo H.S., Wakil Kepala Staff
Angkatan Darat
Subagyo H.S., Ketua Umum Perbasi
Wakil Kepala Staff Angkatan Darat dan
Ketua Umum Perbasi memiliki makna
yang berbeda tetapi mengacu pada
referen yang sama, yaitu Subagyo H.S.
Semantik/Pertemuan3
4.
26/9/2017
1
Sejumlah kata-kata yang memiliki makna,
tetapi referennya berubah-ubah.
Deiksis : fungsi yang menunjuk sesuatu
di luar bahasa.
Deiksis persona : saya, aku, beta, kamu,
engkau, anda, saudara referennya
bergantung pada siapa yang berperan
sebagai pembicara dan lawan bicara.
Deiksis temporal : kemarin, besok, lusa,
tahun depan, bulan depan
Deiksis lokatif : di sini, di sana, di situ, ke
sana, ke sini, ke situ
Semantik/Pertemuan3
15
26/9/2017
1
Makna
bersifat internal, sehingga ada
di dalam bahasa. Sedangkan, maksud
dan informasi ada di luar bahasa.
Maksud bersumber dari pembicara
dan informasi bersumber dari isi
tuturan.
Maksud bersifat subjektif dan
informasi bersifat objektif.
Semantik/Pertemuan3
1) Anak
26/9/2017
1
itu memang pandai. Nilai Matematikanya saja
9.
2) Anak itu memang pandai. Nilai Matematikanya saja
4,5.
Kata pandai dalam kalimat (1) bermakna ‘pintar’ karena
secara internal memang demikian. Kata pandai dalam
kalimat (2) yang bermakna internal ‘pintar’ dimaksudkan
secara subjektif oleh penuturnya untuk mengungkapkan
bahwa dia bodoh. Pengungkapan yang bersifat subjektif
inilah yang disebut dengan maksud.
Pandai yang menyatakan ‘pintar’ disebut makna linguistik
(linguistic meaning), sedangkan pandai yang menyatakan
‘bodoh’ disebut makna penutur (speaker meaning).
Makna linguistik menjadi kajian semantik, sedangkan
makna penutur menjadi kajian pragmatik.
Semantik/Pertemuan3
16
26/9/2017
1
1)
2)
Ayah membeli buku.
Buku dibeli ayah.
Kedua
kalimat tersebut memiliki perbedaan
makna (secara gramatikal). Kalimat (1)
adalah kalimat aktif, sedangkan kalimat (2)
adalah kalimat pasif.
Akan tetapi, berdasarkan isi tuturan secara
objektif, kedua kalimat tersebut
menyatakan informasi yang sama yaitu
‘ayah yang membeli buku’ dan ‘buku ang
dibeli ayah’.
Semantik/Pertemuan3
17
26/9/2017
1
MODUL 1
JENIS-JENIS MAKNA
Ada
berbagai jenis makna dalam bahasa yang
secara dikotomis dibedakan menjadi
beberapa macam. Penggolongan maknamakna ini dilihat dari sudut pandang yang
berbeda-beda.
Makna semantik
Makna
pragmatik
18
Makna sempit
Makna luas
Makna leksikal
Makna gramatikal
19
Makna leksikal dan makna
gramatikal
Makna denotatif dan makna
konotatif
Makna literal dan makna
figuratif
Makna primer dan makna
sekunder
Satuan
atau unit semantik terkecil di dalam
bahasa disebut leksem.
Leksem menjadi dasar pembentukan suatu
kata.
Contoh : membeli, dibeli, terbeli, pembelian
dibentuk dari leksem beli. Makna beli dapat
diidentifikasikan tanpa menggabungkan unsur
ini dengan unsur yang lain.
Makna demikian disebut dengan makna
leksikal.
20
Makna leksem setelah leksem tersebut
bergabung dengan unsur lain.
(Wijana&Rohmadi,2008:14).
Makna yang terbentuk setelah leksem tersebut
bergabung dengan unsur lain.
Contoh : sebuah se- (satu) + buah
(jenis/kelompok).
Makna kata yang timbul setelah kata tersebut
digunakan dalam kalimat (Suhardi, 2015:57).
Contoh : mampu ≠ dapat
Bunga bunga desa, bunga pinjaman,
berbunga-bunga
Makna
denotatif lebih banyak digunakan
dalam karya ilmiah. Sedangkan, makna
konotatif lebih banyak digunakan dalam
karya sastra.
Makna kata denotatif tidak bersifat
multitafsir dan tidak menjurus pada rasa
keindahan atau emotif (Ilyas dalam Suhardi,
2015:60).
21
Contoh
: wanita ≠ perempuan
Secara referensi, keduanya memiliki makna
‘orang yang berjenis kelamin feminim’
Secara emotif, keduanya memiliki nilai rasa
yang berbeda ketika digunakan dalam kalimat.
Dengan kata lain, kata wanita dan perempuan
memiliki makna denotatif dan makna konotatif.
Makna yang didasarkan pada referen adalah
makna denotatif.
Makna yang didasarkan pada emosi (nilai rasa)
adalah makna konotatif.
Nilai
rasa sebuah kata sangat ditentukan oleh
besar kecilnya pengalaman, kebiasaan, dan
pandangan hidup yang dianut oleh masyarakat
bahasa tersebut (Chaer, 1998).
Contoh : buaya darat, amplop
22
Disebut
dengan makna lugas atau makna
harfiah.
Contoh:
Di
rawa-rawa dan sungai-sungai besar
di Kalimantan masih banyak terdapat
buaya.
Kambing hitam miliknya laku terjual.
Makna
kata buaya dan kambing (hitam) pada
kalimat tersebut mengacu pada referen yang
bersifat konvensional yaitu ‘hewan melata
yang hidup di sungai besar atau rawa’ dan
‘hewan berkaki empat dan memiliki tanduk’
Makna
bentuk kebahasaan yang menyimpang
dari referennya disebut makna figuratif
(makna kias). Dengan kata lain, makna
tersebut mengalami pergeseran.
Biasanya dipakai untuk berbagai tujuan etis
(moral), estetis (keindahan), insultif
(penghinaan), dsb.
Contoh:
Jangan
mudah tergoda oleh rayuan
buaya.
Dalam persoalan ini, kita tidak perlu
mencari kambing hitam.
23
Makna
primer
Makna
sekunder
Makna
satuan
kebahasa
an yang
dapat
diidentifi
kasi
tanpa
bantuan
konteks.
Makna
satuan
kebahasa
an
yanghany
a dapat
diidentifi
kasi
dengan
bantuan
konteks.
Makna
pertama
Makna
leksikal,
makna
denotatif,
dan
makna
literal.
Makna
kedua
24
Makna
gramatika
l, makna
konotatif,
dan
makna
figuratif.
MODUL 4
RELASI MAKNA
Dalam ilmu makna (semantik), satuansatuan kebahasaan memiliki hubungan
bentuk dan makna dengan satuan
kebahasaan yang lain.
Satuan-satuan kebahasaan dimungkinkan
memiliki berbagai makna.
putih
suci
Hatinya masih tetap putih seperti dulu.
Hatinya masih tetap suci seperti dulu.
25
putih
hitam
Dia telah meninggalkan dunia hitam.
Dia ingin kembali ke dunia yang putih.
putih
kuning,biru,
merah, dsb.
Saat wisuda dia mengenakan gaun putih.
Baju merahnya hanyut di sungai.
26
Temuan
Kata putih yang secara literal bermakna
‘sejenis warna’, di dalam konteks yang lain
juga dapat menyatakan makna ‘jujur’,
‘bersih’, ‘suci’, dsb.
UNCONDITIONAL
Kata-kata di dalam sebuah bahasa sering
kali memiliki hubungan bentuk secara
kebetulan (aksidental) dengan kata yang
lain, padahal masing-masing tidak
memperlihatkan hubungan makna.
27
beruang
‘hewan yang hidup di
kutub’
‘memiliki uang’
‘memiliki ruang’
Dari sekian banyak hubungan bentuk dan
makna yang ada, sejumlah di antaranya
memiliki kedudukan yang sentral di dalam
semantik, yaitu sinonimi, antonimi,
polisemi, homonimi, hiponimi, dan
metonimi.
28
1. Sinonimi
Sinonimi adalah hubungan atau relasi
persamaan makna (Wijana & Rohmadi,
2008:28).
Walaupun kata-kata bersinonim tersebut
memiliki kesamaan makna, tetapi makna itu
tidak bersifat menyeluruh (total).
Menurut Bloomfield (1993:145) pasangan
kata yang memiliki kesamaan makna secara
menyeluruh sehingga dapat saling
menggatikan dalam seluruh konteks
pemakaian tidak pernah ditemui di bahasa
manapun.
Pembuktian
saya membeli mobil
Kemarin
baru.
sekalian, acara rapat
akan dimulai.
29
Fenomena di atas menunjukkan bahwa
kata bapak memiliki komponen makna
yang lebih luas daripada ayah dan papa.
Makna
Hubungan darah
Situasi
Status sosial
Bentuk
Ada
Tidak ada
Formal
Tidak
formal
Tinggi
Rendah
Bapak
+
+
+
+
+
+
Ayah
+
-
+
+
+
+
Papa
+
-
-
+
+
-
Kemungkinan perbedaan kata-kata
bersinonim (Ulmann (1970:143)
Makna salah satu anggota pasangan sinonim lebih umum daripada anggota pasangan
lainnya.
Makna salah satu anggota pasangan sinonim lebih intensif dibandingkan pasangan lainnya.
Makna salah satu anggota pasangan sinonim lebih halus/sopan daripada anggota pasangan
lainnya.
Makna salah satu anggota pasangan sinonim lebih liteler (bersifat sastra) daripada anggota
pasangan lainnya.
Makna salah satu anggota pasangan sinonim lebih kolokuial (tuturan tidak formal) daripada
anggota pasangan lainnya.
Makna salah satu anggota pasangan sinonim lebih dialektal (bersifat kedaerahan) daripada
anggota pasangan lainnya
Salah satu anggota pasangan sinonim merupakan kosakata bahasa anak-anak.
30
2. Antonimi
Antonimi biner dan antonimi
nonbiner
Antonimi bergradasi dan antonimi
tak bergradasi
Antonimi orthogonal dan
antonimi antipodal
Antonimi direksional dan antonimi
relasional
Antonimi biner dan antonimi
nonbiner
Antonimi biner perlawanan yang
beranggotakan dua buah kata.
Contoh : hidup >< mati, laki-laki ><
perempuan, jantan >< betina
Di antara hidup dan mati, laki-laki dan
perempuan, jantan dan betina tidak
memungkinkan ada kata atau anggota
pasangan yang lain.
31
Antonimi nonbiner perlawanan yang
anggotanya lebih dari dua.
Contoh :
1. panas >< hangat >< sejuk >< dingin
2. dahulu >< tempo hari >< kemarin
dulu >< kemarin >< tadi >< barusan
sekarang
3. Januari >< Februari >< … ><
November >< Desember
Antonimi bergradasi dan antonimi tak
bergradasi
Antonimi bergradasi perlawanan yang
berjenjang/bertingkat
Contoh : perlawanan kata panas dan dingin
berjenjang sehubungan dengan kemungkinan
orang mengatakan lebih panas dan lebih dingin.
Air ini lebih
di dalam kendi itu.
daripada air yang berada
dibandingkan
Tembok ini lebih
dengan tembok rumah saya.
32
Salah satu anggota pasangan antonimi
bersifat tertanda, sedangkan yang lain
bersifat tak tertanda.
Tinggi, panjang, dan lebar adalah anggota
pasangan tertanda karena dapat digunakan
untuk menanyakan tingkat kualitas seperti
Berapa tinggi badannya?
Sebaliknya rendah, pendek, dan sempit tak
lazim digunakan untuk menanyakan
keadaan suatu hal/benda.
Antonimi tak bergradasi perlawanan tak
bertingkat atau tak berjenjang.
Kata nenek >< kakek, ayah >< ibu, membeli
>< menjual, hidup >< mati adalah tipe
antonimi tak bergradasi karena relasinya
tidak bersifat relatif.
Dari pasangan-pasangan ini tidak akan
diperoleh bentuk *lebih nenek, *lebih kakek,
*lebih ayah, *lebih ibu, *lebih menjual, *lebih
membeli, *lebih hidup, dan *lebih mati.
33
Antonimi orthogonal dan antonimi
antipodal
Antonimi orthogonal perlawanan yang
oposisinya tidak bersifat diametrik.
Contoh : kata utara berlawanan dengan
semua arah mata angin kecuali selatan.
Antonimi antipodal perlawanan yang
oposisinya berdifat diametrik.
Contoh : kata utara berlawanan dengan
selatan, kata barat berlawanan dengan
timur.
Antonimi direksional dan antonimi
relasional
Antonimi direksional perlawanan yang
oposisinya ditentukan berdasarkan gerak
menjauhi dan mendekati suatu tempat.
Contoh :
gerak
mendekati
34
gerak
menjauhi
Antonimi relasional perlawanan makna
yang oposisinya bersifat kebalikan.
Contoh :
1. Jono suami Inen.
2. Ati membeli beras dari Anton.
3. Anik memberi Ratno sawo.
Konsekuensi dari kalimat tersebut:
1. Inen istri Jono.
2. Anton menjual beras kepada Ati.
3. Ratno menerima sawo dari Anik.
POLISEMI
• Polisemi merupakan bentuk kebahasaan yang
mempunyai berbagai macam makna.
• Perbedaan antara makna yang satu dengan
makna yang lain dapat dirunut sehingga
sampai pada suatu kesimpulan bahwa maknamakna itu berasal dari sumber yang sama.
35
Contoh polisemi
turunan misalnya Dia anak saya.
anak
bagian yang lebih kecil misalnya anak meja
anggota suatu kelompok misalnya anak kapal.
orang yang berasal dari.. misalnya anak Jakarta
sesuatu yang dihasilkan misalnya Dari tabungannya, ia setiap bulan
mengambil anaknya.
• Komponen semantik yang menjadi benang merah
artinya adalah kecil . Makna pertama yakni turunan
yang dapat diidentifikasikan tanpa bantuan konteks
disebut makna primer.
• Sedangkan, makna selanjutnya harus ditelusuri lewat
konteks pemakaian disebut makna sekunder.
• Adanya polisemi membuat kosakata dalam suatu
bahasa menjadi terbatas karena sejumlah konsep
tidak harus diungkapkan dengan butir leksikal yang
sama atas dasar berbagai persamaan. Singkatnya,
dengan polisemi sebuah bahasa menjadi lebih efisien
(Ulmann (1970: 168).
36
Faktor yang mendasari munculnya polisemi
Pergeseran pemakaian
Spesialisasi dalam lingkungan sosial
Bahasa figuratif
Penafsiran kembali pasangan berhomonim
Pengaruh bahasa asing
Polisemi karena pergeseran pemakaian
• Kata cair karena pergeseran pemakaiannya
memungkinkan memiliki makna yang
berbeda-beda seperti dalam kalimat
1) Air raksa adalah benda cair.
2) Kabar itu sekarang sudah cair.
3) Cek itu mungkin sudah cair.
4) Baru beberapa bulan saja semangatnya
sudah cair.
37
• Jauh dekat pergeseran makna mempengaruhi
pengenalan hubungan makna yang baru
dengan makna primernya.
1) Ia makan sirih dengan pinang.
2) Gadis itu sudah di pinang dengan emas kawin
empat juta rupiah.
• Dalam KBBI susunan Poerwadarminta (1961)
kata pinang dianggap berpolisemi.
• Dalam KBBI susunan Tim Penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(1988) dianggap berhomonim.
Polisemi karena spesialisasi dalam lingkungan
• Lingkungan sosial seringkali memiliki kata-kata
yang maknanya khas yang berbeda maknanya di
dalam penggunaannya yang biasa.
• Daftar kosakata khas yang dimiliki oleh setiap
bidang dalam sosiolinguistik disebut register
(Wardaugh, 1986).
• Contoh :
– Register ilmu kimia : asam, garam
– Kata akar dalam register linguistik dan matematika
– Register olahraga : menyikat, menggundul, mencukur,
membabat, menggasak mengalahkan
38
Polisemi karena makna figuratif
• Makna figuratif pada akhirnya akan membentuk
metafora-metafora (penyimpangan penerapan makna
berdasarkan atas kesamaan tertentu).
• Contoh :
1) Dia memang benar-benar lintah darat.
2) Daun pintu itu terbuat dari kayu jati.
3) Kaki meja itu terlalu tinggi.
• Jadi, metafora adalah pemahaman dan pengalaman
akan sejenis hal yang dimaksudkan untuk perihal yang
lain.
• Apabila pengalaman itu berkaitan dengan perpindahan
cerapan indera akan terbentuk metafora sinestetik
(sinestesia).
Homonimi
• Dua kata atau lebih yang secara kebetulan
memiliki bunyi yang sama tetapi berbeda
makna karena merupakan butir leksikal yang
berbeda.
• Jenis homofon
1) Homofoni komplet (beruang, kopi)
2) Homograf (seri sinar , jilid
3) Homofon bank yayasan keuangan , bang
kakak laki-laki
39
Sebab pembentukan homonimi
Adanya proses afiksasi
Masuknya kata-kata baru ke dalam
kosakata BI
Adanya proses penyingkatan dan
pengakroniman
Adanya berbagai gejala bahasa
Hiponimi
Makna
spesifik
hiponimi
Makna
generik
40
Metonimi
• Sebuah kata sering kali memiliki hubungan
asosiatif dengan kata lain.
• Misalnya kata amplop dan dompet di dalam
pemakaian bahasa seringkali dihubungkan
dengan uang disebabkan kedekatan hubungan
kata-kata tersebut secara ekstralingual.
– Ia baru saja menerima amplop dari atasannya.
– Ia seharusnya ingin membeli buku ini, tetapi lupa
membawa dompet.
41
MODUL 5
KETAKSAAN
KETAKSAAN
Ketaksaan
leksikal
Ketaksaan
gramatikal
Ketaksaan Leksikal
• Ketaksaan leksikal karena luasnya penerapan
pemakaian butir leksikal ex: polisemi
• Ketaksaan leksikal yang bersifat aksidental
(kebetulan memiliki bentuk yang sama secara
fonologis maupun ortografis) ex: homonimi
42
Ketaksaan Gramatikal
• Ketaksaan gramatikal disebabkan karena
penggabungan bentuk kebahasaan yang satu
dengan bentuk kebahasaan yang lain.
• Contoh : lukisan adik lukisan + adik
• Ketaksaan gramatikal bisa terjadi pada:
– tataran frasa
– tataran morfologis
– Idiom
– Peribahasa (potensial)
• Keambiguitasan bisa diatasi dengan
pengetahuan tentang konteks, baik yang
bersifat lingual maupun pragmatis. Konteks
dalam arti luas diartikan sebagai latar
belakang pengetahuan yang dimiliki penutur
dan lawan tutur.
43
Ketaksaan dalam pemakaian bahasa
• A : Kamu penjahat kelas kakap, ya?
• B : Bukan kakap, mujair.
• A : Saya ini pemain gitar “olo.
• B : Kebetulan saya orang Solo. Coba hibur
saya dengan lagu-lagu daerah solo!
44
MODUL 6
ANALISIS MEDAN DAN KOMPONEN MAKNA
Hirarki medan Makna
Lambang
Makna
Benda, kegiatan,
peristiwa, proses,
Setiap lambang
semuanya diberi label dibebani unsur yang
yang disebut
disebut makna.
lambang.
Hubungan makna
Meskipun lambang
itu berbeda-beda,
tetapi makna
lambang-lambangnya
memperlihatkan
hubungan : hubungan
makna.
membawa
memanggul
memikul
menjunjung
menggendong
menjinjing
45
Cara menemukan medan makna
Ambillah satu kata dari katakata yang telah dicontohkan di
atas!
Contoh : membawa
Analisis makna yang
terkandung pada kata
membawa!
Kata-kata tersebut memiliki jangkauan makna:
• Ada aktivitas
• Aktivitas itu dilakukan oleh manusia
• Seseorang yang menggunakan anggota badan
berupa tangan, kepala, atau bahunya
• Ada benda yang menjadi sasaran kegiatan
• Memindahkan sesuatu (benda) dari satu
tempat ke tempat yang lain, dengan kata lain.
46
Temuan
• Jangkauan makna inilah yang disebut dengan
medan makna.
• Dengan demikian, banyak kata yang dapat
dimasukkan ke dalam jangkauan makna ini.
• Kata-kata itu dikatakan memiliki medan makna
yang sama.
• Dengan kata lain, kelompok kata membawa,
memikul, menjinjing, memanggul, menjunjung,
dan menggendong maknanya saling terjalin.
• Sementara kata meja bukan termasuk bagian dari
jangkauan makna membawa.
• Kata anak, ayah, ibu, kakek, nenek, paman,
dan bibi berada dalam satu medan makna
berdasarkan makna umum yang dimiliki
bersama, yakni manusia dan pertalian
keluarga.
• Udin (nama orang) tidak dapat disebut
mempunyai medan makna yang sama dengan
kata-kata di atas, karena meskipun udin
adalah manusia, tetapi udin tidak ada
pertalian keluarga dengan kata-kata itu.
47
Medan Makna >< Komponen Makna
melihat
Medan makna
Komponen
makna
melirik,
mengintip,
memandang, dll
+aktivitas mata
Medan Makna >< Komponen Makna
ibu
Medan
makna
Komponen
makna
bunda,
mama, emak,
biyung, dll
+perempuan
+dewasa
48
LATIHAN
1. Perhatikan contoh kalimat berikut!
a. Kursi yang berada di ruang tamuku terbuat dari kayu jati
belanda.
b. Oknum anggota DPR berebutan kursi.
Jelaskan hubungan makna apa yang terjadi pada kata kursi!
Mengapa demikian? (bobot 25)
2. Lingkungan sosial seringkali memiliki kata-kata yang maknanya khas
yang berbeda maknanya di dalam penggunaannya yang biasa. Daftar
kosakata khas tersebut dalam sosiolinguistik disebut register
(Wardaugh, 1986). Dalam BI terdapat kata mengalir yang dapat
digunakan pada register yang berbeda-beda. Selidikilah, register
apa saja itu (disertai contoh kalimatnya) dan analisis makna kata
mengalir pada masing-masing register! (bobot 25)
3. Temukanlah beberapa jenis makna yang terkandung dalam tajuk
rencana berikut! (sertakan bukti kalimat) (bobot 50)
Penolakan AS terhadap Panglima TNI
Tentunya Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo tidak menyangka sama sekali akan ditolak untuk
diberangkatkan sebelum Pemerintah Amerika Serikat (AS)
melarangnya untuk masuk wilayah AS.
Panglima jelas bukan pergi pelesir ke negara adidaya tersebut.
Panglima bertolak ke AS untuk memenuhi undangan resmi dari
Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) Jenderal Joseph
F Dunford yang juga merupakan sahabatnya.
Kasus pelarangan Panglima TNI untuk memasuki wilayah Amerika
Serikat wajar saja langsung menjadi isu nasional. Penolakan ini
sangat memalukan karena bagaimanapun AS masih menganggap
Indonesia sebagai mitra strategisnya.
49
Dalam keterangan pers dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di
Jakarta bahkan masalah kemitraan strategis ini secara spesifik
disebutkan.
Penolakan ini bukanlah penolakan terhadap Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo sebagai pribadi, melainkan sebagai suatu penolakan
terhadap institusi. Penolakan ini adalah penolakan terhadap Panglima
TNI, suatu jabatan yang juga menjadi simbol negara ini.
Penolakan terhadap individu per individu adalah hal yang wajar-wajar
saja. Namun, penolakan terhadap individu yang kepadanya melekat
jabatan negara sebagai simbol negara tidak bisa diterima begitu saja.
Ada beberapa respons yang harus muncul dari kasus ini. Pertama,
Pemerintah Amerika Serikat tidak bisa hanya mengucapkan
permohonan maaf melalui Duta Besar Amerika Serikat untuk
Indonesia Joseph Donovan, namun harus ada penjelasan yang lebih
detail lagi mengenai kenapa masalah seperti ini bisa terjadi.
Penjelasan tersebut sangat penting agar tidak terjadi spekulasi yang
bisa berdampak buruk terhadap kondisi sosial politik di Indonesia.
Lihat saja pada Minggu sudah beredar luas meme dengan berbagai
macam tone. Ada yang menggambarkan tentang penolakan yang tak
jelas dari AS, ada yang menggambarkan harga diri sebagai bangsa
yang terinjak, bahkan lebih jauh lagi ada yang menggambarkan
Panglima TNI Gatot Nurmantyo ditolak AS karena dekat dengan
ulama.
Kalau memang ada kesalahan teknis di internal Amerika Serikat yaitu
US Customs and Border Protection, jenis kesalahan yang terjadi harus
dibeberkan kepada publik.
Kedua, Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas. Seperti diberitakan bahwa laporan ini sudah diteruskan ke Presiden Joko
Widodo (Jokowi), Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, serta
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.
Sebagai bentuk keseriusan pemerintah menanggapi masalah seperti
ini, bukan tidak mungkin Presiden memanggil Duta Besar AS untuk
Indonesia guna menjelaskan perihal ini.
Langkah itu menjadi sangat penting karena dalam hubungan
antarnegara kesan menjadi hal yang esensial. Jika Indonesia hanya
mengirimkan nota diplomatik memprotes masalah seperti ini,
Indonesia sebagai negara bisa dipandang sebelah mata.
(Dikutip dari Koran Sindo, Senin, 23 Oktober 2017)
50
DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rieneka Cipta
Nida, Eugene A. 1975. Componential Analysis of Meaning: an
Introduction to Semantic Structure. Paris: Mounton.
Pateda, Mansoer. 1986. Semantik Leksikal. Ende: Nusa Indah.
Suhardi. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Ullmann, Stephen. 1977. Semantics: An Introduction to The
Science and Meaning. Oxford: Basil Blachwell.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2008. Semantik:
Teori dan Analisis. Surakarta: Yama Pustaka.
51