Ringkasan topik

  • SELAMAT DATANG

    Selamat Datang Mahasiswa PGSD Hebat!

    Kami sangat senang menyambut Mahasiswa pada mata kuliah "Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD." Dalam mata kuliah ini, kita akan mempelajari berbagai aspek penting dari pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI, termasuk prinsip-prinsip, strategi, pendekatan, teknik, dan metode pengajaran yang efektif. Selain itu, kita akan mendalami keterampilan berbahasa seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, serta cara mengembangkan media dan sumber belajar yang inovatif. Kami juga berharap melalui perkuliahan ini, Mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam dan siap menjadi guru yang profesional dan kompeten. Pembelajaran akan dilakukan dengan cara yang interaktif, baik secara mandiri maupun terbimbing, untuk memastikan Mahasiswa dapat membangun pemahaman yang kokoh. Evaluasi dalam mata kuliah ini akan meliputi partisipasi aktif, tugas-tugas wajib, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Kami mengajak Mahasiswa untuk berkomitmen dan berpartisipasi aktif selama perkuliahan, sehingga kita dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal. Sekali lagi, selamat datang dan selamat belajar! Semoga perjalanan akademik ini penuh dengan pengetahuan dan pengalaman berharga yang akan mendukung karir Mahasiswa sebagai guru yang unggul.

    Salam hormat,
    Nunung Fatimah, M.Pd. & Syarifuddin Muhdar, M.Pd

    Gambar 1. Deskripsi Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD

  • Sesi Ke-1

    Pengantar Umum Matakuliah, Deskripsi Matakuliah, Kontrak Perkuliahan

    Pengantar Mata Kuliah 
    Mata kuliah ini dirancang untuk membantu Anda sebagai calon guru SD dalam menguasai konsep, pendekatan, strategi, dan teknik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Melalui mata kuliah ini, Anda akan mendapatkan pengetahuan mendalam mengenai prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis karakter, serta kemampuan dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran yang efektif dan inovatif di kelas.

    Deskripsi Mata Kuliah
    Mata kuliah ini mengkaji berbagai aspek penting dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI, meliputi:

    1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran: Memahami dasar-dasar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa
    2. Strategi dan Pendekatan: Menjelaskan berbagai strategi dan pendekatan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
    3. Teknik dan Metode: Mempelajari teknik dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kelas.
    4. Media Pembelajaran: Mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan efektif untuk mendukung proses belajar mengajar.
    5. Keterampilan Berbahasa: Menekankan pada pengembangan keterampilan berbahasa seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis berbasis karakter.
    6. Sumber Belajar: Mengembangkan dan memanfaatkan sumber belajar yang relevan dan inovatif.
    7. Penilaian Pembelajaran: Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

    Bahan Kajian
    Konsep dan Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI

    1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI
    2. Strategi, Pendekatan, Teknik, Metode dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI
    3. Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI
    4. Keterampilan Berbahasa Indonesia Berbasis Karakter: Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis, dan Sastra Berbasis Karakter di SD/MI
    5. Pengembangan Sumber Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI
    6. Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI

    Gambar 1. Mind Mapp

  • Sesi Ke-2

    Konsep dan Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI

    Sub CPMK1: Mampu menjelaskan konsep dan hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI (CPMK1), (C2), (A3)

    Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan fondasi penting dalam pengembangan keterampilan berbahasa anak-anak. Konsep pembelajaran ini mencakup pemahaman mendalam tentang bahasa sebagai alat komunikasi serta sastra sebagai media ekspresi budaya dan nilai-nilai moral. Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI tidak hanya terbatas pada penguasaan aspek-aspek teknis berbahasa, seperti tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu, pembelajaran sastra di tingkat dasar bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra sejak dini, yang mencakup cerita rakyat, puisi, dan prosa anak-anak. Melalui pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada karakter, siswa diharapkan mampu memahami dan menginternalisasi nilai-nilai positif yang terkandung dalam bahasa dan sastra Indonesia, sehingga mampu menjadi individu yang komunikatif, kritis, dan berbudaya. Pembelajaran ini juga menekankan pentingnya penggunaan metode yang inovatif dan kreatif, serta pemanfaatan media pembelajaran yang relevan untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

    Gambar 2. Peta Konsep Sesi 2

  • Sesi Ke-3

    Prinsip Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI

    Sub CPMK2 Mampu menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI (CPMK2), (A2), (A3)
    1. Prinsip Kontekstual: Prinsip kontekstual dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI menekankan pentingnya mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata siswa. Pembelajaran yang kontekstual memastikan bahwa siswa dapat melihat relevansi antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan situasi dan pengalaman sehari-hari. Misalnya, dalam pembelajaran bahasa, guru dapat menggunakan contoh kalimat yang terkait dengan lingkungan rumah atau sekolah siswa. Dalam pembelajaran sastra, cerita atau puisi yang dipilih dapat berkaitan dengan budaya lokal atau situasi yang familiar bagi siswa. Dengan demikian, siswa dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan materi yang dipelajari
    2. Prinsip Fungsional: Prinsip fungsional berfokus pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi yang efektif dan efisien. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai fungsi komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran harus mencakup kegiatan yang melatih keterampilan berbahasa seperti berdiskusi, bercerita, menulis surat, dan membaca teks dengan pemahaman. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga bagaimana menggunakan bahasa tersebut secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
    3. Prinsip Integratif: Prinsip integratif dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI menekankan pentingnya mengintegrasikan berbagai aspek keterampilan berbahasa dalam satu kesatuan yang utuh. Pembelajaran tidak boleh terkotak-kotak antara menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, melainkan harus saling terkait dan mendukung satu sama lain. Misalnya, setelah membaca cerita, siswa dapat diminta untuk mendiskusikan isinya (berbicara), menuliskan kembali cerita dengan kata-kata mereka sendiri (menulis), dan mendengarkan teman yang membacakan cerita mereka (menyimak). Dengan pendekatan ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan berbahasa secara komprehensif dan terpadu.
    4. Prinsip Apresiatif: Prinsip apresiatif menggarisbawahi pentingnya mengembangkan kemampuan siswa untuk menghargai dan menikmati karya sastra. Pembelajaran sastra di SD/MI tidak hanya bertujuan untuk memahami struktur dan unsur-unsur sastra, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa cinta dan apresiasi terhadap karya sastra. Guru dapat mengajak siswa untuk membaca berbagai jenis karya sastra, seperti cerita rakyat, puisi, dan dongeng, serta mengadakan kegiatan yang mendorong apresiasi, seperti pembacaan puisi, dramatisasi cerita, dan diskusi tentang pesan moral dalam cerita. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menghargai kekayaan budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra Indonesia.

    Gambar 3. Peta Konsep Sesi 3

  • Sesi Ke-4

    Strategi dan Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK3: Mampu menjelaskan Strategi, pendekatan, teknik, metode dalam Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis karakter di SD/MI (CPMK4), (C2), (A3)
    Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter
    1. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL) Pendekatan ini mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna. Guru dapat menggunakan situasi nyata yang dihadapi siswa sebagai contoh dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Misalnya, membahas cerita atau puisi yang berhubungan dengan budaya lokal atau pengalaman siswa sehari-hari.
    2. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif menekankan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi yang efektif. Pembelajaran dirancang agar siswa aktif berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam konteks yang komunikatif. Guru dapat mendorong siswa untuk berdialog, berdiskusi, dan melakukan presentasi di depan kelas.
    3. Pendekatan Humanistik Pendekatan ini berfokus pada pengembangan potensi individu siswa secara holistik. Guru memperhatikan kebutuhan, minat, dan perasaan siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan humanistik juga menekankan pembentukan karakter seperti empati, toleransi, dan rasa percaya diri.
    4. Pendekatan Integratif Pendekatan integratif menggabungkan berbagai aspek keterampilan berbahasa dalam satu kesatuan yang utuh. Pembelajaran tidak hanya fokus pada satu keterampilan berbahasa saja, tetapi mencakup menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara terpadu. Misalnya, setelah membaca teks, siswa dapat berdiskusi, menulis ringkasan, dan mempresentasikan hasilnya.
    Strategi dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter
    1. Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) Strategi ini melibatkan siswa dalam proyek-proyek nyata yang menantang mereka untuk memecahkan masalah atau menghasilkan karya tertentu. Misalnya, siswa dapat diberi tugas untuk membuat buku cerita atau antologi puisi. Proyek-proyek ini mengembangkan keterampilan berbahasa serta nilai-nilai karakter seperti kerja sama, kreativitas, dan tanggung jawab.
    2. Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Strategi ini membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan nilai-nilai karakter seperti kerjasama, saling menghargai, dan tanggung jawab. Kegiatan seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan kerja kelompok dapat diterapkan.
    3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) Strategi ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Siswa diberi masalah atau situasi yang membutuhkan pemecahan dan mereka harus mencari solusi yang tepat. Misalnya, siswa bisa diminta untuk membuat rencana kampanye literasi di sekolah atau menyelesaikan masalah yang diangkat dalam cerita.
    4. Strategi Pembelajaran Reflektif Strategi reflektif melibatkan siswa dalam proses refleksi diri tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana penerapan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat mengajak siswa menulis jurnal, membuat portofolio, atau melakukan diskusi reflektif tentang pengalaman belajar mereka.
    5. Strategi Pembelajaran Berbasis Cerita (Story-Based Learning) Strategi ini menggunakan cerita sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan nilai-nilai karakter. Siswa dapat membaca, mendengarkan, atau membuat cerita yang mengandung pesan moral. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami dan menginternalisasi nilai-nilai positif.

  • Sesi Ke-5

    Teknik dan Metode dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK3: Mampu menjelaskan Strategi, pendekatan, teknik, metode dalam Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis karakter di SD/MI (CPMK4), (C2), (A3)

    Teknik dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter

    1. Teknik Bercerita (Storytelling) Teknik bercerita melibatkan guru atau siswa dalam menceritakan kisah atau cerita dengan menggunakan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan intonasi suara yang menarik. Teknik ini tidak hanya mengembangkan keterampilan berbahasa tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter melalui cerita-cerita yang sarat dengan pesan moral.

    2. Teknik Bermain Peran (Role Play) Teknik bermain peran memungkinkan siswa untuk memerankan karakter dalam situasi tertentu. Melalui permainan peran, siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicara dan mendengarkan serta menginternalisasi nilai-nilai seperti empati, kerjasama, dan tanggung jawab.

    3. Teknik Diskusi Kelompok Teknik ini melibatkan siswa dalam diskusi kelompok untuk membahas topik atau masalah tertentu. Diskusi kelompok membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berargumentasi, dan mendengarkan pendapat orang lain. Nilai-nilai seperti saling menghargai dan toleransi juga dapat ditanamkan melalui kegiatan ini.

    4. Teknik Menulis Jurnal Teknik menulis jurnal mengajak siswa untuk mencatat pengalaman, perasaan, dan pemikiran mereka dalam bentuk tulisan. Menulis jurnal dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan menulis dan refleksi diri, serta menginternalisasi nilai-nilai karakter seperti kejujuran dan introspeksi.

    5. Teknik Tanya Jawab Teknik tanya jawab melibatkan guru dan siswa dalam proses interaktif di mana pertanyaan diajukan dan dijawab untuk menggali pemahaman siswa tentang materi pelajaran. Teknik ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.

    Metode dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter

    1. Metode Ceramah Plus Metode ceramah plus adalah kombinasi antara ceramah dengan metode lain seperti tanya jawab, diskusi, atau demonstrasi. Guru memberikan penjelasan tentang materi, kemudian melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan praktis untuk memperdalam pemahaman. Metode ini memungkinkan penyampaian informasi yang jelas dan terstruktur, serta melibatkan siswa secara aktif.

    2. Metode Inkuiri (Inquiry-Based Learning) Metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses penemuan dan penyelidikan untuk menemukan jawaban atau solusi terhadap pertanyaan atau masalah yang diajukan. Siswa didorong untuk bertanya, mengumpulkan data, menganalisis, dan menyimpulkan. Metode ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis serta nilai-nilai seperti rasa ingin tahu dan kerja keras.

    3. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi melibatkan guru dalam menunjukkan cara atau prosedur tertentu di depan kelas, kemudian siswa mengamati dan mempraktikkan sendiri. Misalnya, guru dapat mendemonstrasikan cara membaca puisi dengan ekspresi yang tepat atau cara menulis paragraf yang baik. Metode ini membantu siswa memahami materi dengan lebih jelas dan konkret.

    4. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) Metode ini melibatkan siswa dalam proyek jangka panjang yang menuntut mereka untuk merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan tugas tertentu. Proyek-proyek ini biasanya melibatkan kerjasama kelompok dan menghasilkan produk atau presentasi. Pembelajaran berbasis proyek mengembangkan keterampilan berbahasa serta nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab, kreativitas, dan kolaborasi.

    5. Metode Pembelajaran Tematik Metode tematik mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema yang kohesif. Dalam konteks bahasa dan sastra Indonesia, tema-tema yang relevan dengan kehidupan siswa dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan berbahasa sekaligus nilai-nilai karakter. Misalnya, tema tentang lingkungan dapat mencakup kegiatan membaca, menulis, berdiskusi, dan membuat proyek yang berhubungan dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

    Gambar 5. Peta Konsep

  • Sesi Ke-6

    Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK5: Mampu Menampilkan berbagai media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis karakter di SD/MI (CPMK5), (C3), (A4)

    Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara lebih efektif dan menarik. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis karakter di SD/MI, penggunaan media yang tepat dapat membantu mengembangkan keterampilan berbahasa siswa sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter. Berikut adalah beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan:

    1. Buku Cerita dan Antologi Puisi: Buku cerita dan antologi puisi adalah media yang sangat efektif untuk mengenalkan siswa pada dunia sastra. Buku cerita dapat dipilih sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan, seperti kejujuran, kerja keras, dan persahabatan. Membaca dan mendiskusikan  cerita atau puisi bersama siswa dapat mengembangkan keterampilan membaca, memahami, dan mengapresiasi karya sastra.
    2. Media Audio dan Video: Media audio seperti rekaman cerita, puisi, atau drama dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan menyimak. Video pembelajaran yang menampilkan cerita atau drama yang sarat dengan pesan moral dapat membuat siswa lebih tertarik dan terlibat dalam pembelajaran. Media ini juga memungkinkan siswa untuk melihat ekspresi dan intonasi yang digunakan dalam komunikasi lisan.
    3. Poster dan Flashcard: Poster dan flashcard yang berisi kata-kata, kalimat, atau gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran dapat digunakan untuk memperkenalkan kosakata baru dan memperkuat pemahaman siswa. Poster yang menampilkan nilai-nilai karakter juga dapat ditempatkan di kelas sebagai pengingat visual bagi siswa.
    4. Komik dan Majalah Anak: Komik dan majalah anak adalah media yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar bahasa dan sastra Indonesia. Komik yang berisi cerita dengan pesan moral dapat menarik minat siswa dan membantu mereka memahami nilai-nilai karakter. Majalah anak juga dapat menyediakan berbagai teks bacaan yang relevan dan menarik.
    5. Alat Peraga dan Bahan Manipulatif: Alat peraga seperti boneka, papan cerita (storyboard), dan bahan manipulatif lainnya dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Misalnya, guru dapat menggunakan boneka untuk menceritakan cerita atau menggunakan papan cerita untuk membantu siswa merangkai cerita.

  • Sesi Ke-7

    Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK5: Mampu Menampilkan berbagai media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berbasis karakter di SD/MI (CPMK5), (C3), (A4)
    1. Lembar Kerja Siswa (LKS): LKS yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasa melalui latihan-latihan yang terstruktur. LKS juga dapat menyertakan kegiatan yang menanamkan nilai-nilai karakter, seperti menulis cerita tentang pengalaman pribadi yang mengandung pesan moral.
    2. Aplikasi dan Platform Digital: Aplikasi dan platform digital yang dirancang khusus untuk pembelajaran bahasa dan sastra dapat menjadi media yang sangat efektif. Aplikasi ini biasanya menawarkan berbagai fitur interaktif seperti permainan kata, kuis, dan latihan menulis. Penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberikan pengalaman belajar yang lebih bervariasi.
    3. Kartu Kata dan Kartu Kalimat: Kartu kata dan kartu kalimat dapat digunakan dalam berbagai permainan edukatif untuk memperkaya kosakata dan keterampilan menyusun kalimat siswa. Media ini juga dapat digunakan untuk kegiatan kelompok yang mendorong kerjasama dan interaksi sosial.
    4. Papan Cerita (Storyboard): Papan cerita adalah media yang memungkinkan siswa untuk menggambar atau menempel gambar sesuai dengan alur cerita. Kegiatan ini dapat membantu siswa memahami struktur cerita dan mengembangkan keterampilan menulis. Selain itu, siswa dapat belajar bekerja sama dan berbagi ide dalam kelompok.
    5. Internet dan Sumber Daya Online: Internet menyediakan akses ke berbagai sumber daya pembelajaran seperti artikel, video, dan permainan edukatif. Guru dapat memanfaatkan sumber daya ini untuk menambah variasi dalam pembelajaran dan memperkenalkan siswa pada berbagai materi yang mendukung pengembangan keterampilan berbahasa dan nilai-nilai karakter.

  • Sesi Ke-8

    UTS

  • Sesi Ke-9

    Keterampilan Berbahasa Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK6: Mampu menghubungkan Keterampilan Berbahasa Indonesia berbasis karakter berdasarkan tema dan lintas mata pelajaran lain dalam proses pembelajaran di SD/MI (CPMK6), (C3), (A4)

    Pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI harus mencakup pengembangan keterampilan berbahasa yang komprehensif, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran ini juga harus mengintegrasikan nilai-nilai karakter agar siswa tidak hanya mahir berbahasa tetapi juga memiliki sikap dan perilaku yang positif. Berikut adalah uraian mengenai masing-masing keterampilan berbahasa berbasis karakter:

    1. Menyimak Berbasis Karakter: Menyimak adalah keterampilan mendengarkan dengan seksama dan memahami informasi yang disampaikan secara lisan. Pembelajaran menyimak berbasis karakter dapat dilakukan dengan cara berikut: a) Kegiatan Mendengarkan Cerita atau Dongeng: Guru dapat membacakan cerita atau dongeng yang mengandung pesan moral. Siswa diminta untuk menyimak dengan baik dan kemudian mendiskusikan pesan moral dari cerita tersebut; b) Diskusi Kelompok: Setelah menyimak informasi atau cerita, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas dan menarik kesimpulan bersama. Kegiatan ini mengajarkan siswa nilai kerjasama dan toleransi; dan c) Latihan Mendengarkan Aktif: Siswa dilatih untuk menyimak instruksi atau penjelasan guru dengan baik dan menjawab pertanyaan terkait. Hal ini menanamkan nilai tanggung jawab dan disiplin.
    2. Berbicara Berbasis Karakter: Keterampilan berbicara melibatkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dengan jelas dan efektif. Pembelajaran berbicara berbasis karakter dapat mencakup: a) Presentasi Lisan: Siswa diberi kesempatan untuk presentasi di depan kelas tentang topik tertentu yang mengandung nilai-nilai karakter, seperti kejujuran atau kerja keras; b) Permainan Peran: Siswa memainkan peran dalam skenario tertentu yang mengajarkan nilai-nilai seperti empati dan kerjasama; c) Debat atau Diskusi Terarah: Siswa berdiskusi atau berdebat tentang isu-isu yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti menjaga lingkungan atau pentingnya membaca. Kegiatan ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menghargai pendapat orang lain.

  • Sesi Ke-10

    Keterampilan Berbahasa Indonesia Berbasis Karakter; Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis dan Sastra Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK6: Mampu menghubungkan Keterampilan Berbahasa Indonesia berbasis karakter berdasarkan tema dan lintas mata pelajaran lain dalam proses pembelajaran di SD/MI (CPMK6), (C3), (A4)
    1. Membaca Berbasis Karakter: Membaca adalah keterampilan memahami teks tertulis. Pembelajaran membaca berbasis karakter dapat dilakukan melalui: a) Membaca Cerita atau Buku yang Mengandung Pesan Moral: Siswa membaca cerita yang mengandung nilai-nilai positif, kemudian mendiskusikan pesan moral yang terkandung di dalamnya; b) Proyek Literasi: Siswa terlibat dalam proyek literasi seperti membuat klub buku atau pameran buku yang mempromosikan nilai-nilai karakter; c) Pembelajaran Membaca Kritis: Siswa diajarkan untuk membaca dengan kritis, mengidentifikasi nilai-nilai yang disampaikan dalam teks, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
    2. Menulis Berbasis Karakter: Keterampilan menulis melibatkan kemampuan menyusun teks tertulis dengan baik. Pembelajaran menulis berbasis karakter dapat mencakup: a) Menulis Cerita atau Esai Tentang Pengalaman Pribadi: Siswa menulis cerita atau esai yang menggambarkan pengalaman mereka sendiri yang mengandung nilai-nilai karakter, seperti kejujuran atau kerja keras; b) Jurnal Harian: Siswa menulis jurnal harian yang mencatat perasaan, pikiran, dan refleksi mereka tentang nilai-nilai yang mereka pelajari; c) Kegiatan Menulis Surat atau Puisi: Siswa menulis surat kepada teman atau keluarga tentang pentingnya nilai-nilai seperti kasih sayang dan empati, atau menulis puisi yang menggambarkan nilai-nilai tersebut.

  • Sesi Ke-11

    Keterampilan Berbahasa Indonesia Berbasis Karakter; Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis dan Sastra Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK6: Mampu menghubungkan Keterampilan Berbahasa Indonesia berbasis karakter berdasarkan tema dan lintas mata pelajaran lain dalam proses pembelajaran di SD/MI (CPMK6), (C3), (A4)

    1. Sastra Berbasis Karakter: Pembelajaran sastra melibatkan pengenalan dan apresiasi terhadap karya sastra seperti cerita, puisi, dan drama. Pembelajaran sastra berbasis karakter dapat mencakup: a) Pembacaan dan Diskusi Karya Sastra: Siswa membaca dan mendiskusikan karya sastra yang mengandung nilai-nilai moral dan karakter. Guru dapat memilih karya sastra yang relevan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan; b) Dramatisasi Cerita: Siswa memerankan adegan dari cerita atau drama yang mengandung pesan moral, mengembangkan keterampilan berbahasa serta memahami nilai-nilai karakter secara mendalam; c) Proyek Sastra: Siswa mengerjakan proyek sastra seperti menulis cerita, membuat antologi puisi, atau mementaskan drama, yang mengandung dan mempromosikan nilai-nilai karakter.

  • Sesi Ke-12

    Pengembangan Sumber Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK7: Mampu menjelaskan sumber belajar bahasa dan Sastra Indonesia berbasis karakter di SD/MI (CPMK7), (C3), (A5)

    Pengembangan sumber belajar yang efektif dan berbasis karakter sangat penting dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI. Sumber belajar yang baik dapat meningkatkan minat dan keterlibatan siswa, sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter. Berikut adalah beberapa strategi dan contoh pengembangan sumber belajar berbasis karakter:

    1. Buku Teks dan Buku Cerita, yaitu terdiri dari a) Buku Teks Berbasis Karakter: Buku teks yang digunakan harus memuat materi yang tidak hanya mengajarkan keterampilan berbahasa tetapi juga menyisipkan nilai-nilai karakter seperti kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, dan kerjasama. Setiap bab atau unit dapat diakhiri dengan refleksi tentang nilai karakter yang dipelajari; b) Buku Cerita Anak: Pilih buku cerita yang mengandung pesan moral dan nilai-nilai karakter. Cerita rakyat, dongeng, dan fabel sering kali menyampaikan pesan moral yang kuat. Buku-buku ini dapat digunakan untuk membaca bersama di kelas dan mendiskusikan pesan moral yang terkandung di dalamnya.

    2. Media Digital dan Aplikasi, yaitu terdiri dari a) Aplikasi Pembelajaran Berbasis Karakter: Gunakan aplikasi yang dirancang khusus untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang menyertakan kegiatan interaktif, permainan edukatif, dan cerita digital yang mempromosikan nilai-nilai karakter; b) Video Pembelajaran: Buat atau gunakan video yang mengajarkan keterampilan berbahasa dan sastra melalui cerita atau situasi yang mencerminkan nilai-nilai karakter. Video ini dapat digunakan untuk menambah variasi dalam metode pengajaran dan membuat pembelajaran lebih menarik.

    3. Modul dan Lembar Kerja Siswa (LKS), yaitu terdiri dari a) Modul Pembelajaran: Kembangkan modul pembelajaran yang mengintegrasikan kegiatan berbahasa dengan pengajaran nilai-nilai karakter. Modul ini dapat mencakup kegiatan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak yang berfokus pada tema-tema karakter; b) Lembar Kerja Siswa: LKS yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa mempraktikkan keterampilan berbahasa sambil menginternalisasi nilai-nilai karakter. LKS dapat mencakup tugas-tugas seperti menulis esai tentang pengalaman pribadi yang mengandung nilai moral atau menyusun cerita dengan pesan moral.

  • Sesi Ke-13

    Pengembangan Sumber Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Karakter di SD/MI

    Sub CPMK7: Mampu menjelaskan sumber belajar bahasa dan Sastra Indonesia berbasis karakter di SD/MI (CPMK7), (C3), (A5)

    1. Proyek Berbasis Karakter, diantaranya yaitu a) Proyek Literasi: Buat proyek literasi seperti membuat buku cerita kelas, antologi puisi, atau pameran buku yang mengangkat tema karakter. Siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk menciptakan karya yang mempromosikan nilai-nilai seperti kerja sama, kreativitas, dan tanggung jawab; b) Drama dan Pementasan: Ajak siswa untuk membuat dan mementaskan drama yang diadaptasi dari cerita rakyat atau dongeng yang mengandung pesan moral. Kegiatan ini mengembangkan keterampilan berbicara dan memahami nilai-nilai karakter secara mendalam.
    2. Kegiatan Ekstrakurikuler, diantaranya yaitu a) Klub Buku dan Literasi: Bentuk klub buku atau klub literasi di sekolah yang fokus pada membaca dan mendiskusikan buku-buku yang memuat nilai-nilai karakter. Klub ini dapat mengadakan diskusi, bedah buku, atau lomba cerita.; b) Kompetisi Menulis: Adakan kompetisi menulis cerita, puisi, atau esai yang mengangkat tema-tema karakter. Kompetisi ini dapat memotivasi siswa untuk mengekspresikan ide-ide mereka sambil belajar tentang nilai-nilai positif.
    3. Sumber Daya Online, diantaranya yaitu a) Platform Pembelajaran: Manfaatkan platform pembelajaran online yang menyediakan sumber daya untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Platform ini dapat menawarkan materi interaktif, video, kuis, dan permainan edukatif yang menyisipkan nilai-nilai karakter. b) Blog dan Situs Pendidikan: Ajak siswa untuk mengakses blog atau situs pendidikan yang membahas bahasa dan sastra Indonesia serta nilai-nilai karakter. Guru dapat mengarahkan siswa untuk membaca artikel, menonton video, atau berpartisipasi dalam forum diskusi.
    4. Alat Peraga dan Bahan Manipulatif, diantaranya yaitu a) Boneka dan Papan Cerita: Gunakan boneka dan papan cerita untuk menceritakan kisah-kisah yang mengandung pesan moral. Alat peraga ini membuat pembelajaran lebih menarik dan membantu siswa memahami nilai-nilai karakter secara visual; b) Kartu Kata dan Kartu Cerita: Kartu-kartu ini dapat digunakan dalam berbagai permainan edukatif yang memperkaya kosakata siswa dan membantu mereka memahami struktur cerita serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

  • Sesi Ke-14

    Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI

    Sub CPMK8: Mampu menjelaskan Penilaian pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI (CPMK8), (C2), (A4)

    Penilaian dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI berperan penting untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa dalam berbagai aspek keterampilan berbahasa serta memahami dan menginternalisasi nilai-nilai karakter. Berikut adalah beberapa pendekatan dan teknik penilaian yang dapat digunak

    1. Penilaian Formatif: Penilaian formatif dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran untuk memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Teknik penilaian formatif meliputi: a) Observasi: Guru mengamati keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti diskusi kelompok, presentasi, atau dramatisasi. Aspek yang dinilai mencakup partisipasi aktif, kemampuan berbicara, dan sikap positif; b) Kuis dan Latihan Harian: Kuis singkat dan latihan harian digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang baru diajarkan. Hasil dari kuis ini memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa memahami konsep-konsep bahasa dan sastra yang diajarkan; c) Portofolio: Siswa mengumpulkan hasil kerja mereka, seperti tulisan, proyek, dan tugas lain dalam sebuah portofolio. Portofolio ini memberikan gambaran komprehensif tentang perkembangan keterampilan berbahasa siswa serta kemampuan refleksi diri.
    2. Penilaian Sumatif: Penilaian sumatif dilakukan pada akhir periode pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa secara keseluruhan. Teknik penilaian sumatif meliputi: a) Ujian Tulis: Ujian tulis digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan. Ujian ini dapat mencakup soal pilihan ganda, isian singkat, dan esai yang menguji pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis siswa; b) Ujian Lisan: Ujian lisan mengukur kemampuan berbicara siswa, termasuk kelancaran, ketepatan, dan keefektifan komunikasi lisan. Siswa dapat diminta untuk menceritakan kembali cerita, menjawab pertanyaan lisan, atau melakukan presentasi; c) Proyek Akhir: Proyek akhir seperti penulisan cerita, pembuatan buku cerita, atau pementasan drama dapat digunakan sebagai penilaian sumatif. Proyek ini mengukur kemampuan siswa dalam mengintegrasikan berbagai keterampilan berbahasa dan menyampaikan pesan moral.

  • Sesi Ke-15

    Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI

    Sub CPMK8: Mampu menjelaskan Penilaian pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI (CPMK8), (C2), (A4)

    1. Penilaian Keterampilan Berbahasa: Penilaian keterampilan berbahasa mencakup menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Teknik penilaian untuk setiap keterampilan adalah: a) Menyimak: Penilaian menyimak dapat dilakukan melalui tes menyimak di mana siswa mendengarkan rekaman cerita atau instruksi dan menjawab pertanyaan terkait. Observasi dalam kegiatan menyimak juga penting untuk menilai kemampuan siswa dalam memahami dan merespon informasi lisan; b) Berbicara: Penilaian berbicara dapat dilakukan melalui presentasi, diskusi kelompok, permainan peran, atau wawancara. Aspek yang dinilai meliputi kelancaran, ketepatan, intonasi, dan kejelasan dalam berbicara; c) Membaca: Penilaian membaca meliputi tes membaca pemahaman di mana siswa membaca teks dan menjawab pertanyaan terkait. Membaca nyaring di kelas juga dapat digunakan untuk menilai kemampuan pengucapan dan intonasi; d) Menulis: Penilaian menulis dapat dilakukan melalui tugas menulis esai, cerita, puisi, atau laporan. Aspek yang dinilai meliputi struktur, kosakata, tata bahasa, dan kreativitas dalam menulis.
    2. Penilaian Sikap dan Karakter: Penilaian sikap dan karakter adalah bagian integral dari pembelajaran berbasis karakter. Teknik penilaian ini meliputi: a) Observasi Sikap: Guru mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran, seperti kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, dan rasa hormat. Observasi ini dapat dilakukan secara sistematis menggunakan lembar observasi; b) Refleksi Diri: Siswa diminta untuk menulis refleksi diri tentang nilai-nilai karakter yang mereka pelajari dan bagaimana mereka menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Refleksi ini membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai tersebut; c) Penilaian Teman Sebaya: Siswa memberikan umpan balik kepada teman sekelas mereka tentang sikap dan perilaku selama kegiatan kelompok. Penilaian ini mendorong rasa saling menghargai dan kerjasama.
    3. Penilaian Berbasis Proyek: Penilaian berbasis proyek melibatkan tugas-tugas yang lebih besar dan kompleks yang mengharuskan siswa menerapkan keterampilan berbahasa dalam konteks nyata. Contoh proyek meliputi: a) Pembuatan Buku Cerita: Siswa menulis dan mengilustrasikan buku cerita yang mengandung nilai-nilai karakter. Buku ini kemudian dibacakan di depan kelas atau dipamerkan; b) Drama dan Pementasan: Siswa menulis naskah drama dan melakukan pementasan di depan kelas. Proyek ini mengukur keterampilan menulis, berbicara, dan kerjasama; c) Kampanye Literasi: Siswa merancang dan melaksanakan kampanye literasi di sekolah, seperti membuat poster, brosur, dan mengadakan kegiatan membaca bersama. Proyek ini menilai keterampilan berbahasa serta kemampuan organisasi dan kerjasama.

  • Sesi Ke-16

    UAS