Dimensi dalam Nanoteknologi
Dalam dunia nanoteknologi, kita seringkali membicarakan material dalam konteks dimensi. Dimensi ini mengacu pada ukuran material dalam skala nanometer (1 nanometer = 10^-9 meter). Secara umum, nanomaterial dapat dikategorikan menjadi:
- Nanopartikel (Nol Dimensi): Partikel ini memiliki semua dimensinya dalam skala nano. Contohnya adalah partikel emas, perak, atau oksida logam yang berukuran sangat kecil.
- Nanofibers atau Nanowires (Satu Dimensi): Material ini memiliki satu dimensi yang sangat kecil (dalam skala nano), sementara dua dimensi lainnya relatif lebih besar. Contohnya adalah karbon nanotube dan nanowires silikon.
- Nanoplatelets atau Nanosheets (Dua Dimensi): Material ini memiliki dua dimensi dalam skala nano, sementara satu dimensi lainnya relatif lebih besar. Contoh yang paling terkenal adalah graphene, sebuah lembaran tunggal atom karbon yang tersusun dalam kisi heksagonal.
- Nanomaterials Tiga Dimensi: Material ini memiliki semua dimensinya dalam skala nano, namun biasanya memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan nanopartikel.
Manakah yang Lebih Sering Digunakan?
Jawabannya tidak tunggal, karena penggunaan masing-masing dimensi sangat bergantung pada aplikasi yang diinginkan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, material dua dimensi seperti graphene telah menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti dan industri.
Alasan Kenapa Material Dua Dimensi Sering Digunakan:
- Sifat unik: Material dua dimensi seringkali memiliki sifat fisik dan kimia yang unik dan menarik, seperti kekuatan yang sangat tinggi, konduktivitas listrik dan termal yang baik, serta sifat optik yang istimewa.
- Potensi aplikasi luas: Graphene, misalnya, telah diprediksi memiliki potensi aplikasi yang sangat luas, mulai dari elektronik, komposit, hingga bidang medis.
- Penelitian yang intensif: Sejak penemuannya, graphene telah menjadi subjek penelitian yang sangat intensif, sehingga banyak sifat dan potensinya yang telah terungkap.