1. Studieclub di Indonesia: Di dalam negeri, organisasi seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan Jong Celebes mengedepankan kesadaran kebangsaan berdasarkan latar belakang daerah masing-masing. Dengan munculnya Perhimpunan Indonesia pada 1926, semangat persatuan di kalangan pemuda semakin kuat. Mereka mulai berfokus pada gagasan “Indonesia merdeka” yang kemudian menjadi dasar perjuangan bersama.
2. Perhimpunan Indonesia di Luar Negeri: Di Belanda, para mahasiswa Indonesia membentuk Perhimpunan Indonesia (PI) yang menjadi pusat pengembangan ide-ide kebangsaan dan kemerdekaan. PI menjadi semakin radikal dan mulai memperkenalkan konsep kemerdekaan penuh, mendorong para anggotanya untuk menentang penjajahan. Perhimpunan ini sering berkolaborasi dengan organisasi internasional lainnya untuk memobilisasi dukungan bagi perjuangan Indonesia.
3. Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda: Para pemuda dari berbagai organisasi di Indonesia berkumpul dalam Kongres Pemuda I (1926) dan Kongres Pemuda II (1928), yang berujung pada peristiwa penting, yakni Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda menyatukan pemuda dari berbagai suku dan daerah untuk bersatu dalam satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air, yaitu Indonesia. Peristiwa ini memperkuat identitas nasional dan memberikan dorongan besar dalam perjuangan menuju kemerdekaan.
4. Peran Pemuda dalam Proklamasi Kemerdekaan: Peran pemuda berlanjut saat proklamasi kemerdekaan. Para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, meskipun ada tekanan dari pihak Jepang untuk menunda. Peristiwa ini dikenal sebagai "Peristiwa Rengasdengklok," di mana pemuda seperti Soekarni dan Chairul Saleh berperan dalam mendorong proklamasi tanpa campur tangan Jepang.