Diskusi Sesi Ke-3

menjawab pertanyaan sesi 3

menjawab pertanyaan sesi 3

oleh WIWIT ANDRIANI -
Jumlah balasan: 2

Penerapan Prinsip Kontekstual, Fungsional, Integratif, dan Apresiatif dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI

 

Penerapan prinsip-prinsip kontekstual, fungsional, integratif, dan apresiatif dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD/MI dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan menghubungkannya dengan kehidupan nyata, menggunakan bahasa secara efektif, mengintegrasikan keterampilan berbahasa, dan mengembangkan apresiasi terhadap karya sastra.

 

Prinsip Kontekstual: Menghubungkan Materi dengan Kehidupan Nyata

 

Prinsip kontekstual menekankan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam konteks yang relevan dengan kehidupan siswa. Guru dapat menggunakan contoh-contoh nyata dari lingkungan sekitar siswa, seperti kegiatan sehari-hari, budaya lokal, dan isu-isu terkini. Misalnya, dalam pembelajaran tentang teks deskripsi, guru dapat meminta siswa untuk mendeskripsikan lingkungan sekolah mereka atau objek-objek yang ada di sekitar mereka. Dengan menghubungkan materi dengan kehidupan nyata, siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat materi pelajaran.

 

Prinsip Fungsional: Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Efektif

 

Prinsip fungsional berfokus pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa secara efektif dalam berbagai situasi komunikasi. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa dalam konteks yang autentik, seperti berdialog, berpidato, menulis surat, atau membuat presentasi. Misalnya, dalam pembelajaran tentang teks persuasi, guru dapat meminta siswa untuk membuat iklan produk atau kampanye sosial. Dengan berlatih menggunakan bahasa dalam berbagai situasi, siswa akan lebih percaya diri dan terampil dalam berkomunikasi.

 

Prinsip Integratif: Mengintegrasikan Keterampilan Berbahasa

 

Prinsip integratif menekankan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara terpadu, dengan mengintegrasikan keempat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang melibatkan keempat keterampilan tersebut secara simultan. Misalnya, dalam pembelajaran tentang teks cerita, guru dapat meminta siswa untuk mendengarkan cerita, mendiskusikannya, membaca teks cerita, dan menulis ulang cerita tersebut dengan gaya mereka sendiri. Dengan mengintegrasikan keterampilan berbahasa, siswa akan lebih memahami dan menguasai bahasa secara menyeluruh.

 

Prinsip Apresiatif: Mengembangkan Apresiasi Terhadap Karya Sastra

 

Prinsip apresiatif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai karya sastra. Guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan membaca, menganalisis, dan menafsirkan karya sastra. Misalnya, guru dapat meminta siswa untuk membaca puisi, mendiskusikan makna puisi, dan membuat interpretasi mereka sendiri. Dengan mengembangkan apresiasi terhadap karya sastra, siswa akan lebih memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam karya sastra dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai balasan WIWIT ANDRIANI

Re: menjawab pertanyaan sesi 3

oleh JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak👋 mohon izin untuk menanggapi jawabannya ya.

Menurut saya jawabannya sudah bagus, untuk sama-sama memperdalam pemahaman kita saya ingin bertanya, pada prinsip kontekstual terdapat salah satu komponen yaitu Refleksi untuk memastikan siswa memahami dan menerima dengan baik materi yang baru diajarkan, menurut kakak dengan contoh penerapan prinsip kontekstual di atas dengan cara meminta siswa mendeskripsikan lingkungan sekolah mereka dan objek-objek yang ada di sekitar mereka, bagaimana cara contoh refleksi yang bisa dilakukan dari contoh kegiatan tersebut?

Terimakasih🙏
Sebagai balasan JUMIYATI JUMIYATI

Re: menjawab pertanyaan sesi 3

oleh AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Halo kak izin menjawab, tolong koreksinya jika ada kesalahan

Untuk refleksi dalam pembelajaran kontekstual, tujuan utamanya adalah memastikan siswa benar-benar memahami materi yang telah diajarkan serta mampu mengaitkannya dengan pengalaman nyata mereka. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan refleksi dari kegiatan menulis deskripsi tentang lingkungan sekolah atau tempat favorit mereka:

Jurnal Reflektif: Setelah siswa menyelesaikan tugas menulis, minta mereka menulis jurnal reflektif. Dalam jurnal ini, siswa bisa menjawab beberapa pertanyaan, seperti:

Apa yang mereka pelajari dari menulis tentang lingkungan sekolah atau tempat favorit?
Apa kesulitan yang mereka hadapi dalam menulis deskripsi tersebut?
Bagaimana pengalaman langsung mereka di lingkungan tersebut membantu mereka dalam menulis?
Bagaimana kegiatan ini membantu mereka memahami materi lebih baik?
Jurnal ini dapat memberi siswa kesempatan untuk merenungkan proses pembelajaran dan mengidentifikasi apa yang telah mereka pelajari.

Diskusi Refleksi: Ajak siswa melakukan diskusi terbuka di kelas setelah tugas menulis selesai. Guru bisa memimpin diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif, seperti:

Apa yang baru kamu sadari tentang lingkungan sekolah atau tempat favoritmu setelah menulis deskripsi ini?
Bagaimana pengalaman kamu menulis deskripsi ini dapat membantu kamu menulis teks deskriptif lain di masa depan?
Apakah ada hal-hal yang ingin kamu perbaiki dari tulisanmu setelah mendengar pendapat teman atau guru?
Diskusi ini tidak hanya membantu siswa merenungkan tulisan mereka, tetapi juga memungkinkan mereka mendengarkan perspektif dari teman-teman mereka.

Kartu Refleksi: Berikan kartu refleksi kecil kepada siswa dan minta mereka menuliskan satu hal yang mereka pelajari dari kegiatan menulis tersebut dan satu hal yang masih ingin mereka pahami lebih lanjut. Ini adalah cara singkat dan efektif untuk mengetahui pemahaman siswa secara individu dan melihat apakah ada konsep yang perlu dijelaskan lebih lanjut.

Presentasi atau Pameran Karya: Siswa dapat mempresentasikan hasil tulisan mereka kepada teman sekelas. Setelah presentasi, mereka dapat merefleksikan bagaimana umpan balik dari teman-teman atau guru membantu mereka meningkatkan pemahaman tentang materi atau memperbaiki tulisan. Ini juga memberi kesempatan siswa untuk merenungkan apa yang mereka capai dan apa yang bisa mereka perbaiki di masa depan.

Evaluasi Diri: Siswa dapat diberikan rubrik penilaian diri untuk mengevaluasi tulisan mereka sendiri. Mereka bisa menilai aspek-aspek seperti kejelasan deskripsi, penggunaan detail yang sesuai, dan keterkaitan tulisan mereka dengan lingkungan nyata. Setelah menilai, mereka bisa menuliskan refleksi tentang bagian mana yang sudah baik dan bagian mana yang perlu ditingkatkan.

Dengan metode refleksi ini, siswa tidak hanya mengevaluasi hasil akhir, tetapi juga memahami proses berpikir mereka selama pembelajaran dan bagaimana pembelajaran itu relevan dengan kehidupan nyata mereka.