Menurut pendapat saya, berdasarkan hasil referensi yang telah saya baca sebelum nya, integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan menyimak dan berbicara sangat penting untuk membentuk keterampilan berbahasa sekaligus karakter siswa SD/MI.
Kita sepakat bahwa pemilihan materi yang relevan, seperti cerita rakyat atau fabel, bisa menjadi langkah awal yang efektif. Namun, menurut saya, yang lebih penting adalah bagaimana guru mengarahkan siswa untuk tidak hanya memahami isi cerita tetapi juga merefleksikan nilai moralnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang membuat siswa berpikir lebih dalam, seperti "Apa yang akan terjadi jika kita tidak bersikap jujur seperti dalam cerita tadi?"
Selain itu, diskusi dan bermain peran adalah metode yang menurut saya sangat tepat untuk mengasah keterampilan berbicara sekaligus menanamkan nilai-nilai positif. Dalam diskusi, siswa tidak hanya belajar menyampaikan pendapat, tetapi juga mendengarkan dan menghormati pandangan teman-temannya. Sementara itu, bermain peran memungkinkan siswa untuk secara langsung mempraktikkan nilai-nilai karakter seperti toleransi, kerja sama, atau tanggung jawab dalam situasi nyata yang disimulasikan.
Namun, saya juga ingin menekankan bahwa proses pembelajaran ini tidak hanya tentang materi atau metode, tetapi juga sikap guru dan siswa selama kegiatan. Jika siswa diajarkan untuk menghargai setiap langkah proses—misalnya, mendengarkan dengan baik atau berani berbicara dengan sopan—maka keterampilan berbahasa dan nilai karakter akan berkembang secara bersamaan.
Jadi, menurut saya, mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran menyimak dan berbicara bukan hanya soal meningkatkan kompetensi bahasa, tetapi juga menyiapkan siswa menjadi individu yang lebih matang secara moral dan sosial. Ini adalah kombinasi yang sangat relevan untuk pendidikan di SD/MI, terutama dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.