Diskusi Sesi Ke-3

Menjawab pertanyaan sesi 3

Menjawab pertanyaan sesi 3

oleh APRIL YANA YULIANI -
Jumlah balasan: 3

1. Prinsip Kontekstual

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI perlu dikaitkan dengan situasi kehidupan nyata siswa. Materi yang diberikan harus sesuai dengan konteks sehari-hari, seperti lingkungan rumah, sekolah, atau masyarakat. Dengan demikian, siswa lebih mudah memahami bahasa karena mereka belajar dalam konteks yang familiar. Misalnya, siswa diajak untuk membaca cerita tentang lingkungan sekitar, kemudian berdiskusi tentang cara menjaga kebersihan di sekolah.

2. Prinsip Fungsional

Bahasa Indonesia diajarkan sebagai alat komunikasi yang fungsional. Siswa harus diajari cara menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya, setelah belajar mengenai tata bahasa, siswa diminta membuat cerita pendek atau surat yang relevan dengan pengalaman mereka, seperti menulis surat kepada teman atau orang tua. Dengan begitu, mereka akan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai situasi.

3. Prinsip Integratif

Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya berfokus pada satu keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis), tetapi mengintegrasikan semuanya. Misalnya, dalam satu aktivitas, siswa bisa mendengarkan cerita, kemudian mendiskusikan isinya, dan akhirnya menulis ringkasan atau tanggapan. Ini membantu siswa menguasai keterampilan berbahasa secara holistik.

4. Prinsip Apresiatif

Dalam pembelajaran sastra, siswa diajak untuk mengapresiasi karya sastra seperti cerita rakyat, puisi, dan novel. Dengan membaca dan memahami karya sastra, siswa belajar nilai-nilai moral, budaya, dan kehidupan. Guru bisa mengajak siswa untuk berdiskusi tentang tokoh-tokoh dalam cerita rakyat dan apa yang bisa dipelajari dari mereka, atau mengajak siswa menulis puisi untuk mengekspresikan perasaan mereka. Hal ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta rasa cinta terhadap karya sastra.

Sebagai balasan APRIL YANA YULIANI

Re: Menjawab pertanyaan sesi 3

oleh JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak👋, ijin menanggapi jawabannya ya.

Untuk menindaklanjuti sesi diskusi kita di zoommeet tadi malam, pada prinsip kontekstual terdapat beberapa komponen salah satunya yaitu penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment), dimana penilaiannya bukan hanya dari guru tetapi bisa dari teman atau orang lain. Kita ambil dari contoh penerapan prinsip kontekstual yang kakak terapkan yaitu mengajak siswa membaca cerita tentang lingkungan sekitar, kemudian berdiskusi tentang cara menjaga kebersihan di sekolah. Menurut pendapat kakak, bagaimana cara melakukan penilaian yang sebenarnya tersebut oleh teman atau orang lain dari contoh kegiatan yang kakak pilih tersebut untuk menerapkan prinsip kontekstual dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia?

Terimakasih🙏
Sebagai balasan JUMIYATI JUMIYATI

Re: Menjawab pertanyaan sesi 3

oleh AFIFAH AFRA AMATULLAH -
Hallo kak izin menjawab ya, tolong koreksi jika ada kesalahan

Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) dalam konteks pembelajaran kontekstual memang melibatkan siswa dalam situasi nyata, di mana penilaian bisa dilakukan oleh guru, teman, atau pihak lain. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan penilaian yang sebenarnya dari contoh kegiatan membaca cerita tentang lingkungan sekitar dan berdiskusi tentang cara menjaga kebersihan di sekolah:

Penilaian Antarteman (Peer Assessment):

Setelah siswa membaca cerita dan berdiskusi, minta mereka saling menilai kontribusi teman-temannya dalam diskusi. Mereka bisa memberikan penilaian terhadap:
Seberapa aktif dan relevan teman dalam memberikan ide atau gagasan tentang menjaga kebersihan.
Kualitas argumentasi atau pendapat yang diberikan (apakah logis dan berdasarkan cerita atau pengalaman nyata).
Sikap dan keterlibatan dalam diskusi, seperti kemampuan mendengarkan pendapat orang lain dan menghormati pandangan yang berbeda.
Penilaian ini bisa dilakukan dengan rubrik sederhana atau melalui form yang berisi skala penilaian dari 1-5, serta kolom komentar untuk memberikan masukan membangun.
Penilaian oleh Masyarakat Sekolah (Guru Lain atau Staf Sekolah):

Libatkan guru lain atau staf sekolah, seperti petugas kebersihan, untuk memberikan penilaian terhadap cara siswa berpartisipasi dalam upaya menjaga kebersihan di sekolah. Misalnya, setelah diskusi, siswa bisa membuat rencana aksi nyata menjaga kebersihan sekolah. Guru atau staf kebersihan bisa menilai bagaimana rencana tersebut diterapkan oleh siswa di lingkungan sekolah.
Penilaian ini fokus pada aplikasi nyata dari diskusi yang sudah dilakukan, seperti keterlibatan siswa dalam menjaga kebersihan di sekolah sehari-hari.
Penilaian Mandiri (Self-Assessment):

Minta siswa untuk melakukan evaluasi diri setelah diskusi. Mereka dapat menilai diri sendiri berdasarkan partisipasi dalam diskusi, pemahaman terhadap cerita yang dibaca, serta komitmen untuk menerapkan hasil diskusi (misalnya, menjaga kebersihan di sekolah).
Siswa bisa menggunakan rubrik evaluasi diri yang menilai keterampilan seperti kemampuan berkomunikasi, pemahaman konten, dan kontribusi terhadap ide-ide yang dibahas.
Penilaian Berbasis Proyek:

Sebagai tindak lanjut dari diskusi tentang cara menjaga kebersihan sekolah, siswa dapat diminta untuk membuat proyek kelompok, misalnya membuat poster atau kampanye kebersihan sekolah. Penilaian proyek ini dapat dilakukan oleh guru, teman sekelas, dan bahkan orang tua atau komunitas sekolah.
Penilaiannya bisa mencakup kualitas konten poster atau kampanye, kerja sama dalam kelompok, kreativitas, serta dampak nyata dari kampanye tersebut di lingkungan sekolah.
Observasi:

Guru atau pihak lain yang terlibat bisa melakukan observasi langsung selama diskusi atau saat siswa menerapkan hasil diskusi dalam menjaga kebersihan. Penilaian observasi ini lebih bersifat kualitatif, di mana guru mencatat perilaku siswa, kualitas partisipasi, serta sikap mereka dalam bekerja sama menjaga kebersihan sekolah.
Penilaian yang sebenarnya ini memberikan siswa kesempatan untuk dievaluasi tidak hanya dari aspek kognitif, tetapi juga dari aspek sikap, keterampilan, dan penerapan nyata. Selain itu, melibatkan teman dan pihak lain dalam penilaian memperkaya pengalaman belajar siswa dan memperkuat rasa tanggung jawab sosial mereka.
Sebagai balasan JUMIYATI JUMIYATI

Re: Menjawab pertanyaan sesi 3

oleh NUR HALIZSAH ANDINI -
Izin ya kak untuk menjawab pertanyaannya

Untuk melakukan penilaian oleh teman atau orang lain dalam penerapan prinsip kontekstual pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, langkah-langkah berikut bisa diterapkan:
1. Penilaian Sejawat (Peer Assessment): Setelah siswa membaca cerita dan berdiskusi, setiap siswa dapat diminta untuk menilai kontribusi temannya menggunakan rubrik sederhana yang mencakup aspek seperti:
-Keaktifan dalam diskusi: Apakah siswa aktif memberikan pendapat?
-Kualitas kontribusi: Apakah ide-ide yang disampaikan relevan dan jelas?
-Kerjasama dalam kelompok: Bagaimana interaksi siswa dengan teman-temannya?
Perlu diperhatikan bahwa dalam penilaian antar teman ini sebagai guru harus memperhatikan dan memberikan indikator yang jelas agar pada saat penilain berlangsung sesuai dengan kegiatan yang dilakukan atau tepat sasaran.

2. Observasi oleh Orang Lain: Misalnya, petugas kebersihan sekolah dapat dilibatkan untuk mengamati perubahan perilaku siswa terkait kebersihan setelah diskusi. Mereka bisa memberikan masukan tentang tindakan nyata yang dilakukan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah. Dalam hal observasi orang lain ini bisa saja pihak sekolah seperti guru, petugas kebersihan (opas), maupun orang tua juga ikut terlibat dengan ikut memberikan penilaian berdasarkan hasil observasinya dengan adanya buku catatan kebersihan yang dimiliki oleh sekolah untuk mendapatkan informasi bahwa setelah siswa belajar tentang kebersihan lingkungan kemudian mempraktekan dalam kehidupan nyata.

3. Penilaian Diri (Self-Assessment): Siswa juga bisa diminta untuk melakukan refleksi tentang partisipasi mereka dalam diskusi dan upaya menjaga kebersihan, sehingga melibatkan penilaian mandiri. Dalam penilain diri ini tanggung jawab penuh siswa tersebut untuk memberikan penilaian dirinya apakah ada perbaikan setiap proses yang telah dia lakukan.

Cara ini menumbuhkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran dan meningkatkan keterlibatan pihak lain dalam proses penilaian.
 
Terima kasih.