Konsep pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi dan sastra sebagai media ekspresi budaya dapat diterapkan di SD/MI dengan berbagai cara untuk mengembangkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra sejak dini.
- Pembelajaran Bahasa sebagai Alat Komunikasi:
- Menyimak: Mengembangkan keterampilan menyimak melalui cerita lisan, dongeng, atau percakapan interaktif. Siswa diajak untuk mendengarkan dengan saksama dan memahami isi cerita, lalu mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan.
- Berbicara: Kegiatan seperti bermain peran, diskusi kelompok, dan presentasi sederhana bisa diterapkan untuk melatih keterampilan berbicara. Hal ini membantu siswa menyusun dan menyampaikan ide-ide mereka secara terstruktur dan jelas.
- Membaca: Membaca cerita pendek atau teks naratif dari berbagai budaya dapat memperluas wawasan siswa dan meningkatkan keterampilan membaca mereka. Libatkan siswa dalam kegiatan membaca bersama atau membaca mandiri.
- Menulis: Siswa dapat diminta untuk menulis cerita pendek, puisi, atau pengalaman pribadi. Proyek menulis ini dapat membantu meningkatkan kemampuan mengorganisasi ide, kosakata, serta tata bahasa mereka.
- Apresiasi Sastra: Dapat memperkenalkan karya sastra seperti cerita rakyat, fabel, atau puisi anak dari berbagai budaya, termasuk budaya lokal, dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap kekayaan budaya dan bahasa. Siswa dapat diajak untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
- Ekspresi Kreatif: Dapat mendorong siswa untuk mengekspresikan diri mereka melalui karya sastra. Misalnya, siswa bisa membuat puisi tentang pengalaman mereka atau mengadaptasi cerita rakyat menjadi drama sederhana. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga kreativitas dan pemahaman budaya.
Dengan pendekatan yang menyeluruh ini, siswa di SD/MI dapat mengembangkan keterampilan berbahasa dan menumbuhkan rasa cinta serta apresiasi terhadap sastra dan budaya sejak dini.