Setelah pemerintahan Hindia Belanda runtuh, Jepang membuat pemerintahan militer yang ketat dan membagi Indonesia menjadi tiga bagian: Jawa dan Madura, Sumatera, dan bagian timur lainnya. Meskipun Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan dengan slogan "Asia untuk Asia", tindakan mereka lebih banyak berdampak negatif. Kebijakan eksploitasi sumber daya menyebabkan masyarakat kelaparan dan sakit, dan mereka dipaksa menjadi romusha atau pekerja paksa. Rakyat dipaksa untuk menyerahkan bahan makanan untuk kepentingan militer melalui Program Kinrohosi, yang mengakibatkan kesulitan ekonomi dan kemiskinan yang parah. Selain itu, bahasa Jepang diajarkan untuk kepentingan militer. Oleh karena itu, meskipun ada beberapa perbaikan di bidang pendidikan dan budaya, efek negatif dari kebijakan Jepang lebih dominan. Kondisi rakyat Indonesia secara keseluruhan menjadi lebih buruk.