Topic outline

  • General

  • PERTEMUAN 1

    PENDAHULUAN

    Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.


  • PERTEMUAN II

    Dalam pertemuan ini Membahas tujuan pendidikan jasmani tentunya banyak pendapat yang mengemukakan bahwa tujuan utama dari pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan meningkatkan taraf kesehatan serta menumbuhkan sikap atau perilaku, seperti kejujuran, toleransi, rasa percaya diri dan kerja sama (Nur, 2016). Namun demikian, terlepas dari tujuan pendidikan seutuhnya dengan mencakup tiga domain utama, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Tujuan pendidikan jasmani sesungguhnya terdapat pada pendidikan jasmani itu sendiri, di mana yang membedakan tujuan pendidikan jasmani antara jenis pendidikan jasmani yang satu dengan yang lainnya adalah pelaku yang memainkan pendidikan jasmani tersebut.

  • PERTEMUAN 3

    Dalam pertemuan ini kita mengenal beberapa bentuk dan jenis pendidikan jasmani kecil banyak kita jumpai terutama di kalangan anak-anak. Apabila dikaji dengan saksama, manfaat dari pendidikan jasmani kecil ini dapat memberikan pengaruh yang positif terutama terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Apabila pendidikan jasmani kecil dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kriteria tertentu, misalnya intensitas dan frekuensi bermain memadai, maka akan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut, terutama dapat mempengaruhi pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mental psikologis anak didik. Beberapa pengaruh dan manfaat positif bagi anak dari kegiatan bermain dalam suatu pendidikan jasmani di antaranya adalah merangsang pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, perkembangan mental psikologis, dan perkembangan fisiologi tubuh, seperti neuromuscular, jantung, dan paru- paru, termasuk kebugaran jasmani anak.

  • PERTEMUAN 4

    Pendidikan jasmani yang diterapkan pada berbagai jenajng pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa dari aspek kognitif, afektif dan keterampilan (psikomotor). Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan berbagai macam metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan guru selama proses pembelajaran pendidikan jasmani memegang peran penting dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan pada perkembangannya bukan hanya berpusat kepada guru, akan tetapi sudah mengalami perkembangan bahwa proses belajar mengajar dalam pendidikan jasmani lebih menekankan untuk berpusat kepada siswa, sehingga siswa memiliki peran yang lebih besar dalam proses pembelajaran. Pengunaan berbagai model pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan dengan karakteristik siswa serta materi ajar itu sendiri perlu untuk diterapkan dan dikembangkan. Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru penjas untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran di sekolah.

  • PERTEMUAN 5

    Perkataan olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa mengolah yaitu mengolah raga atau mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Giriwijoyo (2005:30) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Selanjutnya Supandi (1990) yang dikutip oleh Kusmaedi (2002:1) menyatakan bahwa kata olahraga berasal dari : 1) Disport, yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain. 2) Field Sport, kegiatan yang dilakukan oleh para bangsawan yang teriri dari kegiatan menembak dan berburu. 3) Desporter, membuang lelah 4) Sports, pemuasan atau hobi 5) Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti berenang, main bola, agar tumbuh menjadi sehaT

  • PERTEMUAN 6

    Terdapat perbedaan pendapat mengenai pengertian olahraga dan pendidikan jasmani yang digunakan di Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa olahraga dan pendidikan jasmani adalah dua istilah yang mempunyai satu pengertian yang sama, apabila berbeda pada intensitasnya. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan jasmani sangat berbeda dalam hal konsep, prinsip dan prosedur yang dilakukannya. Oleh karena itu akan dideskripsikan beberapa istilah yang pernah digunakan di Indonesia serta perbedaan konsep antara olahraga dan pendidikan jasmani dengan membahas konsep play, games, dan sport. Untuk dapat membahas tentang pengertian olahraga dan pendidikan jasmani perlu kiranya ditelusuri tentang, kapan istilah olahraga dan pendidikan jasmani dipakai di Indonesia. Beberapa istilah yang pernah digunakan dalam pendidikan jasmani di sekolah yang sekarang ini dimulai dengan istilah; gerak badan (1945-1950), pendidikan jasmani (1950-1961), olahraga (1962-1967), pendidikan olahraga dan kesehatan (1967- 1982), pendidikan jasmani dan kesehatan (1982-1995). Sejalan dengan perkembangan istilah yang digunakan untuk pendidikan jasmani tentu akan berpengaruh terhadap lembaga pendidikan, isi pelajaran yang diajarkan dan predikat dari masing-masing lulusan dari lembaga pendidikan tersebut

  • PERTEMUAN 7

    Setelah pada materi sebelumnya dibahas tentang hakikat pendidikan jasmani, selanjutnya akan dibahas tentang tujuan pendidikan jasmani. Secara umum, berdasar hakikatnya pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sehingga tujuan pendidikan jasmani juga tidak akan jauh mengacu pada tujuan pendidikan secara umum. Seperti yang disampaikan oleh Bloom, bahwa tujuan pendidikan hendaknya mencakup tiga komponen, yaitu pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

  • PERTEMUAN 8

    Setidaknya ada sepuluh perbedaan antara pendidikan jasmani dengan olahraga kompetitif (sports), yaitu ditinjau dari tujuan pengembangan, sifat pengembangan, pusat orientasi, jenis aktivitas, perlakuan, penerapan aturan permainan, pertandingan, penilaian, partisipasi, dan pemanduan bakat. Tujuan pendidikan jasmani diarahkan untuk pengembangan individu anak secara menyeluruh, artinya meliputi aspek organik, motorik, emosional, dan intelektual sedangkan pada olahraga kompetitif terbatas pada pengembangan aspek kinerja motorik yang dikhususkan pada cabang olahraga tertentu saja. Aktivitas yang dilakukan pada pendidikan jasmani bersifat multilateral, artinya seluruh bagian dari tubuh peserta didik dikembangkan secara proporsional mulai dari tubuh bagian atas (upper body), bagian tubuh tengah (torso), maupun bagian bawah (lower body). Pendidikan jasmani berupaya mengembangkan kinerja anggota tubuh bagian kanan maupun kiri secara seimbang dan koordinatif. Pada olahraga kompetitif hanya bagian tubuh tertentu sesuai dengan fungsi kecabangannyalah yang dikembangkan secara optimal atau secara populer disebut sebagai spesifik. Child oriented, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti berorientasi pada anak memiliki makna bahwa penjas dengan segala aktivitasnya diberikan berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh anak dengan segala perbedaan karakternya. Dengan pertimbangan ini maka kegiatan pendidikan jasmani dirancang sebagai proses dalam pemenuhan kebutuhan anak dalam kehidupan sehari-harinya, kebutuhan kompetitif dalam menghadapi segala tantangan, dan pengisian waktu luangnya. Pada cabang olahraga kompetitif hal tersebut tentu bukan merupakan pertimbangan yang utama, karena yang terpenting pada olahraga kompetitif adalah dikuasainya gerak atau teknik dasar beserta pengembangannya untuk mendukung permainan pada cabang tersebut, sehingga materi disajikan sebagai pemenuhan atas kepentingan itu (materi) atau disebut sebagai subject/material oriented. Pada pendidikan jasmani seluruh kegiatan yang ada di alam semesta yang berupa kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang dilakukan oleh manusia, binatang, tumbuhan, atau bahkan mesin yang bergerak dapat digunakan sebagai materi pembelajaran gerak. Aktivitas yang dapat digunakan sebagai materi gerak dalam olahraga kompetitif terbatas pada teknik-teknik yang ada pada olahraga yang bersangkutan, atau pada spesifik kecabangannya. Seluruh anak memiliki tingkat kecepatan yang bervariasi dalam pembelajaran, termasuk di dalamnya pembelajaran Penjas. Anak dengan kecepatan pembelajaran yang kurang baik 95 (lamban) harus diperhatikah secara lebih khusus sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pada olahraga kompetitif, anak yang memiliki kelambanan ini akan ditinggalkan karena hanya menghambat proses pembelajaran, dan mengganggu pencapaian prestasi tinggi yang diinginkan.