Topic outline

  • General

  • 1. Berdaya Internet

    Tema Berdaya Internet merupakan menjadi pondasi dasar atas bahasan literasi digital di Kurikulum Tular Nalar. Tema ini menjadi sebuah pintu untuk memahami tema-tema berikutnya dalam program Tular Nalar. Pada tema ini akan diperkenal konsep berpikir kritis dengan membekali dan mendalami aspek Mengakses dan Mengelola Informasi. Karena dua aktivitas ini menjadi gerbang awal untuk lebih berdaya di dunia digital. Apalagi di media sosial dengan limpahan informasi yang begitu masif. Dengan limpahan informasi ini, maka kita sebaiknya mampu mengakses dan mengelola informasi dengan baik. Terutama mengenali mana informasi benar dan salah, seperti hoaks.  Akses memiliki pengertian sebagai kunci yang membuka pintu pada seluruh informasi yang dibutuhkan. Mengakses Informasi berarti dapat terhubung dengan piranti digital yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Sedangkan Mengelola Informasi berarti mengolah informasi sesuai dengan kebutuhannya seperti untuk menjawab pertanyaan, mendapatkan data, atau menyelesaikan masalah.  

    Tema ini akan disajikan dalam dua metode yaitu Komprehensif dan Cepat  dengan ukuran standar waktu kurang lebih 15 menit.  Adapaun Bahan Ajar Digital meliputi Platform, kuis Tular Nalar, video, dan tautan lembar refleksi peserta dan menggunakan  Media Teknologi yaitu  Penggunaan laman Tular Nalar, mesin peramban, dan akun media sosial.

  • 2. Internet dan Ruang Kelas

    Tema Internet dan Ruang Kelas dapat digunakan sebagai panduan yang jelas, namun tetap sederhana, agar bisa memaksimalkan media digital untuk media pembelajaran yang efektif. Lebih tepatnya,tema ini membekali kemampuan Mengakses dan Mengelola Informasi. Akses itu ibarat kunci yang membuka pintu pada informasi yang dibutuhkan. Mengakses Informasi berarti dapat terhubung dengan piranti digital yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Sedangkan Mengelola Informasi berarti mengolah informasi sesuai dengan kebutuhannya. Apakah untuk menjawab pertanyaan, mendapatkan data, atau menyelesaikan masalah. Dalam Kurikulum Tular Nalar, kompetensi Mengakses dan Mengelola Informasi berada di level Tahu. Tahu adalah level dasar Kurikulum Tular Nalar. Bahan Ajar Digital:  Platform, kuis Tular Nalar, video, dan tautan lembar refleksi peserta. Media Teknologi:  Penggunaan laman Tular Nalar, mesin peramban, dan akun media sosial.

  • 3. Internet dan Kesehatan

    Salah satu tantangan yang dihadapi pada masa pandemi adalah berhadapan dengan infodemi, atau informasi yang datang berlebihan susul menyusul di internet mengenai isu kesehatan. Informasi tersebut tidak sepenuhnya benar. Banyak informasi terkategori rumor/hoaks atau berita palsu, sehingga menyesatkan orang dan berakibat pada pengambilan keputusan yang keliru. Materi Internet dan Kesehatan berfokus pada pembekalan kompetensi mengakses informasi, memproses informasi, dan berkolaborasi untuk menyebarluaskan informasi yang valid di media sosial. Mengakses Informasi berarti dapat terhubung dengan piranti digital yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Sedangkan memproses informasi berarti mengolah informasi, menyeleksi informasi yang terjamin kebenarannya, serta bersama-sama memberantas informasi yang menyesatkan dalam bentuk hoaks atau rumor/gosip. 

    Dalam materi pembelajaran literasi Tular Nalar, kompetensi literasi digital terbagi menjadi tiga jenjang yaitu Tahu, Tanggap dan Tangguh. Tahu berarti memiliki kemampuan dasar yang memungkinkan orang untuk terhubung dengan Internet.  Jenjang Tahu mencakup kompetensi mengakses informasi di ruang digital. Tanggap berarti memiliki kemampuan untuk merespons informasi yang diterima sesuai dengan kebutuhannya. Jenjang ‘Tanggap’ terfokus pada kapasitas memproses informasi untuk berbagai keperluan, mulai dari posting status hingga berbagi informasi. Jenjang tertinggi, yaitu Tangguh, mengimplikasikan bahwa kemampuan melek digital dapat diperluas untuk menjangkau tak hanya dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di ruang digital yang sama. Kemampuan berkolaborasi, melindungi data privasi, dan menjadi pribadi yang Tangguh di dunia maya (juga dunia nyata) adalah wujud dari jenjang terakhir ini. 

    Materi literasi digital untuk mengasah berpikir kritis dalam menerima informasi kesehatan berada dalam jenjang Tanggap, di mana orang diharapkan mampu menggunakan kemampuannya untuk merespons situasi. Bahan Ajar Digital:  Platform, kuis Tular Nalar, video, dan tautan lembar refleksi peserta. Media Teknologi:  Penggunaan laman Tular Nalar, mesin peramban, dan akun media sosial.

  • 4. Menjadi Warga Digital

    Materi Menjadi Warga Digital merupakan bagian dari materi pembelajaran literasi Tular Nalar. Materi ini disusun untuk memberikan penjelasan, pemaparan, dan penggambaran mengenai berbagai aspek yang melingkupi kehidupan manusia di media digital. Materi ini akan memberikan pemahaman kepada peserta mengenai potensi media digital sebagai ruang interaksi antarwarga dan menjelaskan mengenai aspek etika dan moral dalam berinteraksi di media digital. Selain itu materi ini juga akan memaparkan dan menjelaskan berbagai aturan yang berlaku di media digital, baik yang ditetapkan oleh pengelola platform media digital dan mengikat pengguna media digital tersebut maupun yang disahkan ke dalam undang-undang dan mengikat seluruh warga negara Indonesia.

    Pembelajaran pada materi ini dilakukan secara daring dan asynchronous di mana peserta diharapkan dapat aktif dan mandiri mengakses materi-materi yang sudah dipersiapkan, mengerjakan tugas yang diberikan, serta melakukan asesmen atas pencapaiannya setelah mempelajari materi ini. Bahan ajar pada materi ini terdiri dari materi pembelajaran, video pembelajaran, kuis, dan lembar refleksi peserta. 

    Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan dapat menguasai tiga jenjang kurikulum Tular Nalar, yaitu Tahu, Tanggap, dan Tangguh. Dalam konteks menjadi warga digital, kompetensi Tahu ditunjukkan dengan memahami berbagai aturan dalam berinteraksi di dunia digital. Kompetensi Tanggap ditunjukkan dengan keterampilan menganalisis kesalahan interaksi di media digital, sedangkan kompetensi Tangguh ditunjukkan dengan kemampuan mengevaluasi perilaku warganet berdasarkan pemahaman mengenai aturan dan etika yang sudah didapatkan dalam sesi materi serta mengadvokasi perilaku warga digital yang baik.

  • 5. Internet dan Keluarga

    Tema Internet dan Keluarga untuk melihat lebih jauh bagaimana keluarga menjadi pilar penting dalam tumbuh kembang anak pada media digital. Saat ini jumlah pengguna media sosial semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengguna smart phone (telepon pintar). Telepon pintar ini mampu mengakomodir sejumlah aplikasi untuk terhubung dengan dunia virtual, menghubungkan individu dengan dunia tanpa sekat. Satu telepon pintar bisa untuk mengakses lebih dari satu aplikasi media sosial. Setidaknya dalam satu telepon pintar ada aplikasi media sosial, misalnya platform Whatsapp, semacam aplikasi pengiriman pesan baik teks maupun gambar untuk telepon pintar. Pada intinya, munculnya media sosial ini membawa dampak positif, tetapi juga ada dampak negatifnya.

    Keluarga memiliki peran sangat penting dalam proses tumbuh kembang seorang individu, menjadi tumpuan kuat bagaimana karakter dan perilaku individu ini terbentuk. Dalam keluarga inilah berbagai nilai, norma, dan budaya diperkenalkan dan dikokohkan. Terlebih pada era teknologi internet dan digital ini, peran keluarga semakin menghadapi tantangannya karena teknologi ini sudah sangat melekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Hampir semua aktivitas melibatkan penggunaan media digital.

    Keluarga menjadi kelompok sosial terkecil dan terdekat yang dapat menjaga dan melindungi setiap anggota keluarganya dari dampak negatif penggunaan media sosial yang keliru. Orangtua perlu melindungi anaknya dari dampak buruk penggunaan media sosial agar anak terhindar dari cyber bullying, kekerasan berbasis gender online pada anak, penipuan, provokasi, dan lain sebagainya. Demi mencegah dan menangkal efek negatif dunia digital seperti media sosial, kita wajib memulai bijak bermedia sosial. Selain itu setiap anggota keluarga diharapkan mampu mengakses, memproses, dan berbagi informasi yang benar dan sesuai etika di media sosial. Kita pun wajib mematuhi kaidah, norma, etika, dan hukum di dunia digital.

    Nah, bagaimana pengguna media sosial bisa mengkomunikasikan konten yang baik dengan mematuhi etika dunia digital? Jawabannya terletak pada kemampuan mengakses, memproses, dan berbagi informasi yang ketiganya merupakan konsep literasi digital Tahu, Tanggap, dan Tangguh  yang menjadi bagian dari kurikulum literasi media dan digital Tular Nalar. 

    Adapun Bahan Ajar Digital meliputi Platform, kuis Tular Nalar, video, dan tautan lembar refleksi peserta dan menggunakan  Media Teknologi yaitu  Penggunaan laman Tular Nalar, mesin peramban, dan akun media sosial.

  • 6. Internet Damai

    Sebaran hoaks di Indonesia merupakan masalah serius. Tular Nalar berkomitmen menghadirkan materi pembelajaran seru untuk melatih kemampuan berpikir kritis yang dapat diakses oleh semua orang. Sebar yang benar, bersama Tular Nalar!

    Tema Internet Damai merupakan salah satu materi dalam kurikulum Tular Nalar. Tular Nalar diciptakan unutk membantu meredam laju infodemik yang ramai beredar. Hadir dalam bentuk portal pebelajaran online, Tular Nalar dilengkapi dengan berbagai materi mengenai cara berpikir kritis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Selain menyikapi hoax dimasa pandemi, tema internet damai akan mampu menyikapi isu-isu yang berpotensi menyemai perpecahan bernuansa SARA. Tema ini dapat diakses oleh siapapun; pelajar, mahasiswa, guru, dosen bahkan masyarakat umum. Bahan Ajar Digital:  Platform, kuis Tular Nalar, video, dan tautan lembar refleksi peserta. Media Teknologi:  Penggunaan laman Tular Nalar, mesin peramban, dan akun media sosial.

  • 7. Internet dan Siaga Bencana

    Indonesia adalah negara rawan bencana. Karena itu, kesiapsiagaan berhadapan dengan resiko bencana menjadi salah satu prioritas masyarakat. Dalam situasi bencana, seringkali terjadi simpang siur informasi. Informasi menyesatkan dapat menimbulkan kerugian lebih jauh. Bertitiktolak dari hal ini, maka kemampuan berpikir kritis saat menghadapi bencana adalah hal yang sangat penting. Adanya kemampuan tersebut dapat membantu masyarakat memilah informasi di situasi bencana, sehingga tidak terbawa pada informasi yang menyesatkan. 

    Materi Internet dan Siaga Bencana berfokus pada pembekalan kompetensi mengakses informasi, memproses informasi, dan berkolaborasi menyebarluaskan informasi yang valid di media sosial untuk menghadapi simpang siur informasi di saat bencana. Mengakses Informasi berarti dapat terhubung dengan piranti digital yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Sedangkan memproses informasi berarti mengolah informasi, menyeleksi informasi yang terjamin kebenarannya, serta bersama-sama memberantas informasi yang menyesatkan dalam bentuk hoaks atau rumor/gosip. 

    Dalam materi pembelajaran literasi Tular Nalar, kompetensi literasi digital terbagi menjadi tiga jenjang yaitu Tahu, Tanggap dan Tangguh. Tahu berarti memiliki kemampuan dasar yang memungkinkan orang untuk terhubung dengan Internet.  Jenjang Tahu mencakup kompetensi mengakses informasi di ruang digital. Tanggap berarti memiliki kemampuan untuk merespons informasi yang diterima sesuai dengan kebutuhannya. Jenjang ‘Tanggap’ terfokus pada kapasitas memproses informasi untuk berbagai keperluan, mulai dari posting status hingga berbagi informasi. Jenjang tertinggi, yaitu Tangguh, mengimplikasikan bahwa kemampuan melek digital dapat diperluas untuk menjangkau tak hanya dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di ruang digital yang sama. Kemampuan berkolaborasi, melindungi data privasi, dan menjadi pribadi yang Tangguh di dunia maya (juga dunia nyata) adalah wujud dari jenjang terakhir ini. 

    Materi literasi digital untuk mengasah berpikir kritis dalam menerima informasi sebagai bagian dari siaga bencana berada dalam jenjang Tangguh. Di sini, orang diharapkan mampu menggunakan kapasitas literasi digitalnya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga melindungi dan menyelamatkan orang lain dalam situasi darurat seperti bencana. Bahan Ajar Digital:  Platform, kuis Tular Nalar, video, dan tautan lembar refleksi peserta. Media Teknologi:  Penggunaan laman Tular Nalar, mesin peramban, dan akun media sosial.

  • 8. Internet Merangkul Sesama

    Materi Internet Merangkul Sesama merupakan materi literasi digital yang fokus membahas penggunaan teknologi Internet bagi para tunanetra. Materi ini memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman mengenai cara mengelola konten bagi tunanetra. Para tunanetra maupun pendamping tunanetra dapat memelajari materi ini untuk membuat para penyandang difabel netra untuk menjadi berdaya dengan Internet. 

    Pembelajaran pada materi ini dilakukan secara daring dan asynchronous di mana peserta diharapkan dapat aktif dan mandiri mengakses materi-materi yang sudah dipersiapkan, mengerjakan tugas yang diberikan, serta melakukan asesmen atas pencapaiannya setelah mempelajari materi ini. Bahan ajar pada materi ini dapat diakses pada laman SPADA Indonesia yang terdiri dari materi pembelajaran, video pembelajaran, kuis, dan lembar refleksi peserta. 

    Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan dapat menguasai tiga jenjang kurikulum Tular Nalar, yaitu Tahu, Tanggap, dan Tangguh. Dalam konteks menjadi Internet Merangkul Sesama, kompetensi Tahu ditunjukkan dengan memahami peran dan fungsi Internet bagi tunanetra. Kompetensi Tanggap ditunjukkan dengan keterampilan menganalisis pemanfaatan Internet bagi tunanetra, sedangkan kompetensi Tangguh ditunjukkan dengan kemampuan mendrong pemanfaatan Internet bagi tunanetra dan menyusun konten ramah tunanetra.