Forum Diskusi

Bagaimana mensingkronkan PLTA dengan Pembangkit lainya dalam 1 Grid

Bagaimana mensingkronkan PLTA dengan Pembangkit lainya dalam 1 Grid

by ALANFI SYAHBANA -
Number of replies: 0

Untuk dapat mengirimkan energi listrik dari pembangkit ke jaringan PLN, maka PLTA harus sinkron dengan jaringan PLN agar proses transmisi energi dapat berjalan. Ada pula syarat sinkronisasi tersebut di antaranya terkait :

(1) Tegangan. PLTA harus memiliki output tegangan yang sama dengan jaringan transmisi PLN P2B yaitu 500 kV, 150 kV, atau 20 kV.

 (2) Frekuensi. PLTA di Indonesia harus memiliki output frekuensi jaringan di 50 Hz atau 60 Hz.

 (3) Sudut Phasa. Listrik yang dikeluarkan harus memiliki sudut phasa yang sama dengan sistem transmisi.

PLTA difungsikan sebagai pengendali frekuensi sistem karena memiliki fasilitas Automatic Generating Control (AGC) sehingga setiap terjadi perubahan pada sistem atau jaringan, maka PLTA akan mengendalikan frekuensi yang ada pada jaringan tersebut dengan AGC agar frekuensi sistem terkendali.

PLTA juga berperan sebagai fasilitas black start dan line charging ketika terjadi black out (padam total) saat transmisi pada 500 kilovolts (KV). Fasilitas black start dan line charging dimiliki oleh PLTA karena pembangkit listrik ini beroperasi sangat cepat (fast response).

PLTA hanya membutuhkan waktu sekitar 6 menit untuk memulai transmisi (start) yang kemudian lanjut ke tahap sinkronisasi hingga mencapai beban tertentu di P2B. Selain itu, peran lain dari PLTA yaitu sebagai penyangga beban puncak (peak load) dan sebagai penyangga beban dasar (base load).