Diskusi Sesi Ke-2

Menjawab pertanyaan sesi 2

Menjawab pertanyaan sesi 2

by NUR HALIZSAH ANDINI -
Number of replies: 3

Pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi dan sastra sebagai media ekspresi budaya dapat diterapkan di SD/MI untuk mengembangkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra seja dini memiliki peranan penting dalam mengembangkan keterampilan berbahasa anak serta menumbuhkan kecintaan terhadap karya sastra sejak dini. Dalam hal ini konsep penerapan pembelajaran bahasa sebagai komunikasi dan sastra sebagai media ekspresi budaya untuk mengembangkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis di SD/MI adalah sebagai berikut:

1. Memngembangkan keterampilan menyimak, yang dimana merupakan fondasi dalam berkomunikasi dan memahami konteks bahasa dengan lebih baik dalam hal ini guru bisa menggunakan cerita rakyat atau dongeng dimana anak-anak didorong untuk menyimak cerita dengan baik melalui aktivitas mendengarkan secara aktif dengan menjawab pertanyaan seputar cerita. Menggunakan metode bermain peran dan juga diskusi interaktif.

2. Meningkatkan keterampilan berbicara, keterampilan berbicara mendorong siswa untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan mereka secara lisan guru bisa memulai dengan bercerita kembali dimana siswa diajak untuk menceritakan kembali cerita atau dongeng yang telah mereka dengarkan dimana hal ini bisa membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara sekaligus membantu memahami alur cerita. Tanya jawab juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bicara siswa dimana itu terjalin antara siswa dan guru maupun antara siswa dan siswa lainnya.

3. Keterampilan membaca dapat diperkenalkan dengan berbagai metode yang menyenangkan dan interaktif dengan menggunakan buku cerita bergambar, membaca bersama, dan tugas membaca dirumah.

4. Meningkatkan keterampilan menulis dalam hal ini bisa dengan menerapkan menulis cerita pendek atau puisi, menulis jurnal harian (kegiatan siswa).

5. Menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra perlu ditanamkan sejak dini agar siswa memahami nilai budaya dan estetika dalam karya sastra dengan membaca karya sastra anak dengan guru dapat memperkenalkan karya sastra anak yang sederhana seperti dongeng atau cerita pendek. Pementasan drama sederhana dan juga penghargaan terhadap cerita tradisional.

 

In reply to NUR HALIZSAH ANDINI

Re: Menjawab pertanyaan sesi 2

by AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Terima kasih jawabannya, membantuu sekali. Namun saya ingin bertanyaa
Bagaimana cara intensif yang bisa diambil jika ada siswa yang cenderung enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan berbicara atau menulis

Bagaimana jika kak nur halizah andini di hadapkan dengan kelas yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pengembangan kemampuan menyimak, setiap siswa pasti memiliki karakteristik yang berbeda, namun ada salah satu anak yang hyperaktif, yang selalu mengganggu fokus teman-temannya sehingga siswa lain akan terganggu. Apa langkah intensif yang bisa diambil untuk menghadapi permasalahan tersebut?
In reply to AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: Menjawab pertanyaan sesi 2

by JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak, izin menanggapi pertanyaannya. Mungkin nanti bisa ditambahkan oleh kak Dini langsung atau teman-teman yang lainnya juga.
Menghadapi situasi di mana ada siswa yang hiperaktif dan sering mengganggu teman-temannya selama kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada kemampuan menyimak memerlukan pendekatan yang hati-hati dan strategis. Berikut beberapa langkah intensif yang dapat diambil:
• Pendekatan Individual: Lakukan pendekatan secara pribadi kepada siswa hiperaktif untuk memahami lebih dalam penyebab perilakunya. Kadang-kadang, anak-anak hiperaktif merasa bosan atau kurang tertantang oleh aktivitas yang diberikan, sehingga mereka cenderung mengganggu. Berikan pengertian secara baik-baik bahwa perilaku tersebut mengganggu teman-temannya.
• Berikan Tugas Tambahan: Untuk membantu mengalihkan energi siswa tersebut, berikan mereka tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat membuat mereka lebih fokus, seperti menjadi asisten dalam beberapa aspek kegiatan belajar, atau memberikan aktivitas yang dapat dilakukan secara mandiri.
• Variasi Kegiatan Belajar: Menyimak bisa jadi tugas yang sulit bagi anak hiperaktif. Cobalah untuk memvariasikan kegiatan belajar dengan menggunakan media yang lebih menarik seperti video, gambar, atau permainan yang melibatkan siswa secara aktif. Ini bisa membantu mengurangi kejenuhan siswa hiperaktif.
• Posisi Tempat Duduk :Tempatkan siswa hiperaktif di bagian depan atau dekat guru. Ini dapat mengurangi distraksi dan memungkinkan guru untuk lebih mudah memantau perilakunya serta memberi perhatian yang lebih jika diperlukan.
• Pemberian Jeda Aktivitas: Anak hiperaktif sering kali sulit duduk diam dalam jangka waktu lama. Cobalah untuk memberi jeda singkat antara sesi menyimak, seperti peregangan atau aktivitas fisik ringan, yang dapat membantu siswa untuk kembali fokus.
• Penguatan Positif: Berikan pujian atau penghargaan jika siswa tersebut menunjukkan perilaku yang baik atau mampu mendengarkan dengan baik selama beberapa waktu. Penguatan positif dapat mendorong perubahan perilaku yang lebih baik.
• Konsultasi dengan Orang Tua dan Spesialis: Jika perilaku hiperaktif sangat mengganggu dan sulit untuk dikendalikan, diskusikan hal ini dengan orang tua dan pertimbangkan untuk melibatkan psikolog atau ahli pendidikan khusus untuk memberikan saran dan strategi tambahan.

• Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan perilaku siswa hiperaktif bisa lebih terkelola, dan proses belajar menyimak bisa berjalan lebih efektif bagi seluruh siswa di kelas.
In reply to JUMIYATI JUMIYATI

Re: Menjawab pertanyaan sesi 2

by NUR HALIZSAH ANDINI -
terima kasih sebelumnya sudah di jawab, sebelum itu izinkan saya untuk menjawabnya sesuai dengan versi saya.
Jika saya dihadapkan dengan situasi tersebut, langkah intensif yang bisa diambil antara lain:
1. Pendekatan Individual: Ajak siswa hyperaktif tersebut berbicara secara pribadi untuk memahami alasan perilakunya dan menjelaskan dampaknya terhadap teman-teman sekelas.
2. Penugasan Khusus: Berikan siswa tersebut tugas yang lebih fokus pada peran aktif, seperti menjadi asisten atau pemimpin dalam kegiatan yang melibatkan menyimak, sehingga energinya dapat dialihkan secara positif.
3. Strategi Manajemen Kelas: Terapkan aturan kelas yang jelas tentang perilaku yang diharapkan, dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang mematuhi aturan.
4. Penyusunan Tempat Duduk: Tempatkan siswa hyperaktif di tempat yang lebih strategis, jauh dari teman-temannya untuk mengurangi distraksi.
5. Kerjasama dengan Orang Tua atau Konselor: Jika perilaku berlanjut, bekerjasama dengan orang tua dan konselor untuk mendapatkan solusi yang lebih komprehensif.

Terima kasih.