1. Proses formulasi kebijakan publik harus mempertimbangkan berbagai alternatif solusi karena setiap masalah sosial memiliki banyak dimensi dan penyebab. Dengan mengeksplorasi berbagai opsi, pembuat kebijakan dapat menemukan pendekatan yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, mempertimbangkan alternatif membantu mengurangi risiko dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih informasional, sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
2. Keterlibatan pemangku kepentingan dalam formulasi kebijakan dapat meningkatkan efektivitas kebijakan karena mereka membawa perspektif dan pengalaman yang beragam. Dengan melibatkan masyarakat, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah, pembuat kebijakan dapat memahami kebutuhan dan harapan yang berbeda. Proses kolaboratif ini menciptakan rasa kepemilikan di antara pemangku kepentingan, sehingga mereka lebih cenderung mendukung dan berkontribusi pada implementasi kebijakan, yang pada gilirannya meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan kebijakan tersebut.