Mengembangkan dan memilih sumber belajar Bahasa dan Sastra Indonesia yang mendukung penguasaan keterampilan berbahasa sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa di SD/MI memerlukan pendekatan yang holistik. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Pilih Materi yang Kontekstual dan Relevan
Pilih teks atau cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, agar mereka dapat lebih mudah menghubungkan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam materi tersebut. Misalnya, cerita rakyat, fabel, dan dongeng tradisional Indonesia yang sarat akan nilai-nilai moral seperti kejujuran, kerja keras, dan saling tolong-menolong.
Contoh: Cerita rakyat "Malin Kundang" bisa digunakan untuk menanamkan nilai bakti kepada orang tua.
2. Integrasi dengan Keterampilan Berbahasa
Kembangkan sumber belajar yang tidak hanya berfokus pada pengajaran tata bahasa atau keterampilan menulis, tetapi juga membaca kritis, berbicara dengan sopan, serta mendengar dengan baik. Saat siswa terlibat dalam diskusi atau presentasi, guru bisa mengarahkan siswa untuk mengekspresikan pandangan mereka tentang nilai-nilai moral yang ditemukan dalam teks.
Contoh: Saat membaca teks, minta siswa untuk menganalisis karakter tokoh dalam cerita dan menyebutkan sifat positif atau negatif dari tokoh tersebut.
3. Berikan Tugas Kreatif yang Mendorong Refleksi Nilai Karakter
Sumber belajar harus mencakup tugas-tugas kreatif seperti membuat cerita, puisi, atau drama berdasarkan tema-tema moral. Hal ini akan mendorong siswa tidak hanya memahami bahasa secara teknis, tetapi juga bagaimana menerapkan nilai karakter dalam kehidupan mereka.
Contoh: Setelah membaca cerita tentang gotong royong, minta siswa untuk menulis cerita pendek yang menampilkan bagaimana mereka dapat mempraktikkan kerja sama di lingkungan sekolah.
4. Manfaatkan Media Digital dan Interaktif
Sumber belajar berbasis digital, seperti video, aplikasi, atau permainan edukatif yang memuat kisah-kisah inspiratif, dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa. Media digital bisa menambah elemen interaktif yang memudahkan siswa untuk terlibat lebih dalam.
Contoh: Video animasi tentang perjuangan seorang anak menjaga lingkungannya bisa diikuti dengan diskusi tentang kepedulian sosial dan lingkungan.
5. Kolaborasi dan Diskusi Kelompok
Bentuk sumber belajar yang mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok, karena kegiatan kolaboratif dapat menumbuhkan rasa empati, toleransi, dan tanggung jawab. Diskusi kelompok bisa mengangkat tema-tema tentang pentingnya kerjasama, saling menghargai, dan mendengarkan pendapat orang lain.
Contoh: Siswa dikelompokkan untuk berdiskusi mengenai cerita tertentu, dan diminta untuk mengekspresikan nilai-nilai karakter yang muncul dalam cerita tersebut, serta bagaimana mereka bisa menerapkannya di sekolah.
6. Kembangkan Sumber Belajar yang Terpadu dengan Pembelajaran Karakter
Guru dapat mengembangkan modul pembelajaran yang menekankan keterampilan berbahasa sambil tetap memasukkan elemen pengembangan karakter. Misalnya, setiap materi bahasa dapat diikuti dengan refleksi pribadi atau diskusi tentang karakter.
Contoh: Pada pelajaran menulis narasi, siswa bisa diminta untuk menulis tentang pengalaman pribadi di mana mereka menerapkan salah satu nilai moral, seperti kejujuran atau tanggung jawab.
7. Evaluasi dengan Fokus pada Keterampilan dan Karakter
Penilaian sumber belajar tidak hanya mengukur kemampuan bahasa siswa, tetapi juga penghayatan mereka terhadap nilai-nilai karakter yang terkandung dalam materi. Evaluasi ini bisa berbentuk esai, presentasi, atau bahkan permainan peran.
Contoh: Siswa bisa dinilai dari cara mereka mengekspresikan nilai karakter dalam drama atau skenario yang mereka ciptakan sendiri.
8. Penyelarasan dengan Kurikulum
Pastikan sumber belajar yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, terutama Kurikulum Merdeka Belajar, yang menekankan pentingnya pengembangan karakter dan penguasaan keterampilan abad 21, termasuk keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
9. Libatkan Orang Tua dalam Pembelajaran
Untuk memperkuat nilai-nilai karakter, sumber belajar juga bisa melibatkan peran orang tua dalam kegiatan belajar. Misalnya, tugas-tugas tertentu bisa meminta siswa untuk berdiskusi dengan orang tua tentang nilai-nilai yang dipelajari.
Contoh: Minta siswa untuk berbicara dengan orang tua mereka tentang pengalaman di mana mereka harus menunjukkan integritas atau kerja sama, dan membagikannya di kelas.
Dengan strategi-strategi ini, sumber belajar Bahasa dan Sastra Indonesia di SD/MI dapat berfungsi ganda, mengajarkan keterampilan bahasa sambil memperkuat karakter siswa.