Diskusi Sesi Ke-2

Menjawab pertanyaan sesi 2

Menjawab pertanyaan sesi 2

by SHAFIYYAH SHAFIYYAH -
Number of replies: 3

Untuk menerapkan konsep pembelajaran bahasa dan sastra di SD/MI, dapat menggunakan pendekatan :

 

1. Menyimak:

   - Cerita Mendengarkan : Bacakan cerita-cerita rakyat atau dongeng yang kaya akan nilai budaya dan bahasa. Diskusikan isi cerita dengan siswa untuk mengasah pemahaman mereka.

2. Berbicara :

   - Diskusi Kelas : Setelah membaca cerita atau buku, adakan diskusi tentang karakter, tema, dan moral cerita untuk melatih keterampilan berbicara dan berpikir kritis.

3. Membaca :

   - Kegiatan Membaca Bersama : Baca buku atau cerita bersama di kelas dan lakukan kegiatan yang melibatkan siswa dalam membaca lantang atau berpasangan.

4. Menulis :

   - Menulis Kreatif : Dorong siswa untuk menulis cerita pendek, puisi, atau esai tentang tema yang mereka minati. Berikan umpan balik dan apresiasi atas karya mereka.

5. Apresiasi Karya Sastra :

   - Pengenalan Genre : Kenalkan berbagai genre sastra, seperti fabel, legenda, atau puisi, dan diskusikan ciri-cirinya.

Pembelajaran bahasa dan sastra yang terintegrasi sejak dini akan memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan kognitif dan sosial emosional siswa. Dengan demikian, siswa akan tumbuh menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. 

In reply to SHAFIYYAH SHAFIYYAH

Re: Menjawab pertanyaan sesi 2

by AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Terima kasih atas jawabannya, sangat membantu. Namun saya ingin bertanyaa

Bagaimana jika ada salah dari seorang siswa yang tidak bisa berbicara dan kurang mengerti bahasa indonesia karena sejak dini telah dibiasakan dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah, tentu itu akan menghambat anak dalam mengembangkan kemampuan berbicara (Minimnya praktik berbicara dalam bahasa yang dipelajari dapat mengurangi kelancaran berbicara.), menyimak (Kurang terbiasa mendengarkan bahasa yang digunakan menghambat kemampuan menyimak secara efektif.), membaca (Lingkungan yang tidak mendukung) dan menulis (Terbatasnya kosakata menghambat ekspresi ide secara lisan maupun tulisan.). Lalu apa langkah konkret yang bisa diambil untuk mengatasi hal tersebut dalam perspektif mu sebagai calon guru?

Mohon pencerahannyaa
In reply to AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: Menjawab pertanyaan sesi 2

by JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak, izin menanggapi pertanyaannya yaa.

Kekurangan siswa dalam berbahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang kakak pertanyakan. Disini saya mencoba memberikan solusi dari perspektif saya dalam mengatasi permasalahan tersebut.
1. Faktor pertama yaitu pengaruh lingkungan baik di keluarga mau pun di sekitar lingkungan keluarga (Masyarakat) yang biasa dalam kesehariannya menggunakan bahasa daerah (bahasa Indonesia). Untuk membiasakan siswa belajar berbicara menggunakan bahasa Indonesia yaitu guru perlu melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan bekerja sama meminta orang tua/keluarga siswa berbicara dengan bahasa Indonesia di rumahnya, di ajak berbicara dengan bahasa Indonesia bisa dimulai dari nama-nama benda yang ada di rumah baru beberapa kata dan kalimat lainnya.
2. Faktor kedua yaitu Kurangnya motivasi belajar, Guru perlu memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya menguasai bahasa Indonesia untuk kebaikan masa depannya dengan cara mengaitkan relevansi penguasaan bahasa Indonesia dengan karier dan kehidupan nyata, misalnya bagaimana bahasa Indonesia yang baik bisa membantu dalam komunikasi dengan teman-teman luar daerah, guru, orang-orang penting di dunia 3. pekerjaan, dan lain-lain.
3. Cara lain untuk membantu siswa membiasakan diri dengan bahasa Indonesia agar tidak kaku dalam pengucapan dan berbicara dengan bahasa Indonesia yaitu dengan cara Penggunaan Bahasa Indonesia yang Lebih Intensif di Sekolah Guru dan sekolah dapat mendorong penggunaan bahasa Indonesia dalam setiap aktivitas sehari-hari di sekolah, tidak hanya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
4. Menyediakan akses buku bacaan bahasa Indonesia yang menarik dan bergambar tidak seperti buku-buku bahasa Indonesia yang penuh teks dan membosankan sehingga tidak menarik minat belajar siswa.
Setelah tahap-tahap di atas diterapkan secara teratur dan terus-menerus, fokus pada aspek komunikasi sehari-hari, seperti berdebat, pidato, atau presentasi, untuk membantu siswa lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa Indonesia secara lisan. Guru juga dapat menggunakan metode yang lebih interaktif dan menarik, seperti diskusi kelompok, permainan bahasa, atau drama untuk mendorong siswa lebih banyak berlatih sehingga siswa otomatis akan terbiasa dengan kosakata dalam bahasa Indonesia yang dapat memudahkan mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan bahasa lainnya.

Mohon koreksi bila ada kesalahan dan jika ada pendapat-pendapat lain dari teman-teman silahkan menanggapi untuk menambah wawasan kita bersama.
In reply to AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: Menjawab pertanyaan sesi 2

by NUR HALIZSAH ANDINI -
Haloo kak, izin ya untuk menjawab pertanyaannya

Langkah konkret yang bisa ambil dalam menghadapi siswa yang minim/kurang berbicara dan kurang mengerti bahasa Indonesia karena terbiasa menggunakan bahasa ibu adalah:
1. Pendekatan Bilingual: Mulailah dengan mengintegrasikan bahasa ibu siswa dalam pembelajaran awal untuk menjembatani pemahaman. Setelah itu, secara bertahap perkenalkan kosakata dan frasa dalam bahasa Indonesia.
2. Pendampingan Intensif: Berikan bimbingan individu secara intensif, terutama dalam latihan berbicara dan mendengar. Gunakan media visual atau audio untuk mendukung pemahaman bahasa Indonesia.
3. Pembelajaran Kontekstual: Ajarkan bahasa Indonesia melalui konteks yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa agar lebih mudah dipahami.
4. Kolaborasi dengan Orang Tua: Libatkan orang tua dalam proses pembelajaran dengan memberikan panduan sederhana untuk melatih bahasa Indonesia di rumah.
5. Lingkungan Literasi yang Mendukung: Ciptakan lingkungan yang kaya akan bahasa Indonesia melalui buku, poster, dan media lain yang dapat membantu meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Terima kasih. Mohon di koreksi bila salah teman-teman. Mari belajar bersama.