Diskusi Sesi Ke-2

Sesi - 2

Sesi - 2

oleh AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Jumlah balasan: 6

Konsep pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi dan sastra sebagai media ekspresi budaya dapat diterapkan di SD/MI dengan berbagai cara untuk mengembangkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra sejak dini.

  1. Pembelajaran Bahasa sebagai Alat Komunikasi:
  • Menyimak: Mengembangkan keterampilan menyimak melalui cerita lisan, dongeng, atau percakapan interaktif. Siswa diajak untuk mendengarkan dengan saksama dan memahami isi cerita, lalu mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan.
  • Berbicara: Kegiatan seperti bermain peran, diskusi kelompok, dan presentasi sederhana bisa diterapkan untuk melatih keterampilan berbicara. Hal ini membantu siswa menyusun dan menyampaikan ide-ide mereka secara terstruktur dan jelas.
  • Membaca: Membaca cerita pendek atau teks naratif dari berbagai budaya dapat memperluas wawasan siswa dan meningkatkan keterampilan membaca mereka. Libatkan siswa dalam kegiatan membaca bersama atau membaca mandiri.
  • Menulis: Siswa dapat diminta untuk menulis cerita pendek, puisi, atau pengalaman pribadi. Proyek menulis ini dapat membantu meningkatkan kemampuan mengorganisasi ide, kosakata, serta tata bahasa mereka.
Sastra sebagai Media Ekspresi Budaya:
  • Apresiasi Sastra: Dapat memperkenalkan karya sastra seperti cerita rakyat, fabel, atau puisi anak dari berbagai budaya, termasuk budaya lokal, dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap kekayaan budaya dan bahasa. Siswa dapat diajak untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
  • Ekspresi Kreatif:  Dapat mendorong siswa untuk mengekspresikan diri mereka melalui karya sastra. Misalnya, siswa bisa membuat puisi tentang pengalaman mereka atau mengadaptasi cerita rakyat menjadi drama sederhana. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga kreativitas dan pemahaman budaya.

Dengan pendekatan yang menyeluruh ini, siswa di SD/MI dapat mengembangkan keterampilan berbahasa dan menumbuhkan rasa cinta serta apresiasi terhadap sastra dan budaya sejak dini.

 

Sebagai balasan AFIFAH AFRA AMATULLAH

Re: Sesi - 2

oleh NUR HALIZSAH ANDINI -
halloo kak izin ya untuk menanggapi jawabannya

Konsep pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi dan sastra sebagai media ekspresi budaya yang diterapkan di SD/MI sangat efektif dalam mengembangkan keterampilan bahasa secara menyeluruh, sekaligus menanamkan apresiasi terhadap kekayaan sastra dan budaya.

1. Menyimak melalui cerita lisan atau dongeng memungkinkan siswa melatih fokus, memahami konteks, dan merespons informasi dengan baik. Ini juga membantu meningkatkan daya ingat dan kemampuan siswa dalam menangkap makna yang disampaikan secara verbal.

2. Berbicara melalui bermain peran dan diskusi kelompok melatih siswa untuk menyusun pemikiran secara terstruktur dan meningkatkan kemampuan berbicara secara alami dalam suasana yang santai namun produktif.

3. Membaca teks dari berbagai budaya tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga membuka wawasan siswa terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda. Kegiatan membaca bersama memperkuat kebiasaan membaca dan pemahaman siswa terhadap teks yang mereka baca.

4. Menulis cerita pendek atau puisi memungkinkan siswa untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan mereka dalam bentuk tulisan. Proyek-proyek menulis seperti ini membantu meningkatkan keterampilan tata bahasa dan penyusunan ide, serta memupuk kreativitas.

Selain itu, sastra sebagai media ekspresi budaya tidak hanya membantu siswa menghargai karya sastra dari berbagai budaya, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta pada warisan budaya mereka sendiri. Melalui apresiasi sastra dan ekspresi kreatif, siswa dapat lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat atau puisi, serta mengasah keterampilan mereka dalam menyampaikan ide-ide secara kreatif dan artistik.

Pendekatan yang komprehensif ini memastikan bahwa siswa di SD/MI tidak hanya mahir dalam berbahasa, tetapi juga memahami pentingnya budaya dan ekspresi kreatif. Hal ini membekali mereka dengan keterampilan berbahasa yang fungsional serta rasa apresiasi yang lebih dalam terhadap sastra sejak dini.
 
Lalu apakah langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengintegrasikan karya sastra lokal ke dalam pembelajaran bahasa, sehingga siswa lebih akrab dengan budaya lokal mereka?
 
Terima kasih.
Sebagai balasan NUR HALIZSAH ANDINI

Re: Sesi - 2

oleh JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak, izin menjawab pertanyaannya yaa.

Mengintegrasikan karya lokal ke dalam pembelajaran bahasa merupakan suatu hal yang bagus, selain siswa dapat belajar dan mengenal karya lokal setempatnya siswa juga dapat memperkaya pengalaman belajar mereka terlebih dalam konteks bahasa dan sastra. Berikut langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengintegrasikan karya lokal ke dalam pembelajaran bahasa:
1. Identifikasi Karya lokal yang relevan dengan keterampilan apa yang ingin dikembangkan, pilih karya sastra lokal yang ada di sekitar daerah siswa yang memiliki nilai kebudayaan dan bahasanya, contohnya seperti cerita sejarah daerah Bima, lagu-lagu daerah Bima dan lain-lain.
2. Kontekstualisasi dalam pembelajaran bahasa, disini kita perlu karya lokal yang dipilih sebelumnya dengan topik pembelajaran bahasa yang relevan contohnya karya lokal yang dipilih yaitu "Sejarah Bima" guru cerita sejarah Bima tersebut dengan pembelajaran bahasa contoh indikatornya "siswa dapat menyusun karangan sederhana dari cerita sejarah Bima menggunakan bahasa mereka sendiri" atau "siswa dapat menjelaskan isi dari cerita daerah Bima yang dibacakan"
(Disini bisa disesuaikan dengan keterampilan berbahasa apa yang ingin di kembangkan).
3. 3.Pengayaan Kosakata, dalam cerita sejarah yang dipilih tersebut akan banyak ditemukan oleh siswa kosakata baru yang tidak mereka ketahui mengenai cerita sejarah lokal yang kaya akan sastra bahasa daerahnya. Disini siswa dapat digunakan sebagai kesempatan kepada siswa untuk memperkaya kosakata baru.
4. Diskusi Budaya dan Nilai-nilai: Diskusikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam karya lokal. Ini membantu siswa tidak hanya belajar bahasa tetapi juga memahami konteks budaya dan sejarah di balik penggunaan bahasa tersebut.
5. Kegiatan Praktik Interaktif: Buat aktivitas interaktif seperti drama, pembacaan puisi, atau diskusi kelompok yang berbasis pada karya lokal. Ini mendorong siswa untuk menggunakan bahasa dalam konteks yang nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
6. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal: Ajak tokoh-tokoh budaya lokal, seperti penulis atau seniman, untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka tentang karya lokal. Ini bisa memberikan perspektif langsung tentang penggunaan bahasa di dalam karya tersebut.
7. Penggunaan Teknologi: Manfaatkan media digital untuk mengakses dan mempresentasikan karya lokal. Video, atau materi online dapat digunakan untuk memperkenalkan siswa pada variasi bahasa yang ada dalam karya-karya lokal yang lebih sulit diakses.
8. Proyek Akhir Berbasis Karya Lokal: Ajak siswa membuat proyek akhir yang terinspirasi dari karya lokal, seperti menulis esai, membuat presentasi, atau menghasilkan karya kreatif yang menggabungkan elemen bahasa dan budaya lokal.

Langkah-langkah ini dapat membuat pembelajaran bahasa lebih relevan, serta menanamkan rasa penghargaan terhadap budaya dan identitas lokal.

Mohon koreksi bila ada kesalahan, kita sama-sama belajar🙏
Sebagai balasan JUMIYATI JUMIYATI

Re: Sesi - 2

oleh NUR HALIZSAH ANDINI -
Wah terima kasih atas jawabannya.
Sebagai balasan NUR HALIZSAH ANDINI

Re: Sesi - 2

oleh JUMIYATI JUMIYATI -
Terimakasih kembali, kita sama-sama belajar jadi silahkan untuk teman-teman semuanya memberikan tanggapan atau pendapat untuk sama-sama memperdalam pengetahuan kita dalam pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia
Sebagai balasan JUMIYATI JUMIYATI

Re: Sesi - 2

oleh AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Terima kasih teman-teman yang telah membantu saya menjawab, namun saya akan menambahkan beberapa penjelasan tentang pertanyaan yang diajukan diatas dengan versi saya

Langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengintegrasikan karya sastra lokal dalam pembelajaran bahasa agar siswa lebih akrab dengan budaya lokal mereka meliputi:

Pemilihan Materi yang Relevan: Pilih karya sastra lokal yang menggambarkan nilai-nilai, tradisi, dan budaya setempat. Cerpen, puisi, legenda, dan dongeng dari berbagai daerah bisa dijadikan materi ajar yang menarik.

Mengkaitkan Sastra dengan Konteks Kehidupan Sehari-hari: Guru bisa mengajak siswa untuk melihat hubungan antara cerita lokal dengan situasi sosial di sekitar mereka, sehingga mereka lebih memahami relevansi sastra tersebut dalam kehidupan mereka.

Diskusi dan Analisis Budaya: Adakan diskusi tentang pesan moral, nilai budaya, atau sejarah yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Ini membantu siswa untuk mendalami dan menghargai kekayaan budaya lokal.

Kegiatan Kreatif: Siswa bisa diberi tugas menulis ulang cerita lokal dengan gaya mereka sendiri, atau membuat drama dan pertunjukan berdasarkan karya sastra lokal. Kegiatan ini menumbuhkan rasa memiliki terhadap budaya setempat.

Kolaborasi dengan Budayawan Lokal: Undang penulis atau budayawan lokal untuk memberikan wawasan langsung tentang karya sastra yang diajarkan, sehingga siswa bisa merasakan keterhubungan yang lebih mendalam.

Penggunaan Media Digital: Buat konten digital seperti video atau podcast yang membahas karya sastra lokal. Ini dapat meningkatkan ketertarikan siswa yang lebih familiar dengan teknologi.

Mengintegrasikan sastra lokal ke dalam pembelajaran bahasa tidak hanya membantu siswa memahami bahasa dengan lebih baik, tapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya mereka sendiri.


Mohon koreksi jika ada kesalahan dan mari belajar besama-sama