Assalamu'alaikum wr.wb.
Teman-teman mahasiswa yang kami banggakan, agenda perkuliahan kali ini kita akan membahas tema tentang kepada takdir Allah swt. semoga dengan mempelajari materi ini mahasiswa mampu memjadi pribadi yang bertakwa kepada Allah swt, rela dan ikhlas dengan setiap ketentuan (takdir) Allah swt.
Baiklah teman-teman,
Sebelum memasuki penjelasan materi mari luruskan niat kita dalam belajar semata-mata mengharap ridho Allah swt. meskipun belum hbisa bertatap muka semoga keikhlasan kita dalam belajar mendapat berkah yang lain dalam kehidupan kita.
Beriman kepada ketentuan dan takdir Allah merupakan salah satu rukun iman. Seperti diterangkan dalam jawaban Rasulullah saw terhadap pertanyaan malaikat Jibril ketika ditanya tentang makna iman. Beliau menjawab,“Rukun iman itu adalah beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Akhir dan beriman kepada ketentuan Allah, baik dan buruknya.” (HR. Muslim, no. 8)
Ilmu
Beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu baik secara global dan terperinci. Dan bahwa Allah sudah mengetahui semua makhluk-Nya, bahkan sebelum diciptakan. Allah sudah mengetahui batasan rezeki mereka, ajalnya, perkataan dan amal perbuatannya. Bahkan semua gerak-geriknya dan diamnya. Allah juga mengetahui semua yang tersirat dan tersembunyi dari makhluk-Nya. Juga Dia sudah mengetahui nasib hamba-Nya siapa yang akan masuk surga dan siapa yang akan masuk neraka. Allah berfirman, “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.” (Al-Hasyr: 22).
Menulis
Mengimani bahwa Allah sudah menuliskan segala sesuatu di Lauhul Mahfuzh. Dalilnya adalah firman Allah, “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” (Al-Hadid: 22). Rasulullah bersabda, “Allah telah menentukan bagian makhluknya lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim, no. 2653)
Kehendak
Beriman kepada kehendak Allah dan kekuasaan-Nya yang tidak bisa ditolak dan tidak bisa dilawan oleh siapapun. Karena segala kejadian terjadi kerena kehendak dan kuasa Allah. Apapun yang dikehendaki-Nya pasti terjadi dan sebaliknya. Allah berfirman, “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (At-Takwir: 29)
Ciptaan
Beriman bahwa Allah adalah yang menciptakan segala sesuatu. Dia satu-satunya pencipta. Semua selain Allah adalah makhluk, dan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah berfirman, “Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (Al-Furqan: 2)
Manusia Mempunyai Hak Memilih, Berkuasa, dan Berkehendak
Beriman kepada ketentuan Allah tidak menafikan kehendak dan pilihan seorang hamba dalam perbuatannya dan kemampuannya untuk menentukan pilihan. Karena syariat Islam dan realitas sehari-hari menunjukkan hal tersebut.
Islam telah menjelaskan tentang kebebasan hamba dalam berkehendak. Allah swt berfirman, “Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.” (An-Nabaa`: 39).
Terkait kekuasaan dan kemampuan hamba-Nya, Allah swt berfirman, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Al-Baqarah: 286). Arti kesanggupannya adalah kemampuannya.
Dalam realitas kehidupan, kita bisa menyaksikan bahwa manusia mengetahui dirinya mempunyai kemampuan dan kekuasaan dalam menentukan sebuah pekerjaan atau meninggalkan suatu pekerjaan. Manusia bisa membedakan mana kejadian yang sengaja dia pilih dan mana yang di luar kekuasaannya, seperti ketika badannya bergetar dan jatuh tiba-tiba. Tetapi kekuasaan dan kemampuan seorang manusia terjadi di bawah kehendak Allah dan kekuasaan-Nya. Allah swt berfirman, ”(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus, dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” (At-Takwir: 28-29)
Berapologi dengan Takdir Allah swt
Kekuasaan manusia dalam menentukan pilihan hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat tugas dan kewajiban dalam melaksanakan perintah atau menjauhi larangan. Sehingga orang yang menentukan pilihannya kepada jalan benar maka dia akan mendapat pahala. Sebaliknya, orang yang menentukan pilihannya kepada jalan salah dan sesat maka dia akan mendapat siksa.
Allah swt tidak akan membebani manusia dengan sesuatu di luar kemampuannya. Allah tidak akan menerima permintaan ampun dari hamba-Nya jika dia meninggalkan ibadah dengan alasan kehendak Allah.
Selain itu, ketika seorang manusia akan melakukan maksiat, apakah dia tidak mengetahui kekuasaan Allah dan kehendak-Nya? Allah sudah memberikannya kebebasan dalam memilih, selain itu Allah juga telah menerangkan mana jalan yang benar dan salah. Maka ketika seorang manusia bermaksiat, maka dialah yang memilih untuk bermaksiat. Mereka yang mengabaikan ketaatan, maka dia menanggung risikonya.
Buah dari Keimanan kepada Takdir Allah
Buah dari keimanan kepada qadha dan qadar Allah swt mempunyai dampak positif dalam hidup manusia, antara lain:
- Ketentuan dan qadar Allah merupakan insentif terbesar untuk amal dan aktivitas manusia dalam usahanya untuk mendapatkan ridha Allah di kehidupan ini.
Orang-orang yang beriman diperintahkan untuk bekerja keras dan berusaha dibarengi dengan tawakkal kepada Allah swt. Dengan mempercayai bahwa usaha yang dia lakukan tidak menentukan hasil kecuali dengan izin Allah swt. Karena Allah yang menciptakan sebab dan hasil akhir dari sebuah usaha.
Nabi Muhammad saw bersabda, “Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat bagimu, mintalah tolong kepada Allah dan janganlah bersikap lemah. Jika kamu terkena musibah, maka janganlah mengatakan seandainya aku melakukan ini dan itu, tetapi katakanlah bahwa Allah telah menentukan takdirnya. Apa yang dikehendakinya pasti terjadi. Karena kata seandainya itu membuka pintu bagi perbuatan setan.” (HR. Muslim, no. 2664).
- Seorang manusia harus mengetahui batas kemampuan dirinya. Maka janganlah dia menyombongkan diri dan janganlah menolak kebenaran, karena dia tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Karena itu, sudah seharusnya manusia mengakui kelemahannya dan ketergantungannya selalu kepada Allah.
Biasanya apabila manusia itu mendapat kenikmatan dan kebaikan, maka dia akan terlena dan merasa sombong dengan nikmat itu. Sebaliknya, apabila dia terkena musibah, dia akan merasa gelisah dan sedih. Tidak ada yang dapat menjaga manusia dari sikap sombong dan menjaganya dari kesedihan ketika ditimpa keburukan, kecuali keimanan terhadap takdir. Yaitu keimanan bahwa apa yang terjadi itu telah ditentukan dan telah terlebih dahulu diketahui oleh Allah.
- Iman kepada ketentuan Allah swt akan menghilangkan rasa iri dalam hati manusia. Sebab, manusia tidak bisa iri kepada orang lain dengan apa yang mereka miliki karena Allah-lah yang memberikan rezeki kepada setiap orang. Ketika seseorang iri dengan rezeki orang lain, maka sesungguhnya dia melawan takdir Allah.
-
Beriman kepada takdir Allah swt akan membangkitkan keberanian dan menguatkan tekad dalam menghadapi berbagai kesulitan. Karena hati akan menjadi yakin bahwa ajal dan rezeki sudah ditentukan oleh Allah swt. Ia juga menjadi yakin bahwa manusia tidak akan mendapatkan apapun, kecuali yang telah dicatat oleh Allah baginya.
- Beriman kepada takdir Allah dapat menumbuhkan banyak hakikat keimanan dalam diri seorang Mukmin. Dia akan selalu meminta tolong kepada Allah, menyandarkan hidupnya kepada-Nya dan bertawakkal kepada Allah atas semua usaha yang telah dia lakukan. Selain itu, dia juga akan terus membutuhkan pertolongan Allah dan meminta pertolongan-Nya agar senantiasa kuat.
- Beriman kepada takdir Allah swt menumbuhkan ketenangan dalam jiwa. Seorang Mukmin akan mengetahui bahwa apa yang menimpanya bukan karena kebetulan dan apa yang bukan takdir dan bagiannya tidak akan menimpanya.
Demikian sedikit materi tentang beriman kepada takdir Allah swt semoga mampu menambah wawasan dan ilmu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Selanjutnya untuk presensi silahkan isi forum diskusi dengan memberikan tanggapan dari materi yang diberikan. Terimakasih