Kepemimpinan para tokoh pendiri Studie Club dan pemimpin-pemimpin Perhimpunan Indonesia yang bisa dijadikan model bagi kepemimpinan nasional Indonesia saat ini memiliki beberapa karakteristik penting:
a. Berorientasi pada Pendidikan dan Intelektualitas
Tokoh-tokoh seperti Soetomo (pendiri Studie Club) dan pemimpin Perhimpunan Indonesia (seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir) sangat menekankan pentingnya pendidikan untuk membangkitkan kesadaran nasional. Mereka meyakini bahwa perubahan hanya bisa dicapai melalui pencerahan intelektual dan peningkatan kapasitas masyarakat. Model kepemimpinan ini relevan untuk menghadapi tantangan kebangsaan saat ini, di mana pendidikan menjadi kunci dalam melawan kemiskinan, radikalisme, dan ketidakadilan.
b. Kritis dan Visioner
Para pemimpin ini mampu melihat jauh ke depan dan memiliki visi yang jelas untuk masa depan Indonesia. Mereka kritis terhadap sistem kolonial yang menindas, tetapi juga memberikan alternatif dengan visi kebangsaan yang lebih baik. Kepemimpinan yang kritis dan visioner sangat penting untuk menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan saat ini, seperti korupsi, ketidaksetaraan, dan polarisasi sosial.
c. Mandiri dan Anti-Kompromi Terhadap Kolonialisme Pemimpin Perhimpunan Indonesia, seperti Mohammad Hatta, memiliki sikap mandiri dan tidak bersedia berkompromi dengan kolonialisme. Mereka mengedepankan perjuangan tanpa kekerasan, tetapi tetap tegas dalam menuntut kemerdekaan penuh. Kepemimpinan yang mandiri dan tidak mudah diintervensi sangat dibutuhkan saat ini untuk menghadapi tekanan eksternal atau pengaruh asing yang dapat merusak kedaulatan dan stabilitas negara.
d. Berjuang Secara Kolektif dan Membangun Kesadaran Kolektif baik Studie Club maupun Perhimpunan Indonesia memiliki semangat kolektif. Mereka mengedepankan kerja sama, solidaritas, dan keterlibatan semua elemen masyarakat dalam perjuangan mereka. Kepemimpinan kolektif ini sangat relevan saat ini, di mana tantangan kebangsaan memerlukan keterlibatan berbagai lapisan masyarakat untuk mencapai solusi yang inklusif dan berkeadilan.
e. Berani Melawan Ketidakadilan
Tokoh-tokoh ini juga dikenal berani melawan ketidakadilan, meskipun sering menghadapi risiko besar, termasuk penjara atau pengasingan. Kepemimpinan yang berani dan tegas melawan ketidakadilan dibutuhkan di masa kini, terutama dalam menghadapi tantangan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketimpangan sosial.
f. Mengutamakan Dialog dan Diplomasi Banyak dari mereka, terutama Hatta dan Sjahrir, mengedepankan cara-cara diplomasi dan dialog sebagai sarana perjuangan, baik dalam menghadapi Belanda maupun di forum internasional. Kepemimpinan yang mengutamakan dialog dan penyelesaian damai sangat penting dalam menghadapi berbagai konflik internal dan eksternal yang dihadapi Indonesia sebagai negara.