Menurut saya, meski desa di Indonesia sudah banyak berkembang dalam hal infrastruktur dan otonomi desa, masih banyak tantangan yang harus diatasi. Otonomi desa memang memberi peluang untuk pengelolaan yang lebih baik, tetapi sering kali ada masalah dengan transparansi dan akuntabilitas yang perlu diperbaiki. Selain itu, perbedaan antara desa yang lebih maju dan yang tertinggal perlu menjadi perhatian, agar pembangunan bisa dirasakan merata.
Contoh Nyata yang saya lihat di Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali (September 2024)
Di Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali, ada kemajuan dalam pembangunan infrastruktur dan transparansi pengelolaan anggaran. Namun, masih ada beberapa masalah yang perlu diatasi agar manfaat pembangunan bisa dirasakan lebih merata.
Masalah utama di Desa Blahbatuh adalah kesenjangan sosial dan kapasitas manajerial. Meskipun infrastruktur seperti jalan dan fasilitas umum telah berkembang, manfaatnya belum merata, terutama antara kawasan yang maju dan daerah terpencil. Selain itu, meskipun ada sistem aplikasi berbasis web Untuk Desa Blahbatuh di Gianyar, web yang digunakan untuk transparansi anggaran dan informasi desa adalah SIPADES (Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Desa). SIPADES memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi tentang anggaran, program, dan kegiatan desa secara online untuk transparansi anggaran, pengelolaan proyek dan kapasitas manajerial perangkat desa masih terbatas. Kurangnya pelatihan dan kemampuan manajerial menghambat efektivitas pelaksanaan program. Jadi menurut saya itu yang perlu diperhatikan lebih ke pemerataannya.