Diskusi dan Tanya Jawab

Pertanyaan

Pertanyaan

oleh JUWITA PANCA PRATIWI -
Jumlah balasan: 5

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Saya juwita Panca Pratiwi dari universitas Muhammadiyah Kotabumi, izin bertanya mengenai kata majemuk serangkai, saya sudah membaca anakes pertemuan 7 yang sudah di sediakan oleh bu Dewi 

Saya kurang mengerti mengenai pembahasan majemuk serangkai, bahwasanya kata majemuk serangkai di jelaskan pada penulisan itu ialah  dalam bahasa Indonesia sebagian besar kata majemuk itu sedang proses penyatuan, selama proses ini belum selesai maka kata majemuk serangkai akan di tuliskan secara terpisah.contoh nya anakbawang menjadi anak bawang.

Pertanyaan saya, bagaimana jika proses majemuk ini belum selesai tetapi tetap kita jumpai di tulisan baik itu buku, makalah maupun bacaan lain nya, masih menggunakan kata majemuk serangkai yang dalam proses penyatuan, apakah kata majemuk itu di katakan salah? Atau bagaimana? Lalu, ketika itu kita jumpai di artikel atau bacaan lain nya langkah apa yang harus kita ambil untuk menyikapi penulisan kesalahan berbahasa tersebut🙏🏻 terima kasih wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh🙏🏻

Sebagai balasan JUWITA PANCA PRATIWI

Re: Pertanyaan

oleh DEWI RATNANINGSIH -
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Juwita Panca Pratiwi. Terima kasih atas pertanyaan Anda yang sangat menarik dan mendalam. Berikut penjelasan komprehensif mengenai kata majemuk serangkai dan cara menyikapi penulisan yang mungkin keliru.
Penjelasan Kata Majemuk Serangkai

Kata majemuk serangkai dalam bahasa Indonesia mengacu pada gabungan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru dan ditulis sebagai satu kesatuan. Proses penyatuan kata majemuk ini sering kali memerlukan waktu karena kebakuan penulisan bergantung pada penerimaan umum dan konvensi bahasa.

Contoh:

Anak bawang yang berarti "seseorang yang dianggap tidak berpengaruh" ditulis terpisah karena kata ini belum dianggap berpadu sempurna.
Sebaliknya, kata seperti antarbangsa dan kerjasama sudah dianggap berpadu dan ditulis serangkai.
Sebagai balasan JUWITA PANCA PRATIWI

Re: Pertanyaan

oleh LUSI LIAN SARI -
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
saya Lusi Lian Sari NPM 2121004 Universitas Baturaja izin menjawab pertanyaan saudari Juwita Panca Pratiwi yang dapat saya simpulkan dari pertanyaan saudari yaitu
1. Apakah penggunaan kata majemuk yang sedang dalam proses pembentukan dianggap salah?
2. Apa yang harus dilakukan jika kita menemukan kata majemuk seperti itu dalam tulisan?

1. Kata Majemuk yang Belum Baku:
- Bahasa itu dinamis dan terus berkembang. Kata majemuk baru sering kali muncul sebagai hasil dari inovasi, penyesuaian dengan zaman, atau pengaruh dari bahasa lain.
- Penggunaan kata majemuk yang belum masuk kamus atau belum dianggap baku memang sering menimbulkan pertanyaan.
- Namun, tidak serta-merta penggunaan kata tersebut dianggap salah. Terkadang, kata-kata baru yang kreatif justru memperkaya bahasa.

2. Apa yang Harus Dilakukan:
-Jika sebagai pembaca:
-Terima dengan lapang dada: Bahasa selalu berevolusi, dan kata-kata baru akan terus muncul.
-Coba cari konteksnya: Kadang, makna kata baru tersebut dapat dipahami dari konteks kalimat.
-Berikan masukan: Jika merasa perlu, kita bisa memberikan masukan kepada penulis atau editor terkait penggunaan kata tersebut.
-Jika sebagai penulis:
-Pertimbangkan konteks: Apakah kata majemuk baru tersebut sudah cukup jelas maknanya dan sesuai dengan konteks tulisan?
-Cari alternatif: Jika ragu, bisa mencari alternatif kata yang lebih baku atau menggunakan frasa yang lebih panjang untuk menjelaskan maksud.
* Perhatikan target pembaca: Jika tulisan ditujukan untuk pembaca awam, mungkin sebaiknya hindari penggunaan kata-kata yang terlalu baru atau tidak umum.
Kesimpulannya:
Penggunaan kata majemuk yang belum baku adalah fenomena yang wajar dalam perkembangan bahasa. Tidak ada aturan mutlak yang melarang penggunaannya. Namun, sebagai pengguna bahasa, kita perlu bijak dalam memilih kata dan memperhatikan konteks penggunaannya.
Baik hanya ini yang dapat saya sampaikan kurang dan lebihnya saya mohon maaf🙏
Sebagai balasan LUSI LIAN SARI

Re: Pertanyaan

oleh DWI ANDESNIA -
Assalamualaikum, perkenalkan saya dwi andesnia 2121 dari (Unbara), menanggapi jawaban saudara lusi lian sari
Yang pertanyaan dari

1.Apakah penggunaan kata majemuk yang sedang dalam proses pembentukan dianggap salah?
2. Apa yang harus dilakukan jika kita menemukan kata majemuk seperti itu dalam tulisan?


• Penggunaan kata majemuk yang sedang dalam proses pembentukan tidak dianggap salah, asalkan mengikuti kaidah bahasa yang berlaku. Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru. Dalam perkembangannya, bahasa terus mengalami perubahan dan pembentukan kata baru, termasuk kata majemuk. Selama kata majemuk tersebut dipahami dan sesuai dengan konteks, penggunaannya dapat diterima.

• Jika menemukan kata majemuk yang sedang dalam proses pembentukan dalam tulisan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

• Periksa kesesuaian dengan kaidah bahasa: Pastikan kata tersebut sesuai dengan aturan ejaan dan tata bahasa yang berlaku, misalnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

• Periksa konteks dan makna: Pastikan bahwa kata majemuk tersebut digunakan dalam konteks yang tepat dan memberikan makna yang jelas bagi pembaca.

• Pertimbangkan konsistensi: Jika menulis untuk keperluan formal atau akademik, gunakan kata majemuk yang sudah baku. Namun, jika untuk keperluan kreatif atau informal, penggunaan kata baru lebih fleksibel.

• Tambahkan penjelasan jika perlu: Jika kata majemuk tersebut mungkin belum umum dikenal, tambahkan penjelasan atau definisi untuk membantu pemahaman pembaca
Sebagai balasan JUWITA PANCA PRATIWI

Re: Pertanyaan

oleh FUTRI REGINA -
waallaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh, Juwita saya izin menanggapi pertanyaan saudara:

Memang, penulisan kata majemuk sering mengalami perubahan dan belum selalu memiliki aturan yang pasti, terutama untuk kata majemuk yang masih dalam proses penyatuan. Jika kita menjumpai kata majemuk serangkai yang masih dalam proses penyatuan di tulisan baik buku, makalah, maupun artikel, maka kita dapat menganalisisnya dengan memperhatikan beberapa hal: Pertama, perhatikan konteks penggunaan kata tersebut. Apakah kata tersebut sudah umum digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari dan sudah dimiliki makna yang jelas? Jika ya, maka kita dapat menganggap kata tersebut sebagai kata majemuk yang sudah solid meskipun masih menggunakan tulisan serangkai. Kedua, kita juga perlu memperhatikan aturan ejaan yang ada. Jika ada aturan ejaan yang menentukan penulisan kata tersebut dalam bentuk gabungan, maka kita harus menyesuaikan dengan aturan tersebut. Ketiga, jika kita merasa ragu dengan penulisan kata majemuk tersebut, maka kita dapat mencari referensi dari sumber yang lebih akurat, seperti kamus bahasa Indonesia atau pedoman ejaan yang dikeluarkan oleh badan bahasa.

Sebagai contoh, kata "pengantar acara" masih sering ditulis dalam bentuk serangkai, meskipun dalam aturan ejaan baru, kata tersebut seharusnya ditulis "pengantar acara". Meskipun masih banyak yang menggunakan penulisan "pengantar acara", penulisan yang benar adalah "pengantar acara".

Jadi dapat disimpulkan bahwa, penulisan kata majemuk yang masih dalam proses penyatuan memang memiliki perbedaan pendapat dan belum selalu pasti. Hal penting adalah kita harus mencari informasi yang lebih akurat dan memperhatikan konteks penggunaan kata tersebut dalam tulisan.

Terima Kasih.
Sebagai balasan JUWITA PANCA PRATIWI

Re: Pertanyaan

oleh FEGI ANORA -
Assalamualaikum Wr.Wb
Perkenalkan saya Fegi Anora NPM.2121003 dari Unbara akan menjawab pertanyaan dari saudari Juwita

Proses Penyatuan Kata Majemuk
Proses Penyatuan:
Banyak kata majemuk yang masih dalam tahap penyatuan. Artinya, penggunaannya belum sepenuhnya baku dan bisa ditemukan dalam bentuk serangkai atau terpisah tergantung konteks dan kebiasaan.
Penggunaan dalam Teks:
Jika menemukan kata majemuk yang masih dalam proses penyatuan ditulis serangkai dalam buku atau artikel, itu mungkin tidak sesuai dengan kebakuan saat ini. Namun, itu tidak selalu berarti salah, karena bahasa terus berkembang.
Langkah Menyikapi Penulisan
Rujuk KBBI:
Selalu periksa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk memastikan penulisan yang baku. KBBI menjadi pedoman utama dalam menentukan apakah suatu kata majemuk ditulis serangkai atau terpisah.
Pahami Konteks:
Pertimbangkan konteks penggunaan. Beberapa penulis mungkin memilih bentuk serangkai untuk menekankan makna tertentu.
Konsistensi:
Dalam tulisan akademis atau resmi, gunakan bentuk yang konsisten setelah memutuskan mana yang lebih sesuai atau lebih sering digunakan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.