Diskusi Sesi Ke-2

Jawaban Diskusi 2

Jawaban Diskusi 2

by SELVI PRADANI -
Number of replies: 0

Konsep pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi dan sastra sebagai media ekspresi budaya dapat diterapkan di SD/MI dengan cara yang terintegrasi dalam aktivitas pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan berbahasa, tetapi juga pada pembentukan apresiasi terhadap sastra sebagai bagian dari budaya. Berikut adalah cara-cara penerapan konsep ini di kelas SD/MI untuk mengembangkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra sejak dini:

1. Pembelajaran Bahasa sebagai Alat Komunikasi

  • Menyimak: Pembelajaran bahasa sebagai alat komunikasi dimulai dengan kegiatan menyimak yang melibatkan komunikasi sehari-hari, seperti mendengarkan cerita, dialog, atau instruksi. Melalui menyimak cerita atau percakapan dalam bahasa Indonesia, siswa dapat belajar memahami informasi secara lisan.

    • Penerapan: Misalnya, guru dapat membacakan cerita atau teks pendek yang melibatkan percakapan antara tokoh-tokoh, diikuti dengan pertanyaan untuk menguji pemahaman dan mendorong diskusi tentang pesan yang terkandung dalam teks tersebut.
    • Manfaat: Siswa belajar memahami konteks komunikasi dan meningkatkan keterampilan mendengarkan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berinteraksi sosial.
  • Berbicara: Pembelajaran bahasa juga harus mengembangkan kemampuan berbicara, sehingga siswa dapat menggunakan bahasa secara aktif untuk menyampaikan ide dan berkomunikasi dengan orang lain.

    • Penerapan: Aktivitas berbicara dapat dilakukan melalui diskusi kelompok, presentasi, atau bermain peran berdasarkan cerita atau topik yang sedang dipelajari. Misalnya, siswa dapat berbicara tentang cerita yang mereka dengar atau dibaca, serta berbagi pendapat mereka tentang karakter dan pesan moral dalam cerita tersebut.
    • Manfaat: Aktivitas ini membantu siswa melatih keterampilan berbicara mereka, meningkatkan rasa percaya diri dalam berkomunikasi, dan mengembangkan kemampuan mereka untuk berargumentasi dan mendengarkan pendapat orang lain.

2. Sastra sebagai Media Ekspresi Budaya

  • Membaca: Sastra merupakan sumber yang kaya untuk mengembangkan keterampilan membaca dan memahami teks. Dengan membaca karya sastra, siswa tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga mengenal berbagai budaya, nilai-nilai moral, dan karakter manusia.

    • Penerapan: Menggunakan cerita rakyat, dongeng, puisi, atau cerpen dari berbagai daerah di Indonesia sebagai bahan bacaan. Siswa dapat diberi tugas untuk membaca, merespons, dan berdiskusi tentang karya sastra tersebut, seperti mengidentifikasi tema, karakter, dan nilai moral yang ada dalam cerita.
    • Manfaat: Melalui kegiatan ini, siswa belajar memahami teks sastra dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya serta bahasa Indonesia. Mereka juga dapat mengembangkan kemampuan membaca dengan pemahaman yang lebih dalam tentang struktur dan gaya bahasa.
  • Menulis: Sastra juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi siswa untuk menulis. Menulis bukan hanya untuk mengasah keterampilan berbahasa, tetapi juga untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan kreativitas mereka.

    • Penerapan: Siswa dapat diajak untuk menulis cerita pendek, puisi, atau bahkan drama berdasarkan pengalaman pribadi mereka atau cerita yang telah dipelajari. Misalnya, setelah membaca cerita rakyat, siswa dapat diminta untuk menulis ulang cerita tersebut dengan versi mereka sendiri atau membuat cerita baru yang terinspirasi dari nilai-nilai cerita rakyat tersebut.
    • Manfaat: Kegiatan menulis ini membantu siswa mengekspresikan diri mereka dalam bentuk tulisan, mengasah kemampuan berbahasa, dan memperdalam pemahaman mereka tentang struktur teks sastra.

3. Integrasi Antara Bahasa dan Sastra

  • Penggunaan Sastra dalam Pembelajaran Bahasa: Pembelajaran bahasa di SD/MI dapat mengintegrasikan sastra dalam setiap keterampilan berbahasa. Misalnya, setelah menyimak cerita atau membaca teks sastra, siswa dapat diajak untuk berbicara tentang tema atau karakter dalam cerita tersebut, kemudian menulis tentang pesan moral yang mereka dapatkan, dan akhirnya berdiskusi untuk membahas karya sastra tersebut.
    • Penerapan: Kegiatan seperti membaca cerita pendek, kemudian mendiskusikannya, dan akhirnya menulis refleksi atau esai mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut.
    • Manfaat: Ini tidak hanya mengasah keterampilan berbahasa siswa, tetapi juga menanamkan apresiasi terhadap karya sastra sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan moral.

4. Menumbuhkan Apresiasi terhadap Karya Sastra

  • Penerapan: Siswa dapat dikenalkan dengan karya sastra yang mengandung nilai-nilai budaya lokal atau nasional. Misalnya, mengajak siswa untuk membaca puisi yang menggambarkan keindahan alam Indonesia atau mendengarkan cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia.
    • Aktivitas: Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proyek untuk membuat poster atau presentasi yang menggambarkan elemen budaya atau moral dari karya sastra yang mereka pelajari.
    • Manfaat: Dengan mengenal dan mengapresiasi karya sastra sejak dini, siswa dapat memperluas wawasan mereka mengenai keragaman budaya Indonesia, serta mengembangkan kemampuan untuk mengkritisi dan mengapresiasi karya sastra dalam berbagai bentuk.