Tantangan utama dalam pengembangan desa berbasis pemberdayaan masyarakat dan ekologi antara lain :
1. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, masih banyak masyarakat didesa yang belum memahami pemberdayaan dan pendekatan berbasis ekologi. Kurangnya pengetahuan ini bisa menghambat penerimaan terhadap inisiatif pemberdayaan masyarakat seperti pertanian organik, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, atau konservasi lingkungan. Solusinya edukasi dan pelatihan, dengan menyelenggarakan program pelatihan dan workshop yang melibatkan masyarakat, mereka bisa belajar tentang konsep konsep pemberdayaan dan ekologi secara langsung dengan melibatkan lembaga pendidikan, LSM, dan lain sebagainya. Kampanye kesadaran, menggunakan media lokal termasuk radio desa, media sosial, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keberlanjutan ekologi dan pemberdayaan sosial.
2. Keterbatasan akses sumber daya, baik modal, teknologi, maupun infrastruktur, sering menjadi kendala besar bagi masyarakat desa, tanpa akses yang memadai terhadap sumber daya tersebut, sulit bagi desa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Solusinya pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non pemerintahan (NGO) bisa membentuk kemitraan strategis untuk mendukung desa dengan memberikan akses ke modal, pelatihan, dan teknologi yang ramah lingkungan. Pemberdayaan melalui program mikro finansial, program kredit mikro dan koperasi desa bisa menyediakan akses modal yang diperlukan untuk memulai udana berbasis ekologi atau yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
3. Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, seperti bencana alam yang sering terjadi, pengurangan hasil pertanian, atau kehilangan keanekaragaman hayati. Solusinya dengan melakukan pertanian berkelanjutan dan restorasi ekosistem, masyarakat desa perlu diajarkan tentang praktik pertanian yang berkelanjutan dan konservasi alam, seperti agroforestry atau sistem pertania yang lebih ramah lingkungan. Adaptasi terhadap perubahan iklim, desa perlu mengembangkan strategu adaptasi untuk menghadapi dampak perubahan iklim seperti dengan membangun infrastuktur yang tangguh terhadap bencana atau merancang kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang dapat bertahan dalam kondisi iklim yang berubah.
4. Keterbtasan infrastuktur dan teknologi, infrastruktur yang terbatas, seperti jalan yang rusak, akses air bersih, dan kurangnya fasilitas kesehatan atau pendidikan, sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat desa dan potensi pengembangan yang berbasis ekologi, selain itu keterbatasan teknologi juga menjadi hambatan dalam pengelolaan sumber daya alam secara efisien. Solusinya pemerintah dan pihak terkait perlu mempercepat pembangunan infrastuktur dasar yang mendukung aktivitas ekonomi dan sosial, seperti jalan, listrik, air bersih, dan fasilitas kesehatan. Memperkenalkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas desa, seperti alat pertaniab ramah lingkungan, teknologi irigasi hemat air, atau aplikasi digital yang mendukung pemasaran produk lokal.
Beberapa langkah cara mengatasi secara kolaboratif yang bisa dilakukan antara lain :
- pembangunan kemitraan multi-pihak, dengan membentuk aliansi antara pemerintahan, masyarakat desa, sektor swasta, akademisi, dan LSM untuk merancang dan melaksanakan program pemberdayaan dan ekologi yang saling mendukung
- melakukan pendekatan bottom up (dari masyarakat) dan top down (dari pemerintah), agar kebijakan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan lokal dan mendapat dukungan yang memadai dari pemerintahan
- memanfaatkan kekuatan jaringan sosial yang sudah ada dimasyarakat desa, seperti kelompok tani, kelompok perempuan, kelompok pemuda, untuk menyebatluaskab informasi, berbagi pengalaman dan memperkuat kolaborasi.