Di era modern ini tak semua kegiatan usaha selalu berorientasi pada keuntungan (laba). Trend berwirausaha kini sudah perlahan bergeser ke arah pemerataan ekonomi melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Cara ini dinilai lebih humanis dibandingkan dengan sekedar mempekerjakan seseorang dan memberi upah kerja. Melalui kewirausahaan sosial atau yang dikenal dengan nama sociopreneur masyarakat diberikan bimbingan untuk dapat mengembangkan keterampilannya, dan diberikan ruang untuk dapat mengaplikasikan segala kemampuannya dalam sebuah kegiatan perekonomian. Baik dalam bentuk menjual jasa, atau menjual barang. Dengan adanya istilah sociopreneur ini, kegiatan perekonomian juga tidak melulu berkutat pada bos dan pekerja. Namun bisa pula terjadi dalam bentuk hubungan rekan bisnis, inilah yang mendasari pendapat saya bahwa sociopreneur dinilai lebih humanis dibandingkan dengan jenis usaha pada umumnya. Bagaimana pendapatmu ?
Saya sepakat dengan pendapat saudari Galih Adwinda mengenai perspektif sociopreneurship. Memang sociopreneurship merupakan bentuk model kewirausahaan yang humanis karena di setiap kegiatan yang dilakukan oleh pelaku sociopreneurship selalu melibatkan atau berhubungan dengan orang lain. Sociopreneurship tidak hanya berfokus pada value profit yang dimiliki oleh pelaku usaha namun sociopreneurship juga berfokus pada value sosial yang diujukan untuk menyejahterakan masyarakat secara luas.