UNESCO mempunyai empat pilar belajar, guna menghadapi dan beradaptasi dengan berbagai tantangan dalam dunia pendidikan atau four pillars of education/learning, yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.
High Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra, 2016:91)
Abad 21 merepresentasikan pergeseran fundamental dalam cara kita memahami dan mengimplementasikan pendidikan. Paradigma ini menekankan pada persiapan siswa untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks, berubah dengan cepat, dan terhubung secara global.
Keterampilan 4C pada pembelajaran abad 21 yaitu: Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi), Collaboration (Kerja sama), Communication (Komunikasi), Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah). Sedangkan prinsip pembelajaran abad 21 yaitu pembelajaran berpusat pada peserta didik, kolaboratif, memiliki konteks dan sekolah harus terintegrasi dengan lingkungan masyarakat atau sosial.
Karakteristik guru abad 21:
a. Minat baca guru harus tinggi
b. Memiliki kemampuan menulis karya ilmiah
c. Kreatif dan inovatif mempraktekkan model-model pembelajaran
d. Mampu bertransformasi secara kultural
Karakteristik siswa abad 21:
a. Berpikir kritis, memiliki kemauan dan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi, kreatif, kolaboratif dan inovatif.
b. Memiliki kemauan dan kemampuan literasi digital, media baru dan ICT 3
c. Berinisiatif yang fleksibel dan adaptif.