Pejuang Muda

PM131908/Rizki Auliya Putri Alda
Ya, saya setuju dengan prinsip-prinsip yang dipaparkan. Namun, menurut saya, ada 1 prinsip utama bagi para praktisi pekerjaan sosial dalam melakukan pemetaan sosial. Prinsip tersebut adalah dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam suatu wilayah tertentu secara spesifik yang dapat digunakan sebagai bahan membuat suatu keputusan terbaik dalam proses pertolongannya. Seperti yang kita tahu, bahwasanya masyarakat secara konstan berubah sehingga informasi yang sebelumnya telah ada, harus diupdate secara berkala. Hal tersebut dapat membantu proses pemetaan sosial dalam melihat dan mengetahui keadaan masyarakat sekitar

Sekar Nurul Fajriyah Aldriani/PM251304/Universitas Pendidikan Indonesia

Prinsip-prinsip tersebut menggunakan metode PRA dalam studi pemetaan sosialnya (dari Chambers & Conway, 1992):

1. Pembelajaran Secara Timbal Balik
= Pembelajaran dilakukan secara langsung kepada masyarakat lokal dan melihat langsung lokasi serta berhadapan secara langsung secara fisik dengan masyarakat setempat.

2. Belajar secara cepat dan progresif
= Pelaksanaan benar-benar mengeksplor informasi di lapangan. sehingga dibutuhkan improvisasi dan fleksibilitas dari desa dengan menyesuaikan situasi dan kondisi masyarakat.

3. Mengimbangi Bias
= Pengumpulan informasi tidak hanya berasal dari elit lokal, tetapi juga dari berbagai kelompok miskin dan rentan.

4. Triangulasi
=Penggunaan metode untuk melakukan konfirmasi data, bisa pula lebih dari tiga jenis sumber informasi sebagai perbandingan.

5. Menemukan Keragaman
=Informasi yang kaya akan didapatkan dengan sumber informasi yang banyak dan beragam.

6. Memfasilitasi
= Proses PRA diharuskan melibatkan masyarakat lokal, mulai dari proses pengumpulan data, analisis, hingga pemaparan hasil studi.

7. Terbuka terhadap kritik dan tanggung jawab
= Inisiator kewirausahaan sosial dapat menjadi fasilitator dalam proses pengumpulan data.

8. Berbagi Informasi dan ide
= pengalaman dan idenya mengenai hal-hal apa sajakah yang bisa dikembangkan di lingkungan sekitarnya.

Sedikit mengelaborasi apa yang telah ada sejauh ini, prinsip pemetaan sosial di Indonesia barangkali terdapat beberapa hal yang khas, diantaranya :

1. Budaya tidak sepenuhnya terpetakan secara wilayah.
2. Suatu wilayah khususnya urban, terbaur ragam budaya.
3. Produk budaya (infrastruktur, makanan, fashion, tempat tinggal, tata kemasyarakatan, dll) melekat pada daerah-daerah.
4. Individu maupun kelompok, terdapat 3 spektrum jenis yaitu, terbuka, tertutup, terselektif.

dan memungkin akan lahir baru teori pemetaan sosial khas Indonesia, meski sedikit mengadopsi metode-metode barat ataupun luar Indonesia.

Prinsip utama bagi para praktisi pekerjaan sosial dalam melakukan pemetaan sosial adalah bahwa ia dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam suatu wilayah tertentu secara spesifik yang dapat digunakan sebagai bahan membuat suatu keputusan terbaik dalam proses pertolongannya